Antisipasi Kerusuhan Menjelang Vonis bagi Pembunuh Floyd, AS Siaga Penuh
Aparat keamanan di berbagai kota di Amerika Serikat meningkatkan kesiagaan sebagai upaya mengantisipasi kemungkinan rusuh menjelang pembacaan vonis bagi Derek Chauvin, mantan polisi yang didakwa membunuh George Floyd.
Oleh
MAHDI MUHAMMAD
·5 menit baca
MINNEAPOLIS, SELASA -- Pemerintah Kota Minneapolis dan sejumlah kota lain di Amerika Serikat meningkatkan pengamanan untuk mengantisipasi maraknya demonstrasi dan potensi kerusuhan sipil pascavonis mantan perwira polisi Minneapolis, Derek Chauvin, yang didakwa membunuh George Floyd. Pemerintah Kota Minneapolis mengumumkan status keadaan darurat sebagai upaya pencegahan dan meminta bantuan keamanan dari negara bagian lain.
Dalam jumpa pers, Gubernur Minnesota Tim Walz mengatakan bahwa "perubahan sistemik" diperlukan untuk melindungi orang kulit hitam Amerika. Meski demikian, lanjut Walz, "Kita tidak bisa membiarkan kerusuhan sipil berubah menjadi kekacauan. Kita harus melindungi kehidupan dan harta benda,” kata Walz, Senin (19/4/2021).
Pemerintah Kota Minneapolis dan pejabat negara bagian telah meningkatkan kesiagaan mereka. Petugas kepolisian lokal ditarik kembali ke markas setelah sepekan mengawasi unjuk rasa terkait pembunuhan seorang anak muda berkulit hitam, Daunte Wright. Pemerintah setempat juga mencoba melindungi gedung pengadilan dengan memasang kawat berduri serta menerjunkan anggota Garda Nasional menjelang pembacaan putusan yang direncanakan berlangsung, Sabtu (24/4/2021).
Tindakan polisi Minnesota yang berlebihan, tidak hanya terhadap warga sipil, tetapi juga kepada sejumlah jurnalis menjadi sorotan. Mereka menghalangi sejumlah pekerja media meliput protes di Brooklyn Center, Jumat pekan lalu, dengan cara menyemprotkan semprotan lada. Tidak hanya itu, polisi bertindak berlebihan dengan menahan Carolyn Sung, jurnalis televisi CNN dan dua fotografer The New York Times, di dua lokasi yang berbeda.
Pimpinan kepolisian Minnesota berjanji tidak akan lagi menahan, mengancam atau bertindak kasar kepada anggota media yang tengah menjalankan kerja jurnalistik. Hal yang sama juga disampaikan Patroli Negara Bagian Minnesota (MSP). Ia setuju untuk tidak lagi memotret jurnalis dan mendata identitas mereka dan tidak akan lagi mengatur tempat wartawan saat meliput demonstrasi.
"Mengikuti masukan dari media, dan sehubungan dengan perintah penahanan sementara baru-baru ini yang diajukan di pengadilan federal, MSP tidak akan memotret jurnalis atau identitas mereka," demikian pernyataan Patroli Negara Bagian Minnesota.
Situasi terburuk
Kekhawatiran tentang kemungkinan terjadinya kerusuhan, sama seperti saat kabar kematian Floyd yang diduga dibunuh oleh Chauvin, seorang polisi berkulit putih, pada pertengahan tahun lalu, sangat terasa. Janay Clayton, seorang warga Minneapolis, merasa yakin akan ada masalah di Minneapolis jika juri memvonis bebas Chauvin. "Kami siap untuk menghadapi situasi terburuk," kata Clayton.
Keyakinan yang sama disampaikan seorang ahli bedah, Pouya Hemmati, terutama jika Chauvin divonis bebas. "Saya pikir orang-orang akan sangat kecewa,” ujarnya.
Hemmati berharap, juri mengambil putusan yang tepat setelah melihat bukti-bukti dan fakta persidangan bahwa Floyd ditekan lehernya selama 9,5 menit oleh Chauvin. "Saya berharap dia dihukum atas pembunuhan dan kebrutalan polisi yang berlebihan,” kata Hemmati.
Kesiagaan tidak hanya dilakukan pemerintah dan aparat keamanan Minnesota. Di Ibu Kota Washington DC, Garda Nasional menyatakan akan mengaktifkan 250 anggotanya untuk membantu polisi. Sementara di Kota New York, Komisioner Kepolisian Kota New York Dermot Shea memilih kebijakan yang lebih lunak, menjalin ikatan dengan para pemimpin lokal, pendeta dan organisasi masyarakat dalam melakukan kegiatan-kegiatan sosial.
"Kami hanya meminta siapa pun yang mungkin keluar untuk menyuarakan keprihatinan mereka atas persidangan ini... lakukanlah dengan damai, tidak ada kerusakan properti dan kami akan menyelesaikannya bersama," kata Shea.
Garda Nasional siaga
Sementara di Chicago, kota terbesar ke tiga di AS, polisi mengerahkan sumber daya tambahan di seluruh kota untuk diterjunkan dan membatalkan hari libur bagi anggota mereka di beberapa unit dan tim. Gubernur Negara Bagian Illionis JB Pritzker mengatakan, pihaknya mengaktifkan 125 personel Garda Nasional untuk mendukung polisi mulai Selasa (20/4/2021).
Sejumlah pemilik usaha di Chicago memilih mengantisipasi kondisi keamanan dengan menutup bisnis mereka, terutama terutama setelah video grafis kamera tubuh dirilis minggu lalu yang menunjukkan bahwa seorang petugas polisi Chicago secara fatal menembak seorang anak laki-laki kulit hitam berusia 13 tahun. Chicago dilanda penjarahan luas kematian Floyd, Mei lalu.
Gubernur Florida Rick DeSantis, seorang Republikan, pada hari Senin menandatangani undang-undang "anti-huru-hara" menjadi undang-undang. UU ini memuat hukuman yang lebih keras bagi orang-orang yang terlibat dalam unjuk rasa kekerasan sebagai antisipasi atas potensi dampak kerusuhan akibat vonis bagi Chauvin.
UU itu juga menambah hukuman bagi para pelaku kriminal bila demonstrasi damai berubah menjadi kerusuhan. Selain itu, UU tersebut mengizinkan pihak berwenang untuk menahan pengunjuk rasa hingga pengadilan pertama mereka. UU itu juga menyatakan, mengorganisasi unjuk rasa yang bisa berujung dengan kekerasan atau kerusuhan juga dianggap sebagai tindak kejahatan.
Antisipasi berita bohong
Antisipasi jelang putusan pembunuhan George Floyd tidak hanya dilakukan oleh pihak keamanan. Platform media sosial, seperti Faceboook, menyatakan bahwa mereka berencana untuk membatasi unggahan informasi yang salah dan ujaran kebencian terkait dengan persidangan agar hal itu tidak meluas dan berdampak pada kehidupan nyata.
Uji coba telah dilakukan Facebook saat sidang memasuki tahapan argumen penutup. Facebook telah mengidentifikasi dan menghapus berbagai unggahan pada platform mereka yang mendesak orang untuk membawa senjata api ke kota.
Facebook juga menyatakan, mereka akan melindungi anggota keluarga Floyd dari pelecehan, menghapus konten yang memuji, merayakan, dan mengejek kematiannya.
“Kami tahu uji coba ini menyakitkan bagi banyak orang. Kami ingin mencapai keseimbangan yang tepat antara mengizinkan orang untuk berbicara tentang persidangan dan apa arti putusan tersebut, sambil tetap melakukan tugas kami untuk melindungi keselamatan semua orang,” kata Monika Bickert, Wakil Presiden Kebijakan Konten Facebook, seperti dikutip The New York Times.
Facebook mengatakan, untuk sementara mereka telah menetapkan Minneapolis sebagai lokasi berisiko tinggi. Tidak hanya memantau kondisi laman Facebook, manajemen perusahaan ini juga akan melihat platform media sosial lain yang dikelolanya, seperti Instagram, untuk mencari dan kemudian menghapus halaman, grup, acara, dan akun-akun yang dianggap melanggar kebijakan soal kekerasan dan penghasutan; menyerang Chauvin dan Floyd; dan memberi label misinformasi dan konten sensitif. (AFP/REUTERS)