Denuklirisasi Semenanjung Korea berarti penghapusan semua bentuk senjata nuklir dari kawasan. Hal itu berarti perangkat peluncur nuklir AS di kawasan harus disingkirkan juga.
Oleh
kris mada
·3 menit baca
WASHINGTON, SABTU — Amerika Serikat bersama Jepang dan Korea Selatan sepakat, dialog dengan Korea Utara harus segera dibuka lagi. Tujuan utama upaya diplomasi adalah penghapusan senjata nuklir dari Semenanjung Korea.
Kesepakatan disampaikan dalam pertemuan para penasihat keamanan AS, Jepang, dan Korsel di Maryland, AS, pada Jumat (2/4/2021) siang. Jake Sullivan menjamu Sekretaris Jenderal Kantor Kemananan Nasional Jepang Shigeru Kitamura dan Direktur Kantor Keamanan Nasional Korsel Suh Hoon di Akademi Angkata Laut AS kampus Maryland.
”Para penasihat keamanan nasional sama-sama prihatin atas program nuklir dan rudal balistik Korea Utara dan meneguhkan komitmen bersama untuk menyelesaikan masalah tersebut melalui kerja sama trilateral menuju denuklirisasi. Mereka sepakat pada penerapan resolusi Dewan Keamanan PBB secara menyeluruh oleh komunitas internasional,” demikian pernyataan Gedung Putih.
Sementara Suh mengatakan, mereka sepakat tentang perlunya solusi diplomatik untuk masalah Korut. ”Kami sepakat perundingan AS-Korut harus segera berlanjut,” ujarnya sebagaimana dilaporkan kantor berita Korsel, Yonhap.
Kepada Suh dan Kitamura, Sullivan memaparkan perkembangan tinjauan kebijakan AS terhadap Korut. ”Penasihat Keamanan Korea Selatan, AS, dan Jepang juga membahas sejumlah isu terkait persiapan dan penerapan kebijakan-kebijakan perundingan dengan Korea Utara,” kata Suh.
Ia menyebut dampak baik pada hubungan Pyongyang-Seoul jika perundingan denuklirisasi terlaksana. ”Kami menggarisbawahi pentingnya berhubungan dengan Korea Utara dalam proses denuklirisasi, strategi terkoordinasi AS-Korsel, hubungan pasang surut dua Korea, dan perundingan denuklirisasi,” ujarnya.
Berbagi
Seorang pejabat di Kementerian Luar Negeri AS menyebut, kajian kebijakan AS terhadap Korut sudah hampir rampung. Ia menyebut, pertemuan para penasihat keamanan nasional itu untuk persiapan melanjutkan dialog AS-Korut. ”Kami sangat terbuka dan bersiap serta terlibat menerima masukan agar tidak menjadi menjadi pembicaraan satu arah,” ujarnya.
Lewat pertemuan itu, Washington berharap bisa berbagi dengan Seoul dan Tokyo dalam masalah Semenanjung Korea. Pertemuan itu diharapkan membuat Seoul-Tokyo bisa memahami tujuan AS di kawasan dan tujuan itu dirumuskan dalam kajian kebijakan AS terhadap Korut.
Kajian AS dibuat di tengah upaya Washington untuk kembali berunding dengan Pyongyang. Dalam berbagai kesempatan, Pyongyang menegaskan tidak akan berdialog selama Washington masih terus menunjukkan permusuhan.
Pyongnyang menuntut semua sanksi internasional terhadap Korut dicabut sebelum pelucutan nuklir Korut dilakukan. Washington meminta sebaliknya.
Perbedaan sikap Pyongyang-Washington membuat perundingan tidak kunjung rampung. Sejak pertemuan Presiden AS Donald Trump dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un di Hanoi pada 2019 gagal mencapai kesepakatan, sudah ada beberapa kali upaya melanjutkan dialog. Sampai sekarang, belum ada perkembangan berarti.
Sementara juru bicara Kemenlu AS, Ned Price, mengatakan, denuklirisasi Korut menjadi salah satu fokus kebijakan AS. Pelibatan sekutu AS di kawasan diperlukan untuk memastikan aneka kebijakan terkait Korut bisa diterapkan.
Upaya membangun dialog dengan Korut tidak mudah karena negara itu semakin menutup diri. Kini semakin sedikit diplomat asing tersisa di Pyongyang. Mengutip pernyataan Kedutaan Besar Rusia di Pyongyang, kini tidak sampai 300 pekerja asing di Pyongyang. Mereka termasuk 9 duta besar dan 4 kuasa usaha. Hampir semua pekerja LSM dan organisasi kemanusiaan sudah meninggalkan Korut. (AP/REUTERS)