Perlindungan WNI yang berada di luar negeri di tengah pandemi menjadi aspek krusial. Pendampingan atau bantuan sekecil apa pun dari pemerintah akan sangat membantu WNI kita di luar negeri.
Oleh
ADHITYA RAMADHAN
·3 menit baca
Menjalani hari-hari di tengah pandemi Covid-19 di negeri orang tentu tidaklah mudah untuk dijalani. Apalagi negara-negara di dunia menutup perbatasannya sehingga perjalanan internasional pun menjadi sesuatu yang tidak semudah seperti dulu lagi.
Di tengah situasi yang sulit inilah perlindungan warga negara Indonesia (WNI) menjadi sangat krusial. Keberadaan tim khusus yang melibatkan pemerintah juga WNI di sebuah negara untuk merespons dinamika penyebaran Covid-19 di setiap negara sangat dinantikan.
Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Doha di Qatar, misalnya, membentuk Satuan Tugas Penanganan Covid-19 pada 24 Maret 2020 yang merupakan kolaborasi antara KBRI Doha dan komunitas WNI di Qatar. Hal ini merupakan respons atas ditemukannya kasus pertama Covid-19 di Qatar pada 29 Februari 2020.
Pembentukan Satgas tersebut juga merupakan salah satu bentuk perlindungan WNI yang menjadi prioritas Duta Besar Republik Indonesia untuk Qatar Ridwan Hassan saat menyerahkan kredensial kepada Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani pada Desember 2020.
Satgas menjalankan tugas yang beragam, mulai dari mendata WNI yang positif Covid-19, memonitor kondisi kesehatan dan kebutuhan para pasien mereka, mengoordinasi pemberian bantuan sosial, melakukan sosialisasi dan diseminasi informasi, hingga mendampingi pasien dan keluarganya.
Berdasarkan data Satgas Penanganan Covid-19 KBRI Doha, per 31 Maret 2021 terdapat 348 WNI di Qatar yang positif Covid-19 yang 313 orang di antaranya telah sembuh.
Adapun secara umum, dalam beberapa minggu terakhir, jumlah kasus Covid-19 di Qatar terus meningkat. Pada 31 Maret 2021, Pemerintah Qatar merilis 780 kasus baru sehingga membuat total kasus Covid-19 menjadi 179.964 kasus.
Data dari Johns Hopkins University pada Selasa (6/4/2021) memperlihatkan, total kasus Covid-19 di Qatar sebanyak 184.334 kasus dengan kasus meninggal sebanyak 306 kasus. Jumlah total kasus tersebut menempatkan Qatar di papan tengah negara-negara yang berada di bawah kewenangan Kantor Wilayah Organisasi Kesehatan Dunia Mediterania Timur (EMRO).
Akan tetapi, dengan total jumlah kasus meninggal akibat Covid-19 sebanyak 306 kasus, Qatar menjadi negara kedua dengan kasus meninggal paling sedikit di wilayah kerja EMRO setelah Djibouti dengan 80 kasus meninggal.
Dubes Ridwan Hassan mengatakan, ”Sebagai WNI yang tinggal di Qatar, kita patut bersyukur karena penanganan Covid-19 di Qatar termasuk yang sangat baik.” Tingkat kematian akibat Covid-19 di Qatar pun termasuk yang rendah di dunia.
Pemerintah Qatar juga menyediakan dua vaksin Covid-19 untuk dipakai, yaitu vaksin dari Pfizer-BioNTech dan Moderna. Hingga 31 Maret 2021, sebanyak 816.484 vaksin sudah diberikan kepada penduduk Qatar.
Meski demikian, Satgas Penanganan Covid-19 KBRI Doha tetap menjalankan tugasnya mengingat pandemi masih terjadi. Hingga kuartal I tahun 2021, misalnya, Satgas telah menyalurkan 920 paket bantuan kepada WNI yang terdampak Covid-19. Bantuan tersebut berasal dari KBRI (233 paket), komunitas WNI di Qatar (187 paket), dan bantuan dari Qatar Charity (500 paket), sebuah lembaga amal Pemerintah Qatar.
Paket bantuan juga tidak terbatas untuk WNI yang positif Covid-19 dan keluarganya. WNI yang diberhentikan dari pekerjaannya, WNI yang mengalami penghentian gaji atau uang makan, WNI yang mengalami pemotongan gaji, anggota keluarga yang kepala keluarganya dirumahkan, dan WNI yang wajib menjalani karantina sehingga tidak dapat keluar rumah untuk memenuhi kebutuhan pribadinya juga menjadi sasaran penyaluran paket bantuan.
Diseminasi informasi seputar Covid-19 di Qatar juga dilakukan secara intensif. Contohnya, Satgas secara rutin menyampaikan data terbaru kasus Covid-19 di Qatar, termasuk data WNI yang terpapar. Di luar itu, Satgas juga menyebarluaskan informasi kebijakan Pemerintah Qatar terbaru terkait dengan Covid-19. Beberapa kali seminar daring membahas perkembangan pandemi dengan menghadirkan sejumlah narasumber kompeten juga dilakukan.