Washington Kembali Terlibat dalam Isu Kemanusiaan Palestina dan Dukung Solusi Dua Negara
Gedung Putih mengatakan, Presiden Joe Biden menegaskan bahwa AS mendukung solusi dua negara Palestina-Israel. Hal itu dikatakan Biden dalam sambungan telepon dengan Raja Jordania Abdullah II.
Oleh
BENNY D KOESTANTO
·4 menit baca
WASHINGTON, RABU — Amerika Serikat di bawah pemerintahan Presiden Joe Biden pada Rabu (7/4/2021) kembali mengucurkan bantuan untuk Palestina senilai 235 juta dollar AS. Langkah ini menandai lagi keterlibatan AS dalam isu perdamaian Palestina dan isu kemanusiaan global. Washington juga berjanji mendesak solusi dua negara atas Palestina.
Dalam terobosan tertajamnya pada konflik Palestina-Israel, ketika Presiden AS sebelumnya, Donald Trump, sangat pro-Israel, Biden mengatakan bahwa AS akan melanjutkan pendanaan untuk badan PBB bagi pengungsi Palestina. Sebelumnya, Trump menarik keterlibatan AS terkait bantuan untuk warga Palestina. Departemen Luar Negeri AS mengatakan, AS akan menyumbang 150 juta dollar AS kepada badan PBB, menyiapkan dana hingga 75 juta dollar AS dalam bentuk bantuan ekonomi dan pembangunan untuk Tepi Barat dan Gaza, serta 10 juta dollar AS untuk upaya pembangunan perdamaian.
Selain itu, Gedung Putih dalam pernyataannya mengatakan, Biden menegaskan bahwa AS mendukung solusi dua negara atas konflik Israel-Palestina. Hal itu dikatakan Biden dalam panggilan telepon dengan Raja Jordania Abdullah II. Jordania adalah sekutu lama AS yang baru-baru ini menghadapi perbedaan pendapat dalam keluarga kerajaan.
Dukungan AS
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan bahwa bantuan AS untuk Palestina ”melayani kepentingan dan nilai penting AS” sebagai ”cara untuk maju menuju solusi dua negara yang dinegosiasikan”. ”Ini menjadi bantuan penting kepada mereka yang sangat membutuhkan, mendorong pembangunan ekonomi dan mendukung pemahaman Israel-Palestina, koordinasi keamanan dan stabilitas,” kata Blinken dalam sebuah pernyataan.
Pimpinan Palestina berharap bantuan itu menandai dimulainya upaya bersama oleh Biden untuk menekan Israel, termasuk menghentikan permukiman di Tepi Barat yang diduduki Israel.
Pimpinan Palestina berharap bantuan itu menandai dimulainya upaya bersama oleh Biden untuk menekan Israel, termasuk menghentikan permukiman di Tepi Barat yang diduduki Israel. ”Kami sangat menunggu dimulainya kembali tidak hanya bantuan keuangan, tetapi juga hubungan politik dengan AS untuk memungkinkan rakyat Palestina mencapai hak mereka yang sah untuk sebuah negara merdeka dengan Jerusalem sebagai ibu kotanya,” kata Perdana Menteri Palestina Mohammed Shtayyeh.
Juru bicara PBB, Stephane Dujarric, menyambut baik bantuan AS yang dipulihkan. Menurut Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas, bantuan itu ”mengirimkan sinyal yang tepat” di tengah kebutuhan yang meningkat karena pandemi Covid-19. Pendanaan baru senilai 15 juta dollar AS sebelumnya diumumkan oleh AS dalam paket bantuan penanggulangan pandemi Covid-19 kepada Palestina.
Bantuan itu disalurkan di tengah kritik bahwa Israel, yang telah menggelar vaksinasi bagi rakyatnya sendiri, belum mengambil inisiatif serupa di wilayah di bawah pendudukannya. Israel berpendapat bahwa vaksinasi adalah tanggung jawab otoritas Palestina.
Pihak UNRWA mengatakan, kebutuhannya memang telah meningkat karena Covid-19 dan kesulitan warga Palestina di Suriah yang dilanda perang serta Lebanon dan Jordania yang bermasalah.
Tak lama setelah pelantikan Biden pada Januari lalu, AS mengatakan akan memulihkan kantor penghubung Organisasi Pembebasan Palestina yang ditutup oleh Trump. Namun, Biden menunda inisiatif perdamaian besar apa pun terkait Palestina-Israel. Para pendukung solusi dua negara atas Palestina-Israel pun tidak terlalu berharap akan peluang terobosan dalam jangka pendek, terutama di tengah turbulensi di Israel pascapemilu negeri itu.
Selain itu, Blinken menunjukkan, sejauh ini tidak ada perubahan pada salah satu keputusan Trump, yakni mengakui Jerusalem sebagai ibu kota Israel dan memindahkan kedutaan AS ke kota suci yang disengketakan itu.
Respons Israel
Akan tetapi, ”terobosan” terbaru Biden terkait Palestina itu langsung mendapat respons keras Israel. Tel Aviv, yang telah menahan kritik terhadap Biden di bulan-bulan pertamanya, mengecam bantuan AS kepada Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Tengah (UNRWA) itu.
UNRWA adalah lembaga yang menyediakan perumahan, sekolah, dan perawatan lain untuk lebih dari 6 juta warga Palestina, pengungsi Palestina, dan keturunannya. ”Kami percaya bahwa badan PBB untuk apa yang disebut ’pengungsi’ seharusnya tidak ada dalam formatnya saat ini,” kata Gilad Erdan, Duta Besar Israel untuk AS, di Washington.
Israel berargumen bahwa pendidikan yang diberikan oleh sekolah-sekolah yang didukung PBB termasuk penghasutan yang merugikan bagi Israel. ”Saya telah menyatakan kekecewaan dan keberatan saya atas keputusan untuk memperbarui pendanaan UNRWA tanpa terlebih dahulu memastikan bahwa reformasi tertentu, termasuk menghentikan hasutan dan menghapus konten anti-Semit dari kurikulum pendidikannya, dilakukan,” kata Erdan.
Ditanya tentang kritik Israel, juru bicara Deplu AS, Ned Price, mengatakan bahwa AS mengawasi UNRWA dengan sangat serius.
Tak hanya soal isu Palestina, kemarahan Israel juga terpantik oleh pilihan AS untuk ambil bagian dalam pembicaraan tidak langsung yang dipimpin Eropa di Vienna dengan Iran. Pembicaraan yang memilih tema utama tentang kemungkinan AS kembali pada kesepakatan nuklir Iran itu ditentang keras oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. (AFP/REUTERS)