Hong Kong Larang Penerbangan dari India Setelah Deteksi Varian Baru Covid-19
Varian baru SARS-CoV-2 dari India mulai berdampak luas ke beberapa negara. Sementara gelombang infeksi Covid-19 di India memperlihatkan fenomena baru, yaitu banyak kaum muda yang terinfeksi.
Oleh
ADHITYA RAMADHAN
·3 menit baca
HONG KONG, SENIN — Hong Kong akan melarang penerbangan dari India, Pakistan, dan Filipina mulai 20 April 2021 selama dua minggu setelah varian Covid-19 dengan mutasi N501Y terdeteksi di simpul perdagangan Asia tersebut untuk pertama kalinya.
Maskapai penerbangan yang terdampak oleh larangan penerbangan ini adalah Cathay Pacific, Hong Kong Airlines, Vistara, dan Cebu Pacific.
Otoritas Hong Kong menyebutkan, India, Pakistan, dan Filipina akan dikategorikan sebagai ”berisiko sangat tinggi”. Sebelumnya ditemukan beberapa kasus Covid-19 impor dengan strain baru itu dari negara tersebut masuk ke Hong Kong dalam 14 hari terakhir.
Hong Kong melaporkan 30 kasus Covid-19 baru pada Sabtu (17/4/2021) di mana 29 kasus di antaranya impor. Angka ini merupakan kasus harian tertinggi sejak 15 Maret 2021. Sejauh ini, Hong Kong telah melaporkan total lebih dari 11.600 kasus Covid-19 dan 209 kasus meninggal.
Otoritas Hong Kong telah mendorong warganya untuk divaksin Covid-19 sebab sampai sekarang hanya sekitar 9 persen dari 7,7 juta warga Hong Kong yang sudah divaksin. Pekan lalu, otoritas Hong Kong memperluas program vaksinasi Covid-19 dengan memasukkan kelompok usia 16-29 tahun sebagai sasaran vaksinasi untuk pertama kalinya.
Varian baru
Di Eropa, Susan Hopkins dari Public Health England (PHE) mengatakan, pihaknya sedang menyelidiki varian Covid-19 yang berasal dari India. Namun, PHE belum memiliki bukti untuk memasukkannya sebagai varian yang mengkhawatirkan (variant of concerns). PHE menyatakan telah mengidentifikasi 77 kasus Covid-19 varian India di Inggris.
Berbicara dalam Andrew Marr Show di televisi BBC, Hopkins menyebutkan, ”Kami tidak memiliki cukup data soal varian untuk menentukan apakah ini adalah varian yang mengkhawatirkan. Kami memasukkannya sebagai varian yang dalam penyelidikan.”
India saat ini tengah mengalami gelombang infeksi Covid-19 yang lebih hebat dari gelombang sebelumnya. Negara dengan penduduk 1,3 miliar jiwa itu melaporkan 1 juta kasus baru Covid-19 dalam seminggu terakhir.
Di awal tahun 2021, dunia menyaksikan melandainya kasus Covid-19 di India dan program vaksinasi pun mulai berjalan. Namun, warga kemudian mulai lengah dan mengabaikan protokol kesehatan.
Di rumah sakit, para dokter mulai memberikan peringatan adanya fenomena baru yang mengkhawatirkan, yaitu meningkatnya pasien Covid-19 usia muda. Bagi India, yang 65 persen populasinya berusia di bawah 35 tahun, fenomena ini sangat memprihatinkan.
Kepala Wilayah New Delhi Arvind Kejriwal mengatakan, 65 persen pasien Covid-19 baru berusia di bawah 45 tahun.
Badan Penelitian Kedokteran India tidak memiliki data kasus Covid-19 berdasarkan usia. Namun, para dokter di kota-kota besar membenarkan bahwa pasien baru Covid-19 yang dirawat di rumah sakit didominasi penduduk usia muda.
Meski tidak ada bukti definitif, sejumlah dokter di India menduga kuat bahwa banyaknya penduduk kelompok usia di bawah 45 tahun yang terinfeksi Covid-19 dalam lonjakan kasus saat ini adalah karena mereka tetap berangkat kerja dan sering makan di luar rumah.
Kaum muda India juga lebih rentan terinfeksi varian Covid-19 yang ”bermutasi ganda” yang banyak ditemukan di Negara Bagian Maharashtra.
”Kami juga melihat anak-anak di bawah 12 tahun dan 15 tahun yang dirawat dengan gejala Covid-19, sesuatu yang tidak terjadi pada gelombang infeksi sebelumnya,” kata Khusrav Bajan, konsultan di PD Hinduja National Hospital Mumbai sekaligus anggota Gugus Tugas Covid-19 di Maharashtra.
Di Negara Bagian Gujarat, seorang pulmonologi, Amit Dave, menyatakan, penduduk usia muda kini mengalami ”keparahan yang meningkat” pada paru, jantung, dan ginjal akibat infeksi Covid-19. (REUTERS/AFP)