Penularan Domestik Meningkat, India Tunda Suplai Vaksin Global
Pemerintah India memutuskan untuk menunda pengiriman vaksin untuk negara-negara yang miskin yang tergabung dalam mekanisme vaksin global COVAX. Peningkatan infeksi di dalam negeri jadi alasan penundaan.
Oleh
Mahdi Muhammad
·4 menit baca
NEW DELHI, KAMIS — Untuk sementara, Pemerintah India menangguhkan semua ekspor vaksin AstraZeneca yang dibuat oleh Serum Institute of India (SII) untuk memenuhi kebutuhan vaksin domestik. Langkah itu diambil karena jumlah kasus penularan Covid-19 terus meningkat.
Di sisi lain, kebijakan itu akan memengaruhi pasokan vaksin ke sejumlah negara yang ikut dalam mekanisme penyediaan vaksin global melalui COVAX, yang didukung oleh GAVI dan WHO. Mekanisme itu terutama ditujukan untuk membantu negara-negara miskin dan berpenghasilan rendah.
”Kami memahami bahwa pengiriman vaksin Covid-19 ke negara berpenghasilan rendah yang berpartisipasi dalam fasilitas COVAX kemungkinan akan menghadapi penundaan menyusul kemunduran dalam mendapatkan izin ekspor,” kata Unicef dalam surat elektronik yang dikirimkan, Rabu (24/3/2021). Menurut rencana, vaksin yang diproduksi saat ini oleh SII akan dikirimkan ke 64 negara peserta mekanisme COVAX pada Maret dan April.
Unicef dalam surat itu menyatakan, mereka dan Pemerintah India terus melakukan pembicaraan untuk memastikan pengiriman vaksin ke negara-negara yang tergabung dalam mekanisme COVAX secepat mungkin.
Kementerian Luar Negeri India dan SII, produsen vaksin, tidak menjawab permintaan komentar mengenai hal ini.
Sejauh ini, COVAX telah menerima 17,7 juta dosis vaksin AstraZeneca darI SII dari total 60,5 juta dosis yang telah dikirimkan oleh Pemerintah India. Pengiriman vaksin telah ditunda sejak Kamis pekan lalu karena Pemerintah India tengah memperluas jangkauan vaksinasi bagi warganya, bersamaan dengan peningkatan kasus infeksi di negara itu.
Dua sumber yang memiliki informasi langsung terkait masalah produksi dan ekspor vaksin mengatakan, untuk sementara, seluruh pengiriman vaksin ditunda. ”Tida ada ekspor. Tidak ada apa-apa sampai situasi di India stabil. Pemerintah tidak ingin kehilangan peluang ketika saat ini begitu banyak warga yang perlu divaksin di India,” kata mereka.
Pemerintah India dan SII telah menunda pengiriman vaksin AstraZeneca ke beberapa negara, di antaranya Brasil, Inggris, Maroko, dan Arab Saudi. Otoritas Inggris menghubungi New Delhi untuk mendapatkan batch kedua dari 5 juta dosis yang mereka pesan, tetapi pesanan itu urung dikirimkan.
COVAX memiliki kesepakatan untuk membeli 1,1 miliar dosis suntikan AstraZeneca dan Novavax yang dibuat SII dalam jumlah besar. Kedua vaksin itu akan dikirimkan ke negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.
Unicef mengatakan kepada Reuters bahwa COVAX telah memberi tahu negara-negara yang berpartisipasi bahwa mereka akan menerima vaksin AstraZeneca-Oxford dengan volume yang lebih rendah dari yang diharapkan pada bulan Maret dibandingkan dengan volume vaksin diproduksi di Korea Selatan.
AstraZeneca juga telah memberi tahu COVAX bahwa mereka akan mengganti volume yang tertunda pada bulan April dan Mei, kata Unicef.
Unicef, yang mendapatkan mandat mengawasi distribusi vaksin COVAX, tidak secara tegas menyatakan bahwa penundaan pengiriman karena kebutuhan domestik India yang meningkat. Unicef, dalam bahasa yang diplomatis, menyatakan bahwa produsen vaksin SII tengah menghadapi tantangan, tanpa menjelaskan secara detail tentang yang dimaksud dengan tantangan.
Pemerintahan Perdana Menteri Narendra Modi, Minggu (21/3/2021), memutuskan untuk memperluas jangkauan vaksin Covid-19 kepada warganya dengan memasukkan warga yang berusia di atas 45 tahun sebagai penerima vaksin mulai 1 April mendatang. Hal ini diputuskan ketika banyak pemerintah negara bagian mengalami lonjakan kasus dan meminta Pemerintah India agar semua warga dewasa dilindungi.
Saat ini, hanya orang tua dan mereka yang berusia di atas 45 tahun dengan kondisi kesehatan yang memenuhi syarat yang bisa mengikuti program vaksinasi. Pekerja kesehatan dan pekerja sektor esensial lainnya telah menerima vaksinasi sejak pertengahan Januari lalu.
Sejauh ini, sekitar 52 juta warga India telah menjalani vaksinasi dengan 47 juta warga di antaranya menggunakan vaksin AstraZeneca yang diproduksi oleh SII. Sisanya adalah vaksin COVAXIN yang juga dikembangkan oleh perusahaan bioteknologi lokal, Bharat Biotech.
Sejauh ini, Pemerintah India meminta SII untuk memasok sekitar 141 juta dosis. Perusahaan juga menyumbang hampir semua ekspor vaksin India. SII berencana untuk meningkatkan produksi bulanan menjadi 100 juta dosis dari April atau Mei. Kini, kapasitas terpasang mereka telah mencapai 70 persen atau sekitar dari 70 juta dosis per bulan. (REUTERS)