Antisipasi Lonjakan Kasus, Thailand Siapkan Rumah Sakit Lapangan
Seiring lonjakan kasus Covid-19 di sejumlah negara, tekanan terhadap fasilitas kesehatan semakin besar.
Oleh
ADHITYA RAMADHAN
·3 menit baca
BANGKOK, JUMAT — Pemerintah Thailand menyiapkan puluhan ribu rumah sakit lapangan dan tambahan tempat tidur dari hotel-hotel untuk mengantisipasi lonjakan pasien menyusul lonjakan kasus baru Covid-19 dalam lima hari terakhir. Pada Jumat (16/4/2021), Thailand melaporkan 1.582 kasus baru Covid-19 yang merupakan kasus harian tertinggi sejak pandemi terjadi.
Berdasarkan aturan di Thailand, semua kasus positif Covid-19 harus mendapat perawatan. Dengan adanya 10.461 kasus Covid-19 aktif yang masih ditangani, penambahan kasus baru akan semakin memberikan tekanan pada pelayanan kesehatan.
Untuk itu, sebanyak 20.000 rumah sakit lapangan dibangun, di antaranya di gimnasium di seluruh negeri. Hotel-hotel dan rumah sakit juga bermitra untuk mendirikan ”hospitels” untuk menampung pasien positif tanpa gejala.
Kementerian Kesehatan Thailand menyebutkan, saat ini 5.000 tempat tidur di 23 hotel telah disiapkan yang sekitar 2.000 tempat tidur di antaranya sudah terisi. Tambahan sebanyak 7.000 tempat tidur juga disiapkan.
Presiden Asosiasi Perhotelan Thailand Sukosol Nunbhakdi mengatakan, hotel-hotel yang selama ini menjadi tempat karantina wisatawan ke Thailand merupakan pilihan yang tepat untuk dikerahkan menampung pasien.
”Mereka menerapkan semua protokol kesehatan termasuk mencegah kontaminasi silang, menggunakan alat pelindung diri, disinfeksi rutin, dan memastikan lantai tidak memakai karpet,” ujar Sukosol.
Hotel-hotel ini sudah terdaftar di Kementerian Kesehatan dan terintegrasi dengan rumah sakit yang membutuhkan tambahan tempat tidur. Hotel-hotel itu bervariasi, mulai dari bintang tiga sampai lima dan mayoritas berada di pinggiran Bangkok.
Menteri Kesehatan Thailand Anutin Charnvirakul mengatakan, pemerintah menargetkan lonjakan kasus bisa terkendali dalam satu bulan. Untuk itu sejumlah pembatasan sedang dibahas seperti menutup tempat hiburan, kelab malam, bar, panti pijat, dan sekolah minimal dua minggu.
Selama ini Thailand termasuk berhasil mengendalikan penyebaran Covid-19. Namun, lonjakan kasus baru Covid-19 terjadi setelah banyak warga yang bepergian di saat libur tahun baru Songkran pada pekan ini. Lambatnya laju vaksinasi Covid-19 yang rendah diduga juga turut berpengaruh.
Di Asia Selatan, India masih terus berjuang menghadapi lonjakan luar biasa kasus Covid-19 yang telah berlangsung dalam beberapa minggu terakhir. Otoritas di Mumbai, New Delhi, dan negara bagian lainnya kembali memberlakukan pembatasan ketat.
Banyak rumah sakit yang sekarang mulai kekurangan oksigen dan tempat tidur, sementara para politisi tetap menggelar kampanye pemilu dan ratusan ribu warga menghadiri festival keagamaan seminggu penuh.
Pada Jumat, Kementerian Kesehatan India melaporkan 217.353 kasus Covid-19 baru dalam sehari sehingga total menjadi 14,3 juta kasus. Kasus meninggal pun bertambah 1.185 kasus dalam 24 jam terakhir sehingga total menjadi 174.308 kasus.
Di Eropa, Kanselir Jerman Angela Merkel mendesak parlemen untuk menyetujui kewenangan baru yang memungkinkan pemerintah federal menerapkan karantina wilayah dan jam malam di wilayah dengan tingkat penularan yang tinggi meski pemerintah negara bagian menolak. Tujuannya untuk mengurangi tekanan pada layanan kesehatan. Merkel berargumen bahwa mayoritas warga tidak keberatan dengan pembatasan yang ketat.
”Gelombang ketiga pandemi telah mencengkeram negara kita,” ujar Merkel dalam pidatonya di depan para anggota parlemen.
Akan tetapi, keinginan Merkel itu mendapat kritik dari internal partainya sendiri. Jajak pendapat menunjukkan bahwa partai konservatif Merkel akan menghadapi hasil yang buruk dalam pemilu September mendatang jika pemerintahan Merkel kembali menerapkan karantina wilayah. (REUTERS)