RI-Singapura Persiapkan Pembukaan Perjalanan dan Wisata
RI-Singapura berkomunikasi mengenai kemungkinan untuk memiliki proyek percontohan tentang pembukaan kembali perbatasan kedua negara untuk tujuan pariwisata secara aman, bertahap, dan dengan hati-hati.
Oleh
BENNY D KOESTANTO
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Singapura terus membahas upaya untuk menghidupkan kembali sektor perjalanan dan pariwisata kedua negara di tengah pandemi Covid-19. Prinsip kehati-hatian dan kecermatan diusung kedua pemerintah.
Hal itu diutarakan oleh Menteri Luar Negeri RI Retno LP Marsudi seusai menerima kunjungan resmi Menlu Singapura Vivian Balakrishnan di Jakarta, Kamis (25/3/2021). Balakrishnan berkunjung ke Jakarta selama dua hari hingga Jumat (26/3) besok dan bertemu dengan sejumlah pihak.
Selain dengan Retno, Balakrishnan juga, antara lain, bertemu dengan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, serta Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno.
Retno mengungkapkan, kedua pihak bertukar pandangan tentang situasi terkait penanganan Covid-19 serta kemajuan program vaksinasi di kedua negara. Ia menjelaskan bahwa hingga pekan ini Indonesia telah memvaksinasi lebih dari 9 juta orang. Retno mengungkapkan juga pada satu titik vaksinasi Covid-19 Indonesia mampu memvaksin 500.000 warga per hari.
Retno mengaku senang kedua negara memiliki Travel Corridor Arrangement (TCA) sebagai alat untuk memfasilitasi pelancong bisnis resmi dan penting. Indonesia berharap TCA terus berlanjut.
Sambil terus mengikuti perkembangan pandemi, menurut Retno, Indonesia-Singapura berkomunikasi tentang kemungkinan untuk memiliki proyek percontohan tentang pembukaan kembali perbatasan kedua negara untuk tujuan pariwisata secara aman, bertahap, dan hati-hati. ”Saya ingin mengulanginya; aman, secara bertahap, dan hati-hati. Sekali lagi, kesehatan dan keselamatan para pelancong dan orang-orang adalah yang terpenting,” kata Retno.
Balakrishnan menyatakan bahwa pandemi Covid-19 menyajikan kondisi yang penuh tantangan bagi kedua negara.
Balakrishnan menyatakan bahwa pandemi Covid-19 menyajikan kondisi yang penuh tantangan bagi kedua negara. Menurut dia, Singapura dan RI telah menunjukkan keduanya sebagai mitra yang baik di masa-masa sulit ini. Seiring program vaksinasi Covid-19, kedua negara menjajaki rencana program-program pemulihan pascapandemi Covid-19.
”Semua kementerian dilibatkan dengan hasil yang diharapkan dapat diimplementasikan dalam beberapa bulan mendatang,” kata Balakrishnan.
Rencana Singapura
Retno menjelaskan upaya untuk menghidupkan kembali sektor perjalanan dan pariwisata kedua negara di tengah pandemi Covid-19 masuk dalam pembahasan persiapan Leaders Retreat RI-Singapura yang dijadwalkan digelar pada paruh kedua tahun ini. Singapura, seperti diberitakan sejumlah media, membuka opsi untuk menerima kunjungan wisatawan mulai akhir tahun ini.
Retno mengungkapkan, dua bahasan lain terkait persiapan Leaders Retreat mencakup investasi secara umum dan peluang kerja sama ekonomi digital.
Sebagaimana diwartakan, pada awal bulan ini Menteri Perdagangan dan Perindustrian Singapura Chan Chun Sing dan Retno meratifikasi Instrumen Perjanjian Investasi Bilateral (BIT) antara RI dan Singapura. BIT itu diharapkan dapat mendorong arus investasi yang lebih besar melalui kepastian dan kepercayaan kedua negara.
Singapura adalah investor utama Indonesia. Arus masuk investasi asing secara langsung (FDI) dari Singapura terus meningkat meskipun terjadi pandemi.
Pada tahun 2020, FDI dari Singapura naik lebih dari 50 persen secara tahunan. Hal itu memberikan kontribusi sekitar 30,1 persen FDI global ke Indonesia.
”BIT ini juga mencerminkan komitmen kuat kami terhadap ekonomi yang terbuka dan kerja sama secara adil, serta menandakan optimisme yang diperkuat untuk pemulihan ekonomi yang cepat,” kata Retno. ”Jadi, kami berharap Leaders Retreat kelak juga akan memberikan dorongan lebih lanjut bagi investasi.”
Balakrishnan juga menyinggung arti penting investasi bagi perekonomian kedua negara. Termasuk di dalamnya adalah perjanjian BIT yang telah diratifikasi. Hal itu dinilainya menjadi bukti kerja sama substantif kedua negara yang dilakukan di tengah tantangan yang tidak mudah saat-saat ini, khususnya kondisi pandemi Covid-19.
Terkait kerja sama ekonomi digital, Retno mengaku senang Nongsa Digital Park di Batam, Kepulauan Riau, telah mendapatkan status Zona Ekonomi Khusus pada 2 Maret 2021. Sebagai ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara, Indonesia memiliki potensi dunia digital yang menjanjikan.
Di sisi lain, Singapura memiliki pengetahuan dan jaringan untuk mengembangkan sektor itu. Kedua negara diharapkan saling menjembatani hal-hal itu. ”Dengan penunjukan Nongsa Digital Park sebagai Zona Ekonomi Khusus, Batam akan menjadi pintu masuk bagi perusahaan TI internasional untuk berinvestasi di Indonesia,” kata Retno.