Lima pemasok kopi Indonesia ambil bagian dalam acara promosi yang diadakan Konsulat Jenderal RI Los Angeles, Amerika Serikat. Pandemi Covid-19 sangat berdampak terhadap ekspor kopi Indonesia ke AS.
Oleh
Pascal S Bin Saju
·4 menit baca
Ruang terbuka di atap gedung Konsulat Jenderal RI (KJRI) di Los Angeles, California, Amerika Serikat, cukup riuh pada awal pekan kedua April ini. Di sana pertama kalinya kegiatan Hybrid Coffee Business Matching and Cupping bertajuk ”A Cup of Java: The Original Taste of Indonesian Coffee”, digelar oleh KJRI bersama Pusat Promosi Perdagangan Indonesia (ITPC) di Los Angeles.
Markas KJRI Los Angeles terletak di Distrik Koreatown, tidak jauh dari Hollywood, distrik yang menjadi simbol bisnis hiburan terbesar di dunia itu. Itu sebabnya pula Los Angeles sering dijuluki ”Kota Hollywood”. Sementara di Koreatown terdapat banyak bar dan restoran kasual 24 jam, termasuk sejumlah kedai kopi seperti halnya di Hollywood.
Feddy Djafar, pejabat Fungsi Ekonomi KJRI Los Angeles, Selasa (20/4/2021) siang, mengatakan, inisiatif bersama KJRI dan ITPC Los Angeles itu bertujuan menghadirkan kembali aroma kopi asli dari berbagai daerah di Tanah Air. Keduanya ingin mempromosikan biji kopi Nusantara kepada para pemilik kedai kopi atau coffee roaster di Los Angeles dan sekitarnya.
Dalam acara bersifat hybrid ini, di mana ada sebagian partisipan hadir secara langsung (in-person) di gedung KJRI Los Angeles dan yang lain secara virtual, protokol kesehatan dan jaga jarak aman tetap dikedepankan. Mereka menghadirkan sampel biji kopi dan menyajikan coffee cupping kepada para calon pembeli.
Terkait hal ini, lima pemasok kopi Indonesia ikut ambil bagian, yakni Opal Coffee dan Red Goni Inc dengan hadir langsung di KJRI. Sementara Dua Harimau, Ephraim Coffee, dan Kopi Kalyan hadir secara virtual. Red Goni dan Opal Coffee merupakan importir yang berbasis di LA.
Dua Harimau menghadirkan kopi dari Sumatera Utara; Kopi Kalyan menampilkan kopi Wonosobo dan Solok; dan Ephraim Coffee menyediakan kopi Toraja, Bali, Gayo, dan Jawa Barat. Ketiganya sudah mengirimkan sampel produk untuk turut disajikan melalui sesi cupping di KJRI Los Angeles.
Secara umum cupping diartikan sebagai kegiatan mencicip kopi. Namun, cupping mempunyai fungsi dan tujuan untuk menguji, mengklasifikasikan kualitas, mengenali cacat rasa, serta cita rasa dan juga karakter pada kopi.
Menurut Feddy, dari hasil sesi coffee cupping, beberapa sampel kopi yang menjadi favorit para peserta, termasuk Java Pineapple, Bondowoso, dan Wahana Longberry Washed. Kegiatan ini menghasilkan komitmen pembelian kopi yang diestimasi bernilai sekitar 100.000 dollar AS atau sekitar Rp 1,4 miliar; suatu awal yang baik dan menjanjikan.
Konsul Jenderal RI Los Angeles, Saud P Krisnawan, menjelaskan, istilah a cup of Java sinonim dengan ”secangkir kopi” yang memiliki akar sejarah dari perdagangan kopi di Jawa pada abad ke-16. Hal ini penting untuk mengingatkan kembali mengenai kualitas kopi Indonesia yang sejak dahulu sudah mendunia.
Pernyataan Saud itu dilaporkan diamini Kasan, Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional di Kementerian Perdagangan. Dalam sambutan virtual, Kasan mengatakan, ”Specialty Arabica Coffee Indonesia sebagian besar sudah memiliki sertifikasi Indikasi Geografis dan sangat digemari pasar internasional, termasuk AS sebagai salah satu tujuan ekspor utama kopi Indonesia.”
Pandemi Covid-19 sangat berdampak terhadap ekspor kopi Indonesia ke AS. Berdasarkan sumber data ITC Trademap, di 2019 ekspor kopi Indonesia ke AS mencapai 307,8 juta dollar AS (61.768 ton) dan ekspor Indonesia ke AS pada 2020 mencapai 239,9 juta dollar (54.988 ton) atau terjadi penurunan 22,1 persen. Dari sisi jumlah tonase pun terjadi penurunan 11 persen.
Walau demikian, dilihat dari nilai impor produk kopi AS dari dunia yang pada tahun 2020 mencapai 5,7 miliar dollar AS, tercatat adanya penurunan sebesar 2,8 persen year-on-year. Hal ini menunjukkan bahwa di tahun 2020, permintaan produk kopi di AS juga menurun.
Dengan meningkatnya jumlah vaksinasi dan penurunan jumlah kasus per hari Covid-19, khususnya di Negara Bagian California, sektor bisnis akan segera kembali ke normal di tengah musim panas ini.
Oleh karena itu, saat ini merupakan peluang yang baik untuk terus mendorong promosi kopi Indonesia kepada para pemilik kafe dan coffee roaster di California yang tengah bersiap untuk membuka bisnisnya kembali.
Dengan adanya penyelenggaraan kegiatan Coffee Cupping ini, diharapkan produk-produk kopi dari Indonesia dapat lebih terekspos dan dikenal dengan baik di pasar AS. Kondisi itu pun bisa lebih mendorong kinerja ekspor produk kopi dari Indonesia ke AS.