Derek Chauvin, Mantan Polisi Minneapolis, Terbukti Membunuh George Floyd
Proses pengadilan atas Derek Chauvin ikut menjadi perhatian Presiden Joe Biden dan Wakil Presiden Kamala Harris. Keduanya turut menyaksikan pembacaan putusan bersama dengan staf di ruang makan pribadi Gedung Putih.
Oleh
BENNY D KOESTANTO
·4 menit baca
MINNEAPOLIS, SELASA — Mantan polisi Minneapolis, Derek Chauvin, pada Selasa (20/4/2021) dinyatakan bersalah oleh pengadilan dalam kasus kematian George Floyd, seorang warga kulit hitam Amerika Serikat. Putusan pengadilan atas Chauvin itu menjadi sebuah tonggak sejarah kekerasan berlatar belakang rasial di AS dan menjadi teguran atas praktik perlakuan penegak hukum terhadap orang kulit hitam Amerika.
Juri beranggotakan 12 orang memutuskan Derek Chauvin (45) bersalah atas ketiga dakwaan pembunuhan tingkat dua, pembunuhan tingkat tiga, dan pembunuhan. Putusan diambil setelah mereka mempertimbangkan kesaksian dari 45 saksi selama tiga pekan. Para saksi itu termasuk para pengamat, pejabat polisi, dan ahli medis.
Dalam rekaman video yang juga dijadikan pertimbangan pengadilan, Chauvin, seorang veteran polisi kulit putih, mendorong lututnya ke leher Floyd. Floyd yang berusia 46 tahun itu sudah berada dalam posisi diborgol kedua tangannya. Kejadian itu terjadi lebih dari sembilan menit pada 25 Mei 2020. Chauvin dan tiga rekannya sesama petugas kepolisian berusaha menangkap Floyd, yang dituduh menggunakan uang palsu senilai 20 dollar AS untuk membeli rokok di sebuah toko kelontong.
Chauvin, mengenakan setelan abu-abu dengan dasi biru dan kemeja putih serta masker biru muda, mengangguk dan berdiri dengan cepat ketika hakim memutuskan bahwa jaminan atas penahanannya dicabut. Dia dibawa keluar dari ruang sidang dengan tangan terborgol dan ditempatkan di tahanan sheriff wilayah Hennepin. Dia sekarang bisa menghadapi hukuman 40 tahun penjara.
Sementara di luar gedung pengadilan, kerumunan yang terdiri dari beberapa ratus orang bersorak-sorai ketika putusan diumumkan. Mereka meneriakkan nama George Floyd sambil diiringi bunyi klakson mobil-mobil di jalanan.
Sementara di luar gedung pengadilan, kerumunan yang terdiri dari beberapa ratus orang bersorak-sorai ketika putusan diumumkan. Mereka meneriakkan nama George Floyd sambil diiringi bunyi klakson mobil-mobil di jalanan. Chris Dixon (41), seorang warga kulit hitam di Minneapolis, meneteskan air mata di wajahnya. ”Saya berharap kami akan mendapatkan keadilan dan sepertinya kami mendapatkannya,” katanya. ”Saya sangat bangga dengan tempat tinggal saya saat ini.”
Di George Floyd Square di Minneapolis, persimpangan tempat Floyd terbunuh dan yang kemudian dinamai untuk menghormatinya, suasana hiruk pikuk juga terjadi. Warga berteriak, bertepuk tangan, dan beberapa orang melemparkan uang dollar AS ke udara untuk merayakannya. ”Keadilan untuk warga kulit hitam Amerika adalah keadilan untuk seluruh Amerika,” kata pengacara keluarga Floyd, Benjamin Crump, dalam sebuah pernyataan. ”Kasus ini merupakan titik balik dalam sejarah Amerika untuk akuntabilitas penegakan hukum dan mengirimkan pesan yang jelas; kami berharap dapat didengar dengan jelas di setiap kota dan negara bagian.”
Sistem peradilan pidana dan juri AS telah lama dinilai memberikan kelonggaran dan perlindungan hukum kepada petugas polisi yang menggunakan kekerasan terhadap warga sipil. Namun, juri Minneapolis menemukan bahwa Chauvin telah melewati batas dan menggunakan kekerasan yang berlebihan.
Jaksa Agung Minnesota, Keith Ellison, mengatakan kepada wartawan bahwa putusan itu merupakan ”langkah pertama menuju keadilan” dan harus menjadi titik awal bagi reformasi polisi sehingga kasus serupa tidak terjadi. ”Kita perlu menggunakan putusan ini sebagai titik perubahan,” katanya.
Proses pengadilan atas Chauvin itu ikut menjadi perhatian Presiden Joe Biden dan Wakil Presiden Kamala Harris. Keduanya turut menyaksikan pembacaan putusan bersama dengan staf di ruang makan pribadi Gedung Putih. Setelah putusan dibacakan, Biden dilaporkan menghubungi Gubernur Minnesota Tim Walz. Biden, Harris, dan Ibu Negara Jill Biden telah berbicara dengan saudara laki-laki George Floyd, Philonise Floyd, dari Ruang Office, kata Gedung Putih.
”Saya merasa lebih baik sekarang,” kata Biden kepada keluarga Floyd melalui panggilan telepon mereka, menurut video yang diberikan kepada CNN oleh Crump. ”Tidak ada yang akan membuat semuanya lebih baik, tetapi setidaknya sekarang ada keadilan.” ”Anda sungguh luar biasa. Anda adalah keluarga yang luar biasa,” kata Biden. ”Saya berharap berada di sana untuk merangkul Anda.” Biden dan Harris diharapkan segera memberikan pernyataan pada publik atas putusan pengadilan itu.
Persimpangan antarras dan penegakan hukum telah lama menjadi perdebatan di AS. Kelindan itu digarisbawahi oleh serangkaian insiden mematikan yang melibatkan petugas polisi kulit putih dan orang kulit hitam di sejumlah kota di Amerika dalam beberapa tahun terakhir. Kematian Floyd telah memicu protes terhadap rasisme dan kebrutalan polisi di banyak kota di AS dan negara lain bahkan ketika warga tengah berurusan dengan pandemi Covid-19.
Protes pecah lagi pada pekan lalu, hanya beberapa kilometer dari Minneapolis, setelah seorang petugas polisi menembak mati seorang pria kulit hitam berusia 20 tahun. Kimberly Potter, si petugas polisi yang sejak kejadian itu menyerahkan lencananya, telah didakwa melakukan pembunuhan.
Departemen Kepolisian Minneapolis memecat Chauvin dan tiga petugas lainnya sehari setelah kematian Floyd. Tiga orang lainnya akan menghadapi persidangan akhir tahun ini atas tuduhan membantu dan bersekongkol dalam kejadian itu. (AP/AFP/REUTERS)