Ivermectin Bukan ”Obat Ajaib”, WHO Tegaskan Tak Boleh untuk Pasien Covid-19
Informasi obat potensial mengobati Covid-19 tanpa bukti ilmiah masih beredar luas melalui media sosial. Hal ini justru bisa menimbulkan bahaya. Terkait hal itu, WHO mengeluarkan panduan terkait penggunaan ivermectin.
Oleh
ADHITYA RAMADHAN
·3 menit baca
GENEVA, KAMIS — Organisasi Kesehatan Dunia, Kamis (1/4/2021), menegaskan bahwa ivermectin, yang di media sosial disebut-sebut sebagai ”obat ajaib” Covid-19, tidak boleh digunakan untuk menyembuhkan pasien Covid-19. Bahkan, Merck selaku produsen obat ini juga menyampaikan bahwa, berdasarkan analisis mereka, keamanan dan efikasi ivermectin tidak mendukung terhadap Covid-19.
WHO mengeluarkan panduan penggunaan ivermectin yang menyatakan bahwa obat antiparasit itu hanya boleh digunakan oleh pasien Covid-19 dalam uji klinis. WHO juga mengatakan, ”sangat sedikit bukti” yang menunjukkan dampak ivermectin terhadap penurunan kematian, penurunan rawat inap, dan memusnahkan virus dari tubuh.
Di saat negara-negara di dunia sedang sibuk menggelar program vaksinasi Covid-19, unggahan di Facebook dan artikel-artikel yang mendorong penggunaan ivermectin kepada pasien Covid-19 menyebar luas di Brasil, Perancis, Afrika Selatan, dan Korea Selatan.
Pandemi Covid-19 yang tak terkendali telah menyebabkan lonjakan permintaan obat ivermectin, terutama di Amerika Latin. Akan tetapi, dalam panduan penggunaan obat tersebut, WHO menyebutkan, ”Kami tidak merekomendasikan penggunaan ivermectin kepada pasien Covid-19 kecuali dalam konteks uji klinis.”
”Rekomendasi ini berlaku untuk pasien dengan tingkat keparahan dan durasi gejala apa pun.”
Pada Mei 2020, para pejabat di Kota Trinidad, Bolivia, meluncurkan kampanye pemberian tiga dosis ivermectin untuk memerangi Covid-19 meski Kementerian Kesehatan setempat menyatakan bahwa obat itu tidak terbukti memiliki efek pada Covid-19.
WHO mengamati studi yang membandingkan ivermectin dengan plasebo dan obat-obat lain dalam 16 riset uji klinis terkontrol secara acak yang diikuti 2.400 partisipan. ”Saat ini, bukti bagaimana mekanisme ivermectin terhadap Covid-19 kurang meyakinkan dan manfaat klinis apa pun yang muncul tidak bisa dijelaskan,” tulis WHO dalam panduannya.
”Efek ivermectin terhadap tingkat kematian, ventilasi mekanis, masa rawat inap, dan pembersihan virus dari tubuh tidak jelas karena sangat rendahnya bukti,” ujar WHO.
ivermectin telah lama dipakai untuk mengobati penyakit akibat parasit, seperti kutu kepala dan kebutaan sungai di Subsahara Afrika. Rekomendasi WHO tersebut muncul dipicu oleh ”meningkatnya perhatian internasional” terhadap ivermectin sebagai terapi potensial untuk Covid-19.
Bisa diperbarui
Akan tetapi, para pakar WHO menyatakan bahwa panduan itu tidak kaku dan sewaktu-waktu bisa diperbarui jika muncul bukti-bukti baru yang berbeda. ivermectin merupakan salah satu obat yang diuji dalam pengobatan Covid-19 sejak pandemi terjadi. Seperti halnya obat antimalaria hidroksiklorokuin yang tidak teruji mengobati Covid-19, ivermectin tersedia luas dan harganya relatif murah.
Rekomendasi WHO soal ivermectin kemungkinan akan memicu kemarahan dan skeptisisme di antara para pendukung obat itu di media sosial. Retorika yang muncul di media sosial kemungkinan sama dengan ketika hidroksiklorokuin tidak direkomendasikan oleh WHO. Saat itu, WHO dituding sengaja mengabaikan obat itu karena tidak menguntungkan bagi industri farmasi.
Kepala Manajemen Klinis WHO Janet Diaz mengatakan bahwa pihaknya telah memerangi penggunaan berlebih terapi tak berdasar bukti tersebut, terutama obat-obat yang digunakan ulang untuk Covid-19, tetapi tanpa bukti efikasi. ”Ini selalu mengkhawatirkan karena bisa jadi justru lebih berbahaya dibandingkan manfaatnya, serta pasien penyakit lain yang seharusnya diberi obat itu malah tidak mendapatkannya,” ujar Diaz.
Bram Rochwerg, Ketua Guidline Development Group WHO yang membuat rekomendasi itu, mengatakan bahwa meski ivermectin adalah obat yang ”relatif aman”, penggunaannya pada penyakit di luar peruntukannya akan menimbulkan efek yang berbeda.
Pekan lalu, Badan Pengawas Obat Eropa juga tidak merekomendasikan penggunaan ivermectin untuk pasien Covid-19 di luar uji klinis. Badan Pengawas Obat dan Makanan AS, FDA, juga menyatakan dengan tegas ”tidak” untuk merespons pertanyaan ”haruskah saya meminum ivermectin untuk mencegah atau mengobati Covid-19?” (AFP/REUTERS)