Presiden Jokowi, Selasa sore, melakukan pertemuan virtual dengan Kanselir Jerman Angela Merkel dari Istana Bogor, Jawa Barat. Dalam perbincangan itu, Merkel menyampaikan, peluang kerja sama RI-Jerman terbuka lebar.
Oleh
ANITA YOSSIHARA
·3 menit baca
BOGOR, KOMPAS — Presiden Joko Widodo, Selasa (13/4/2021) sore, melakukan pertemuan virtual dengan Kanselir Jerman Angela Merkel dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat. Tak hanya peningkatan kerja sama ekonomi, pertemuan bilateral itu juga membahas peluang kerja sama di bidang kesehatan serta perubahan iklim.
Dalam perbincangan dengan Presiden Jokowi, Kanselir Merkel menyampaikan bahwa peluang kerja sama Indonesia-Jerman terbuka lebar. Pasalnya, Indonesia merupakan negara mitra yang kuat bagi Jerman. Apalagi, pada 2022, Indonesia akan menjadi Ketua G-20, sementara Jerman akan memimpin negara-negara ekonomi maju G-7.
”Diharapkan dapat dilakukan sinergi prioritas kerja dengan baik antara kedua negara,” kata Merkel seperti disampaikan dalam keterangan resmi Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden, Selasa malam.
Pertemuan bilateral itu digelar sehari setelah pembukaan pameran Hannover Messe 2021, dengan Indonesia sebagai negara mitra. Selain memberikan apresiasi atas kesediaan Indonesia menjadi negara mitra Hannover Messe 2021, Merkel juga menyampaikan keyajinan bahwa kemitraan yang dibangun bermanfaat bagi upaya memperkuat hubungan bilateral kedua negara.
Diharapkan dapat dilakukan sinergi prioritas kerja dengan baik antara kedua negara.
Tak hanya Merkel, Presiden Jokowi juga menyampaikan apresiasi atas keputusan Jerman memilih Indonesia sebagai negara mitra Hannover Fair. ”Suatu kehormatan bagi Indonesia ditunjuk sebagai Negara Mitra Hannover Fair 2021 dan juga nanti di tahun 2023,” kata Presiden Joko Widodo.
Pertemuan bilateral yang juga diikuti Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung itu tak hanya membahas peningkatan kerja sama ekonomi, tetapi juga peluang kerja sama di bidang kesehatan serta perubahan iklim. Presiden menyampaikan bahwa investasi punya peran penting dalam pemulihan ekonomi yang terpuruk akibat pandemi Covid-19.
Untuk menggenjot investasi, Kepala Negara menyampaikan bahwa Indonesia sudah memiliki Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja. ”Indonesia baru saja mengeluarkan Undang-Undang Cipta Kerja yang dapat mendukung kerja sama di bidang investasi,” katanya.
Presiden Jokowi, bahkan, mengundang Jerman untuk membangun kawasan industri khusus Jerman di Kawasan Industri Batang, Jawa Tengah. Menurut dia, Jerman bisa membangun basis produksi dan rantai pasok global dari Indonesia.
”Saya menawarkan kepada Jerman untuk mengembangkan kawasan industri khusus Jerman (German Industrial Quarter) di Kawasan Industri Terpadu Batang,” ujarnya.
Nasionalisme vaksin
Sesuai dengan kondisi global yang belum terlepas dari pandemi Covid-19, kedua pemimpin juga bertukar pikiran megenai penanganan penyakit yang disebabkan virus SARS-CoV-2 di negara masing-masing. Mereka sama-sama menyampaikan kekhawatiran dengan semakin meluasnya semangat nasionalisme vaksin yang tak hanya mengganggu ketersediaan vaksin, tetapi juga menghambat kesetaraan akses vaksin bagi semua negara. Karena itulah, Presiden pun menekankan pentingnya Indonesia-Jerman membangun kerja sama di bidang kesehatan, selain ekonomi.
Dialog di antara mereka diharapkan dapat segera dilakukan untuk mengembalikan demokrasi, stabilitas, dan perdamaian di Myanmar.
Terkait pengendalian Covid-19, Presiden juga menyampaikan bahwa Indonesia sudah memulai vaksinasi sejak 13 Januari lalu dan masih berlanjut sampai saat ini. Selain vaksin produksi perushaan farmasi China Sinovac, Indonesia juga menggunakan vaksin produksi Astrazeneca untuk vaksinasi massal.
Presiden juga menjelaskan bahwa kasus Covid-19 sudah mulai menunjukkan tren membaik. Hal itu setidaknya terlihat dari penurunan kasus positif harian dari 14.000 pada Januari, menjadi 4.000-5.000 kasus per hari pada Maret-April ini. Penurunan kasus positif Covid-19 itu terjadi karena penerapan protokol kesehatan ketat dan juga pembatasan sosial berskala mikro di tingkat desa.
Myanmar
Isu Myanmar juga disinggung dalam perbincangan Presiden Jokowi dengan Kanselir Merkel. Kepala Negara menyampaikan sikap Indonesia sudah sangat jelas, yakni meminta penggunaan kekerasan di Myanmar dihentikan. Indonesia juga mendorong penyelesaikan sengketa melalui jalan dialog.
”Dialog di antara mereka diharapkan dapat segera dilakukan untuk mengembalikan demokrasi, stabilitas, dan perdamaian di Myanmar,” ujar Presiden. Indonesia, bahkan, telah mengusulkan digelarnya Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN khusus untuk membahas isu Myanmar.