Ketegangan di Semenanjung Krimea meningkat sejalan dengan pengerahan pasukan Rusia yang besar di perbatasan Ukraina dan di Krimea. AS menyerukan kepada Rusia untuk menurunkan ketegangan.
Oleh
ADHITYA RAMADHAN
·3 menit baca
BERLIN, KAMIS — Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden Amerika Serikat Joe Biden menyerukan kepada Rusia agar menarik mundur pasukannya dari perbatasan Ukraina untuk mengurangi ketegangan di kawasan.
AS dan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) khawatir dengan penumpukan pasukan Rusia dekat Ukraina dan di Krimea, wilayah semenanjung yang dianeksasi Moskwa dari Kiev pada tahun 2014.
Secara terpisah, Rusia dan Ukraina menggelar latihan militer serentak, Rabu (14/4/2021), ketika para menteri luar negeri dan menteri pertahanan NATO memulai diskusi darurat membahas penumpukan pasukan Rusia di perbatasan Ukraina.
Melalui sambungan telepon, Merkel dan Biden membicarakan perkembangan terakhir di Ukraina timur dan menyerukan kepada Rusia agar mencegah meningkatnya ketegangan.
”Kanselir dan presiden sepakat bahwa Rusia harus mengurangi pengiriman pasukannya untuk meredakan ketegangan,” kata juru bicara Pemerintah Jerman, Steffen Seibert.
Dalam pernyataannya, Gedung Putih mengatakan bahwa Biden dan Merkel ”menyatakan kekhawatirannya atas penumpukan pasukan di perbatasan Ukraina dan di Krimea yang diokupasi serta menegaskan kembali dukungan mereka terhadap kedaulatan dan integritas wilayah Ukraina”.
Sekretaris Pers Gedung Putih Jens Psaki mengatakan, Biden telah berbicara dengan Presiden Vladimir Putin, Selasa lalu, untuk menekankan konsekuensi atas aktivitas Rusia.
Sementara itu, sumber diplomatik Turki menyebutkan, AS telah membatalkan pengerahan dua kapal perangnya di Laut Hitam. Semula salah satu kapal perang tersebut akan melintasi Selat Bosphorus.
Kantor berita Anadolu melaporkan, pengerahan dua kapal perang yang dijadwalkan Rabu dan Kamis ini telah dibatalkan. Namun, Ankara belum menginformasikan kemungkinan penjadwalan ulang rencana tersebut.
Pekan lalu, Turki mengumumkan telah mendapat informasi melalui saluran diplomatik bahwa dua kapal perang AS ”akan melintas menuju Laut Hitam” dan tetap berada di kawasan itu hingga 4 Mei 2021.
Tidak ada konfirmasi dari Washington soal rencana ataupun pembatalan rencana tersebut.
Berdasarkan Konvensi Montreux 1936, Washington harus menyampaikan pemberitahuan kepada Ankara 15 hari sebelum mengerahkan kapal perang melintasi Selat Bosphorus dan Dardanells. Kesepakatan ini juga memungkinkan kapal perang asing untuk tetap berada di Laut Hitam selama 21 hari.
Kapal-kapal perang Angkatan Laut AS secara rutin beroperasi di kawasan tersebut untuk memberikan dukungan kepada Ukraina yang berperang melawan pasukan dukungan Rusia di wilayah timur negara itu sejak revolusi tahun 2014 yang menggulingkan pemimpin Kiev yang pro-Moskwa.
Di waktu yang hampir bersamaan Rusia menganeksasi Semenanjung Krimea, Ukraina dan membuka konfrontasi dengan Barat yang berlangsung sampai sekarang.
Pengumuman pengerahan kapal perang AS muncul ketika ketegangan Moskwa dan Kiev meningkat setelah Rusia mengerahkan pasukannya ke perbatasan Ukraina. Sementara pengumuman pembatalan rencana ini terjadi setelah Biden berkomunikasi dengan Putin melalui telepon.
Selama komunikasi itu Biden mengajukan pertemuan puncak dengan Putin di negara netral dan menyerukan kepada Rusia untuk ”menurunkan ketegangan”. (REUTERS/AFP)