Selama pandemi Covid-19, semakin banyak laki-laki yang datang ke salon dan membeli produk kosmetik. Alasannya, mereka perlu tampil beda ketika mengikuti rapat-rapat online kala bekerja dari rumah.
Oleh
Luki Aulia
·3 menit baca
Bosan dengan penampilan wajah yang begitu-begitu saja? Tak mau wajah terlihat kucel, kusam, atau pucat? Memakai kosmetik atau riasan wajah bisa membantu. Setidaknya ini yang dilakukan tidak hanya oleh perempuan tetapi juga laki-laki berbagai usia di Jepang. Banyak usaha di Jepang yang berada di ujung tanduk bahkan tumbang gara-gara pandemi Covid-19. Tetapi tidak begitu keadaannya dengan industri kosmetik terutama kosmetik bagi laki-laki.
Seperti salon rambut dan kecantikan, Ikemen-Works, khusus laki-laki milik Takumi Tezuka, di Tokyo. Salonnya malah semakin laris manis didatangi kalangan laki-laki pengusaha berusia 40-60-an. Sebelum pandemi, mayoritas yang datang ke salon Tezuka berusia remaja dan 20-an. Kini konsumen usia dewasa pun membanjir. Alasannya, mereka ingin berpenampilan atau berwajah keren saat mengikuti rapat online.
Perusahaan perawatan diri yang besar di Tokyo, Shiseido, menyebutkan pertumbuhan produk kosmetik laki-laki justru naik selama pandemi. Alasannya sama, laki-laki ingin memperbaiki penampilan saat rapat online. "Sebelum pandemi, mayoritas konsumen kami laki-laki berusia remaja dan 20-an. Tetapi karena sekarang banyak yang bekerja dari rumah, kami kini banyak melayani pengusaha usia 40-60-an," kata Tezuka.
Berbeda dengan laki-laki usia remaja dan 20-an yang selalu ingin mengubah penampilannya secara drastis, kalangan laki-laki pengusaha hanya mau penampilan wajahnya sedikit berbeda dengan memakai riasan. Mereka datang ke salon selalu dengan alasan merasa perlu memperbaiki bagian wajah.
Tumbuh pesat
Industri kecantikan laki-laki kian luas di Jepang. Menurut perusahaan penelitian, Grup Fuji Keizai, pasar kosmetik laki-laki tumbuh dari sekitar 5,5 miliar dollar AS menjadi sekitar 5,7 miliar dollar AS dari tahun 2018 ke 2019. Tezuka mengatakan laki-laki pengusaha yang berusia lebih tua cenderung menghabiskan lebih banyak uang untuk memperbaiki penampilan di salon ketimbang mereka yang berusia 20-an dan 30-an.
Yoshihiro Kamichi (44), baru pertama kali datang ke salon Tezuka dan untuk pertama kalinya pula ingin memakai riasan untuk bagian kelopak mata dan alas bedak untuk wajahnya. Seorang penata rias dengan hati-hati mencukur alisnya dan "melukis" wajahnya agar bagian hidung terlihat lebih mancung dan wajah lebih segar. "Kaget dan pangling melihat wajah saya sendiri," kata Kamichi sambil berkaca.
Shiseido, salah satu perusahaan kosmetik tertua di dunia, juga merilis filter kosmetik online yang gratis pada bulan lalu. Dengam filter ini laki-laki akan terlihat seperti memakai produk kecantikan seperti alas bedak. Setelah Shiseido merilis filter kosmetik untuk perempuan tahun lalu, banyak laki-laki yang meminta hal serupa.
Uno, salah satu merek perawatan diri laki-laki dari Shiseido, kini memperluas target pasarnya untuk laki-laki usia awal 20-an hingga 40-an. "Saya kira Covid-19 sudah menciptakan situasi dimana pengusaha menjadi lebih peduli pada kondisi kulitnya," kata asisten manajer merek Uno, Yoshiyuki Matsuo.
Agar kosmetik lebih mudah diakses laki-laki, toko kosmetik Jepang, @Cosme Tokyo, bahkan membuat konter khusus untuk kosmetik laki-laki dan uniseks di toko baru mereka di depan Stasiun Harajuku. Salah satu konsumen, Kenta Yamashita (24), yang berprofesi sebagai penata rambut sudah memakai riasan setiap hari. "Ada laki-laki yang tidak bisa membeli produk kosmetik karena mereka susah mau mampir beli. Atau mungkin juga malu. Tetapi sekarang karena sudah ada konter khusus laki-laki, kita jadi lebih nyaman mampir," ujarnya. (AP)