Lalu lintas laut melalui Terusan Suez, Mesir, terhenti sehingga mengganggu rantai pasok global. Pengiriman minyak dan komoditas terhambat.
Oleh
Benny D. Koestanto dan Musthafa Abd. Rahman
·3 menit baca
LONDON, JUMAT - Terusan Suez yang tersumbat akibat kandasnya kapal kontainer raksasa MV Ever Given membuat rantai pasok dunia terkendala. Situasi kian tak menentu karena tidak ada kepastian waktu untuk mengatasi masalah tersebut.
MV Ever Given dengan panjang 400 meter dan berbobot 200.000 ton kandas pada Selasa (23/3/2021) pagi. Saat itu, angin berembus kencang dan badai pasir membatasi pandangan.
Perusahaan pemilik kapal, Shoei Kisen asal Jepang, meminta maaf atas insiden yang menimpa kapal yang sedang menuju Eropa dari China.
Nilai ekonomi akibat terganggunya arus pasok global karena insiden itu diperkirakan mencapai 400 juta dollar AS per jam. Artinya, potensi biaya yang harus dikeluarkan perusahaan-perusahaan secara total akibat kejadian itu senilai 9,6 miliar dollar AS per hari. Prediksi kerugian itu disusun Lloyd’s List, jurnal berita perkapalan berbasis di London, Jumat (26/3).
Terusan Suez melayani 10 persen perdagangan global. Kanal ini menyediakan rute pengiriman penting yang menghubungkan Eropa ke Asia.
Sebagaimana dikutip Business Insider, nilai barang kargo yang melewati kanal itu per hari diperkirakan 9,6 miliar dollar AS. Perjalanan menuju ke barat bernilai 5,1 miliar dollar AS, sedangkan arah ke timur 4,5 miliar dollar AS.
Rata-rata ada 93 kapal yang melewati Terusan Suez setiap hari. Dengan demikian, sejak kandas pada Selasa, lebih dari 300 kapal terhalang. Sebagian kapal dikabarkan mengalihkan rute melalui Tanjung Harapan di Afrika.
Macetnya jalur pelayaran itu dipastikan berdampak pada rantai pasok global. Lloyd’s List mengatakan, setiap hari sekitar 1,2 miliar ton kargo diangkut melewati kanal itu.
Hampir tidak ada alat transportasi alternatif selain kapal laut untuk pengiriman barang dari Asia ke Eropa. Maka, penutupan Terusan Suez bakal menunda pengiriman berbagai suku cadang dan bahan mentah ke Eropa, seperti kapas dari India, minyak dari Timur Tengah, hingga suku cadang mobil dari China.
Dampak langsung yang lebih kecil diperkirakan dialami Amerika Serikat. AS menerima sebagian besar pengiriman dari Asia di Pantai Barat. Adapun impor dari Eropa, khususnya yang menuju Asia, mungkin tertunda. Penutupan Terusan Suez pun akan membuat pengiriman peti kemas kosong ke Asia terkendala. Kondisi itu diperkirakan menambah parah kekurangan peti kemas akibat permintaan barang oleh konsumen.
Banyak pihak mulai bersiap-siap menghadapi dampak jeda pengiriman pada rantai pasok. Menteri Transportasi Singapura Ong Ye Kung mengatakan, Singapura akan mengalami gangguan.
Jika berlarut-larut, kondisi itu juga berdampak pada rantai pasok minyak. Pasokan dari Timur Tengah ke Eropa atau Asia Utara ke Eropa bakal terganggu. Setiap hari setidaknya 1,9 juta barel minyak diangkut melalui Terusan Suez.
Bloomberg melansir, hingga Jumat, ada 240 kapal yang mengantre dari arah Laut Merah dan Laut Tengah untuk masuk ke Terusan Suez. Kapal-kapal itu, antara lain, tanker minyak dan gas serta kapal kargo yang membawa komoditas dari sejumlah negara.
”Kami berharap kanal segera dibuka, kecelakaan ditangani dengan baik,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Hua Chunying.
Ganti rugi
Harian Mesir, Al-Ahram, Jumat, mengungkapkan, Pemerintah Mesir menyiapkan tuntutan kepada pemilik dan perusahaan asuransi dari MV Ever Given. Tujuannya agar Mesir mendapatkan ganti rugi akibat hilangnya pendapatan dari Suez.
Terusan Suez merupakan satu dari empat besar sumber devisa Mesir. Tiga lainnya ialah pariwisata, minyak, dan pajak transfer gaji warga Mesir yang bekerja di luar negeri.
Pendapatan Mesir dari Terusan Suez mencapai 5,61 miliar dollar AS pada 2020. Sebelumnya, pada 2019, devisa yang diperoleh Mesir dari Terusan Suez mencapai 5,8 miliar dollar AS. Penurunan terjadi akibat pandemi Covid-19 yang mengurangi lalu lintas laut.
Kepala Otoritas Pengelola Terusan Suez Osama Rabie kembali mengumumkan penutupan sementara jalur pelayaran Terusan Suez hingga penarikan MV Ever Given selesai.