Pejabat Arab Saudi Diduga Ancam Ketua Tim Penyidik PBB
Ketua tim penyelidik pembunuhan Jamal Khashoggi, Agnes Callamard, dilaporkan mendapat ancaman pembunuhan dari pejabat Pemerintah Arab Saudi. AS kembali menekan Arab Saudi agar menindaklanjuti pihak yang terlibat.
Oleh
Mahdi Muhammad
·4 menit baca
AFP/FABRICE COFFRINI
Pelapor Khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa Agnes Callamard menjawab pertanyaan mengenai laporan pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi, pada 19 Juni 2019, di Geneva, Swiss.
WASHINGTON, KAMIS — Kantor Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa Bangsa, Rabu (24/3/2021), mengonfirmasi akurasi pernyataan Agnes Callamard, ahli independen yang memimpin penyelidikan pembunuhan Jamal Khashoggi, di surat kabar The Guardian. Kantor Komisaris Tinggi HAM PBB membenarkan bahwa seorang pejabat pemerintahan Arab Saudi melontarkan ancaman pembunuhan terhadap Callamard saat dia bertemu dengan beberapa pejabat senior Pemerintah Arab Saudi dan pejabat PBB di Geneva, Swiss, Januari 2020.
”Kami mengonfirmasi bahwa rincian dalam cerita Guardian tentang ancaman yang ditujukan pada Agnes Callamard adalah akurat,” kata juru bicara Kantor Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia PBB, Rupert Colville, dalam balasan surat elektroniknya kepada Reuters.
Surat kabar The Guardian edisi Selasa (23/3/2021) mengutip pernyataan Callamard, ahli HAM asal Perancis, yang menyatakan, seorang pejabat senior Pemerintah Arab Saudi telah melontarkan ancaman dengan menyatakan dirinya ”akan diurus” jika PBB tidak bisa mengendalikannya dalam penyelidikan kasus pembunuhan Khashoggi. Ancaman itu, yang dilontarkan oleh sang pejabat Arab Saudi sebanyak dua kali, tidak disampaikan langsung di hadapan Callamard, tetapi disampaikan kepada rekan kerja Callamard di kantor Komisaris Tinggi HAM PBB.
Lembaga itu telah memberi tahu Callamard tentang ancaman tersebut serta pihak keamanan dan otoritas PBB.
PHOTO BY MOHAMMED AL-SHAIKH DAN OSCAR DEL POZO / AFP
Foto kolumnis The Washington Post, Jamal Khashoggi (kiri), yang diduga dibunuh oleh agen rahasia Pemerintah Arab Saudi dan diduga diperintahkan oleh Pangeran Mohammed bin Salman (kanan).
Callamard memimpin penyelidikan PBB atas pembunuhan Khashoggi yang terjadi pada Oktober 2018 dan diduga dilakukan oleh sejumlah agen Pemerintah Arab Saudi di kantor konsulat mereka di Istanbul, Turki. Sebuah laporan yang disusun oleh tim pimpinan Callamard tahun 2019 menyimpulkan ada bukti kredibel bahwa Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman dan pejabat senior Arab Saudi bertanggung jawab atas pembunuhan jurnalis Washington Post dan penduduk AS tersebut.
Callamard juga menyerukan kepada dunia internasional ikut menekan Pemerintah Arab Saudi agar orang-orang yang terlibat dalam pembunuhan itu mendapatkan hukuman. Bahkan, dia juga menyerukan adanya pemberian sanksi terhadap Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman (MBS)
Pangeran MBS menyangkal terlibat dalam pembunuhan itu. Namun, ia mengatakan siap memikul tanggung jawab utama. Alasannya, sejumlah pelaku adalah anggota tim khusus yang berada di bawah pengawasan MBS.
Ancaman yang dilontarkan terhadap Callamard disampaikan setelah Pemerintah Arab Saudi mengkritik hasil kerja tim penyelidik PBB. The Guardian menulis, seorang pejabat senior Arab Saudi mengatakan dia telah berbicara dengan orang-orang yang siap untuk ”mengurusnya”.
Callamard memahami pernyataan tersebut sebagai ancaman kematian.
”Ancaman kematian. Begitulah cara memahami. Orang-orang yang hadir, dan juga kemudian, menjelaskan kepada delegasi Arab Saudi bahwa ini sama sekali tidak pantas,” kata Callamard yang kini menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Amnesty Internasional.
REUTERS/FAISAL NASSER
Foto wajah Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman terpampang di lokasi ajang Misk Global Forum di Riyadh, Arab Saudi, 14 November 2018. Investigasi tim pelapor PBB yang dirilis Rabu (19/6/2019) mengungkap keterlibatan Pangeran Mohammed dalam kasus pembunuhan wartawan Jamal Khashoggi.
Callamard mengkritik keputusan pengadilan Arab Saudi pada bulan September tahun lalu yang memvonis para operator lapangan dengan masa hukuman bervariasi, yakni delapan hingga 20 tahun. Dia pun menyayangkan tidak sampainya tangan hukum kepada orang-orang yang menjadi otak perencanaan pembunuhan.
Pemerintah Arab Saudi menolak dan membantah hasil penyelidikan Callamard. Mereka menegaskan kembali bahwa pembunuhan itu adalah kejahatan keji oleh kelompok pembangkang.
Tekanan Biden
Amerika Serikat menekan Pemerintah Arab Saudi untuk mengambil tindakan lebih lanjut terhadap orang-orang yang terlibat dalam pembunuhan Khashoggi. Tekanan ini muncul setelah Washington mendapat kritik pedas bahwa mereka tidak bersikap cukup atas keterlibatan Pangeran MBS dalam pembunuhan itu berdasarkan laporan intelijen yang dirilis Presiden AS Joe Biden, Jumat pekan lalu.
Laporan intelijen AS menyebutkan, tujuh dari 15 anggota tim pembunuh, yang disebut sebagai Pasukan Intervensi Cepat, terbang ke Istanbul, Turki, untuk mempertahankan eksistensi Pangeran MBS. Tim itu juga hanya bertanggung jawab terhadap MBS.
OZAN KOSE / AFP
Tim forensik Turki meninggalkan sebuah parkir bawah tanah yang ditutup oleh polisi Turki, pada 22 Oktober 2018 di Istanbul, setelah polisi menemukan sebuah mobil yang ditinggalkan milik konsulat Arab Saudi, tiga minggu setelah pembunuhan wartawan Jamal Khashoggi di konsulat Arab Saudi.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Ned Price, mengatakan, AS mendesak Arab Saudi untuk membubarkan tim ini serta melakukan reformasi kelembagaan, sistemik, dan kontrol agar kegiatan anti-pembangkangan ini dihentikan sepenuhnya.
”Kami telah memperjelas—dan akan terus melakukannya—bahwa pembunuhan brutal Jamal Khashoggi 28 bulan lalu tetap merupakan tindakan yang tidak dapat diterima,” kata Price.
Pemerintahan Biden menjatuhkan sanksi kepada seluruh anggota tim ini serta 76 orang lain yang dianggap melecehkan orang-orang yang memiliki sikap berbeda dengan Pemerintah Arab Saudi. Namun, sanksi itu tidak berlaku bagi Pangeran MBS.
Ditanya mengapa tidak ada tindakan yang diambil terhadap MBS, Sekretaris Oers Gedung Putih Jen Psaki mengatakan bahwa Amerika Serikat biasanya tidak memberikan sanksi kepada para pemimpin asing. Sebuah hal yang kontradiktif karena pada kenyataannya AS sering melakukan tindakan terhadap pejabat senior negara yang bermusuhan.
Akan tetapi, dia mengisyaratkan bahwa MBS tidak selamanya lolos. Mengenai kapan dan bagaimana tindakan itu akan diambil, Psaki menyatakan akan diputuskan jika waktunya sudah tepat.
AFP/SAUL LOEB
Hatice Cengiz, tunangan kolumnis Washington Post, Jamal Khashoggi, menghadiri konferensi pers yang menyerukan pemerintah Trump untuk merilis perincian tentang pembunuhannya, di Capitol Hill di Washington, DC, 3 Maret 2020.
Tunangan Khashoggi, Hatice Cengiz, mengatakan bahwa MBS telah kehilangan legitimasi setelah publikasi laporan tersebut.
”Sangat penting bahwa putra mahkota, yang memerintahkan pembunuhan brutal terhadap orang yang tidak bersalah, harus dihukum tanpa pengecualian. Ini tidak hanya akan membawa keadilan yang kami cari untuk Jamal, tetapi juga bisa mencegah tindakan serupa terulang di masa depan,” kata Cengis, dalam cuitannya di Twitter.
Sekutu Biden di Kongres juga mendesak tindakan lebih keras. Senator Demokrat Ron Wyden, yang memimpin desakan untuk mendeklasifikasi laporan tersebut, menyebut pangeran ”seorang pembunuh amoral yang bertanggung jawab atas kejahatan keji”.
”Harus ada konsekuensi pribadi untuk MBS. Dia harus mendapat sanksi, termasuk keuangan, perjalanan dan hukum. Pemerintah Saudi harus menanggung konsekuensi serius selama dia tetap di pemerintahan,” katanya. (AFP/Reuters)