Monumen Perang Dunia I Lengkapi Tugu-tugu Peringatan Perang AS
Monumen Perang Dunia I adalah monumen terbaru yang dibangun AS atas empat perang besar abad ke-20, melengkapi sejumlah monumen peringatan atas perang-perang yang pernah melibatkan AS.
Oleh
BENNY D KOESTANTO
·4 menit baca
WASHINGTON, SABTU – Monumen Perang Dunia I secara resmi mulai dibuka untuk masyarakat umum pada Sabtu (17/4/2021) waktu setempat. Monumen ini melengkapi tugu-tugu peringatan atas perjuangan warga negara itu dalam sejumlah perang yang melibatkan Amerika Serikat.
Peluncuran Monumen Perang Dunia I ditandai dengan upacara dan pengibaran bendera untuk menghormati 4,7 juta veteran yang diterjunkan dalam peristiwa yang dikenal sebagai "Perang Besar Amerika". "Mari kita ingat semua yang telah berkorban, semua yang dikuduskan oleh warga Amerika pemberani yang dengan bangga bertugas di Perang Dunia I," kata Presiden AS Joe Biden dalam rekaman pidato yang diputar saat peresmian monumen itu pada Jumat (16/4).
Dalam sambutannya selama upacara virtual tersebut, Biden memberikan penghormatan kepada 4,7 juta orang yang bertugas dalam Perang Dunia I. Sebanyak 116.516 warga AS kehilangan nyawa dalam perang itu. "Lebih dari 100 tahun telah berlalu, tetapi warisan dan keberanian para serdadu infanteri yang berlayar untuk berperang dan nilai-nilai yang mereka perjuangkan masih hidup di negara kita saat ini," kata Biden.
Pada bulan Desember 2014, Presiden Barack Obama kala itu menandatangani undang-undang yang mengizinkan Komisi Seratus Tahun Perang Dunia I AS untuk menetapkan tugu peringatan tersebut. Pershing Park, tugu peringatan yang ada dan diperuntukkan bagi Jenderal John J Pershing, Komandan Pasukan Amerika Serikat dalam Perang Dunia I, didesain ulang dan diubah sebagai Monumen Perang Dunia I. Keberadaan Monumen Perang Dunia I itu melengkapi tugu-tugu peringatan perang di AS.
Washington memiliki sejumlah tugu peringatan perang yang pernah melibatkan AS, yaitu Monumen Perang Vietnam, Tugu Peringatan Perang Dunia II, dan Memorial Veteran Perang Korea. Monumen Perang Dunia I adalah monumen terbaru yang dibangun AS atas empat perang besar abad ke-20.
"Dalam beberapa hal, Perang Besar mengubah pemikiran Amerika tentang diri kita sendiri dan mendefinisikan kembali tempat kita di dunia," kata Biden. "Kita bergumul dengan apa yang kita perjuangkan sampai mati dan kita pertahankan, prinsip-prinsip kebebasan dan demokrasi."
Dalam beberapa hal, Perang Besar mengubah pemikiran Amerika tentang diri kita sendiri dan mendefinisikan kembali tempat kita di dunia.
Ketua Komisi Seratus Tahun Perang Dunia I, Terry Hamby, yang juga seorang veteran perang, menyatakan bahwa dirinya berharap pembukaan monumen itu menjadi tonggak penting bagi warga AS untuk mengenang mereka yang berjuang. “Ini penting bagi Amerika,” kata dia, sebagaimana dikutip dari blog resmi Departemen Urusan Veteran AS.
“Selama 103 tahun, sebanyak 4,7 juta laki-laki dan perempuan yang bertugas dalam Perang Dunia I belum diakui di sini di ibu kota negara kita atas pengabdian mereka.”
Hamby mengatakan, kelompok veteran telah merintis jalan yang akan diikuti generasi mendatang. "Kelompok warga Amerika ini adalah yang pertama dikirim ke luar negeri ke Eropa dan bertempur dalam perang yang tidak mereka mulai," katanya. "Mereka rela mati demi perdamaian dan kebebasan bagi orang-orang yang tidak pernah mereka temui."
Kakek Hamby bertugas selama Perang Dunia I. Saat mengerjakan proyek tersebut itu, dirinya tahu bagaimana perjuangan sang kakek. Sang kakek tewas dalam pertempuran pada hari kelima dalam sebuah pertempuran yang disebut sebagai Pertempuran Saint-Mihiel. “Sejak saat itu, hal itu menjadi personal karena Anda seorang veteran,” kata Hamby yang juga seorang veteran Perang Vietnam.
"Pengalaman itu menjadi semakin personal ketika kita tahu bahwa salah satu anggota keluarga Anda adalah bagian dari 116.516 orang yang tidak hanya memberikan kehidupan saat ini, tetapi juga kehidupan yang akan mereka jalani bagi bangsa ini,” lanjut Hamby.
Perancang utama Monumen Perang Dunia I adalah Joe Weishaar. Ia mengatakan, merancang Monumen Perang Dunia I merupakan tugas yang sulit, terutama untuk menggambarkan kisah-kisah para veteran dan sekaligus menghormati pengabdian mereka. “Merancang semua hal itu bukanlah tugas yang mudah, tetapi mudah-mudahan saya sudah melakukannya, dan itu terlintas saat orang berkunjung,” katanya. “Ini benar-benar tentang jasa para pria dan perempuan.”
Meskipun tidak ada anggota keluarganya yang terlibat dalam Perang Dunia I, Weishaar mengatakan, dia merasakan hubungan pribadi dengan melihat foto dan membaca buku harian para veteran. Menurut dia, kata-kata dari para veteran berusia 20-25 tahun mengejutkannya.
Weishaar berusia 25 tahun saat mengirimkan desainnya. "Saya selalu merasakan hubungan nyata dengan mereka," kata penduduk asli Arkansas itu. “Tujuh puluh ribu pria dan perempuan dari Arkansas bertugas dalam Perang Dunia I. Bagi kebanyakan dari mereka, ini adalah pertama kalinya mereka meninggalkan kota dan desa mereka. Itu benar-benar mengubah seseorang.” (AP)