IDF mengklaim pertahanan udara di sekitar Dimona telah diperkuat untuk mengantisipasi serangan rudal jarak jauh. Faktanya, ada rudal bisa mendarat dan meledak di kota itu.
Oleh
kris mada
·3 menit baca
DAMASKUS, KAMIS — Israel mengakui rudal SA-5 yang ditembakkan Suriah jatuh dan meledak di kota Dimona, Israel. Di kota itu ada reaktor nuklir rahasia Israel.
Angkatan bersenjata Israel, IDF, menyatakan bahwa Damaskus bukan sengaja mengarahkan rudal buatan Rusia itu ke Dimona. Bahkan, juru bicara IDF Hidai Zilberman meyakini rudal itu tidak secara sengaja diarahkan ke reaktor Dimona.
Rudal itu sebenarnya diarahkan ke jet tempur Israel yang sedang menyerang kubu pertahanan Suriah dekat dataran tinggi Golan. ”Terdeteksi peluncuran rudal darat ke udara dari wilayah Suriah ke wilayah Israel, yang jatuh di kawasan Negev,” demikian pernyataan IDF pada Kamis (22/4/2021).
Rudal itu salah satu yang ditembakkan Suriah ke jet-jet tempur Israel. Jet-jet itu sedang menyerang unit-unit pertahanan udara Suriah dan sejumlah fasilitas di Dumair. Pada Kamis dini hari, Israel melancarkan dua kali serangan udara terhadap Suriah.
Kantor berita Suriah, SANA, mengklaim sebagian rudal dari jet tempur Israel berhasil dicegat sistem pertahanan udara Suriah. Sebagian lagi menghantam beberapa bangunan dan melukai empat tentara Suriah.
Dumair disasar Israel karena di sana ada beberapa kelompok milisi. Israel mengklaim kelompok milisi itu disokong Iran yang merupakan musuh terbesar Israel. Menurut Israel, milisi di Dumair beberapa kali menyerang Israel.
Insiden di Dimona memicu pertanyaan atas klaim IDF beberapa waktu lalu. IDF menyebut pertahanan udara di sekitar Dimona telah diperkuat untuk mengantisipasi serangan rudal jarak jauh. Faktanya, sebagaimana dilaporkan sejumlah media Israel, ada rudal bisa mendarat dan meledak di kota itu. Bahkan, ledakan bisa terdengar sampai Jerusalem yang terletak 70 kilometer dari Dimona.
Selain itu, Dimona terletak jauh di selatan. Kota itu berjarak hampir 200 kilometer dari wilayah Suriah yang paling dekat dengan Israel. Untuk mencapai Dimona, rudal Suriah harus melewati sebagian Laut Mati dan Tepi Barat serta sejumlah wilayah pendudukan Israel lainnya.
Israel memperkuat pertahanan seiring peningkatan ketegangan dengan Iran. Pekan lalu, Iran menuding Israel kembali menyerang reaktor Natanz. Akibat insiden itu, ruang pengendali listrik terbakar dan listrik di reaktor padam. Pemadaman membuat mesin-mesin pemutar, yang dibutuhkan dalam pengayaan uranium, tidak bisa beroperasi.
Iran-Israel juga baku serang kapal di Laut Merah dan Teluk Persia. Di tengah perang saudara Suriah, Iran menggalang milisi untuk menguatkan pengaruhnya di negara yang bersebelahan dengan Israel itu. Kini, Iran punya sayap militer di Suriah dan Lebanon yang berada di utara Israel. Di antara Iran dan Suriah, ada Irak yang juga menampung sejumlah milisi sokongan Teheran.
Pabrik rudal
Ledakan di Dimona terjadi hampir dua hari selepas ada ledakan di pabrik mesin rudal di kota Ramla yang terletak 35 kilometer di barat laut Jerusalem. Tomer, perusahaan pemilik pabrik, mengaku ledakan berasal dari uji coba.
Tomer merupakan pemasok utama sistem propulsi sejumlah rudal dan roket Israel. Tomer memasok mesin untuk rudal pertahanan udara dan roket antariksa Israel.
Ledakan di dekat pabrik Tomer itu memicu sirene peringatan serangan udara Israel berbunyi. Sering disasar roket membuat Israel mengembangkan sistem peringatan serangan udara dan tempat-tempat perlindungan.
Bersebelahan dengan Mesir, Jordania, Lebanon, dan Suriah, Israel paling kerap disasar serangan udara dari Lebanon dan Suriah. Di Lebanon ada Hezbollah, partai politik yang disokong dana besar dan aneka persenjataan dari Iran. Di Irak ada banyak kelompok milisi yang juga mendapat dana besar dan aneka persenjataan dari Teheran. (AFP/REUTERS)