Pemerintah Ceko kembali mengusir puluhan diplomat Rusia dari negaranya dan telah diikuti negara tetangga, Slovakia. Rusia berjanji akan membalas tindakan itu.
Oleh
Mahdi Muhammad
·3 menit baca
PRAHA, JUMAT — Hubungan antara Rusia dan Ceko dipastikan akan semakin memburuk setelah Pemerintah Ceko, Kamis (22/4/2021), memerintahkan lebih dari 63 diplomat Rusia untuk segera meninggalkan wilayah negara itu. Para diplomat yang diusir dan harus meninggalkan Ceko paling lambat akhir Mei.
Menteri Luar Negeri Ceko Jakub Kulhanek menyatakan, Rusia tidak akan diizinkan memiliki lebih banyak diplomat di Praha daripada yang dimiliki Ceko saat ini di perwakilan diplomatik mereka di Moskwa.
”Saya tidak ingin mengeskalasi apa pun. Itu bukan peran menteri luar negeri. Namun, Republik Ceko adalah negara yang percaya diri dan akan bertindak sesuai dengan itu,” kata Kulhanek.
Dinas Rahasia Ceko (BIS) berulang kali mengeluarkan peringatan bahwa Moskwa memiliki jumlah diplomat yang tidak proporsional di perwakilan diplomatik mereka di Uni Eropa. Diduga, Rusia menggunakan perwakilan diplomatiknya sebagai basis untuk mata-mata.
Kulhanek mengatakan, Ceko harus menanggapi aktivias agen intelijen Rusia di wilayah mereka. Tindakan yang diambil pada Kamis ini merupakan lanjutan dari tindakan yang sama di akhir pekan lalu, pengusiran 18 diplomat Rusia yang diidentifikasi sebagai mata-mata GRU dan SVR. Tindakan balasan dari Rusia adalah mengusir 20 diplomat Ceko.
Kulhanek menyatakan, Rusialah yang sebenarnya telah membuat hubungan kedua belah pihak memburuk dan bukan Pemerintah Ceko. Dia menambahkan bahwa Praha siap berdiskusi dengan Moskwa tentang bagaimana mengatur jumlah diplomat dan staf perwakilan diplomatik mereka agar keberadaannya di setiap negara efektif.
Langkah baru Pemerintah Ceko ini ditanggapi oleh Pemerintah Rusia. Juru Bicara Kemenlu Rusia Maria Zakharova mengatakan, tindakan Praha mengarah pada penghancuran hubungan diplomasi kedua negara yang sudah terbangun lama. ”Mereka terjebak dalam Russophobia yang tidak terkendali. Kami akan merespons dengan cepat,” kata Zakharova.
Kemenlu Rusia menyatakan akan memanggil Duta Besar Ceko di Rusia untuk mengecam Praha karena peningkatan kampanye anti-Rusia dengan alasan yang dibuat-buat. Zakharova menyatakan, pemilihan bahasa ”ultimatum” dalam pengusiran para diplomat Rusia tidak bisa diterima.
Baku usir diplomat di antara kedua negara terjadi setelah para pemimpin Ceko menyatakan mereka memiliki bukti keterlibatan GRU, badan intelejen militer Rusia untuk operasi luar negeri, terlibat dalam peledakan gudang amunisi di Ceko pada 2014. Data yang diperoleh BIS menyebutkan, dua agen GRU Unit 29155 terlibat dalam ledakan depo amunisi yang menewaskan dua orang. Pemerintah Rusia telah membantah keterlibatan mereka.
Dinas Intelejen GRU juga diduga terlibat dalam upaya pembunuhan mantan mata-mata Rusia yang tinggal di Inggris, Sergei Skripal, dan putrinya. Dua orang Rusia yang diduga agen GRU dan terlibat di dalam upaya pembunuhan itu disidang secara in absentia pada 2018.
Kulhanek dan Michal Koudelka, Kepala Layanan BIS, memberi pengarahan kepada sekutu mereka, NATO, tentang situasi tersebut. ”Sekutu mengungkapkan keprihatinan yang mendalam atas tindakan destabilisasi yang terus dilakukan Rusia di kawasan Euro-Atlantik, termasuk di wilayah aliansi, dan berdiri dalam solidaritas penuh dengan Republik Ceko,” kata mereka dalam sebuah pernyataan.
Adalah Pemerintah Slovakia yang menunjukkan solidaritasnya kepada Pemeritah Ceko. Pemerintah Slovakia, pada hari yang sama, menjadi sekutu NATO pertama yang mengusir diplomat Rusia sebagai tanda solidaritas dengan Ceko. Perdana Menteri Eduard Heger mengatakan, tiga diplomat diberi waktu tujuh hari untuk cuti. Pengusiran mereka didasarkan pada informasi dari badan intelijen negara.
”Kami sangat kecewa dengan tindakan tidak bersahabat dari Bratislava, yang memutuskan untuk menunjukkan solidaritas semu dengan Praha pada kasus yang dibuat-buat,” kata Zakharova. (AP/Reuters)