Pelaksanaan pemilu Knesset empat kali hanya dalam kurun waktu dua tahun menunjukkan tiadanya stabilitas politik di Israel saat ini.
Oleh
Musthafa Abd Rahman, dari Kairo-Mesir
·3 menit baca
KAIRO, KOMPAS — Israel, Selasa (23/3/2021) ini, menggelar pemilu dini Knesset (parlemen) yang keempat kalinya dalam dua tahun terakhir ini. Pemilu dini Knesset pertama dalam dua tahun terakhir digelar pada April 2019, pemilu berikutnya pada September 2019, lalu pemilu dini Knesset ketiga pada Maret 2020, dan pemilu dini Knesset keempat pada Selasa ini.
Menurut undang-undang Israel, pemilu Knesset digelar setiap empat tahun sekali. Sejak berdirinya negara Israel tahun 1948, sudah 23 kali pemilu Knesset dilaksanakan. Pemilu Knesset hari Selasa ini merupakan pemilu Knesset ke-24.
Pelaksanaan pemilu Knesset empat kali hanya dalam kurun waktu dua tahun menunjukkan tiadanya stabilitas politik di Israel saat ini. Faktor utama terjadinya ketidakstabilan situasi politik itu adalah status terdakwa yang disandang orang kuat di Israel saat ini, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, dalam kasus korupsi.
Bermula dari tindakan Jaksa Penuntut Umum Israel Avichai Mendelblit saat mengguncang publik Israel saat itu. Ia pada 28 Februari 2019 mengumumkan tiga dakwaan pidana terhadap Netanyahu terkait korupsi, penyalahgunaan kekuasaan, dan penerimaan suap.
Tiga dakwaan pidana tersebut merupakan kasus lama yang dikenal di kalangan media Israel dengan nama kasus 1000, 2000, dan 4000. Kasus 1000 adalah kasus Netanyahu dan istrinya menerima hadiah barang-barang berharga senilai 240.000 dollar AS dari warga Israel produser film yang bermukim di AS dan senilai 72.000 dollar AS dari pengusaha Australia.
Barang mewah itu berupa berlian, sampanye, dan cerutu Kuba yang dilakukan dari 2007 hingga 2016.
Kasus dokumen 2000 adalah kasus Netanyahu meminta kepada pemilik harian Yedioth Ahronoth, Arnon Mozes, memperbaiki pemberitaan terkait Netanyahu dengan imbalan Netanyahu akan menggembosi oplah harian Yisrael Hayom, koran saingan Yedioth Ahronoth.
Kasus 4000 adalah kasus Netanyahu memberikan fasilitas dan kemudahan kepada perusahaan media dan telekomunikasi Israel, Bezeq-Walla, dengan imbalan perusahaan media itu mengharumkan citra Netanyahu dalam pemberitaan mereka. Sejak itu, kasus korupsi tersebut jadi amunisi lawan-lawan politik Netanyahu untuk melemahkan kekuasaannya.
Netanyahu selalu mampu mempertahankan kekuasaannya meskipun dakwaan korupsi itu sudah berjalan dua tahun. Namun, posisi Netanyahu dalam pemilu dini Knesset hari Selasa ini dianggap terberat dibanding pemilu-pemilu dini Knesset sebelumnya.
Pecahan Likud
Netanyahu dan partai kanan Likud yang dipimpinnya kini, selain menghadapi partai Biru-Putih pimpinan Benny Gantz, juga mendapat tantangan kuat dari partai baru New Hope pimpinan Gideon Sa’ar. Partai itu pecahan dari Partai Likud.
Menurut jajak pendapat yang dilakukan televisi Israel, Channel 12, pekan lalu, Partai New Hope diperkirakan meraih kursi cukup signifikan, yakni sembilan kursi Knesset. Adapun partai kanan Likud akan meraih 32 kursi, merosot dibandingkan dengan perolehan Partai Likud pada pemilu dini Maret 2020 saat mereka memperoleh 36 kursi.
Sejumlah pengamat di Israel menyebutkan, pemilu dini Knesset kali ini akan melahirkan peta baru dalam pentas politik di Israel. Perolehan Partai Biru Putih akan merosot tajam, menyusul popularitas Benny Gantz yang anjlok akibat bersedia berkoalisi dengan Netanyahu pascapemilu dini Maret 2020.
Pemerintah koalisi Netanyahu-Gantz akhirnya juga ambruk, menyusul kegagalan bersepakat soal anggaran belanja negara tahun 2021 yang mengantarkan digelarnya pemilu dini Knesset lagi, Selasa ini.
Para pemilih Partai Biru-Putih akan memberikan suaranya ke Partai New Hope. Gideon Sa’ar, pemimpin partai itu, kini dianggap simbol perlawanan baru terhadap hegemoni Netanyahu.
Sa’ar kini mulai melobi pemimpin partai kanan Yamina, Naftali Bennett, dan partai kanan Yisrael Beiteinu, Avigdor Lieberman, untuk membangun koalisi melawan Partai Likud dan PM Netanyahu.
Bennett dan Lieberman selama ini punya hubungan buruk dengan Netanyahu. Lieberman selama ini menolak masuk koalisi bersama Netanyahu.
Menurut sejumlah pengamat, tidak tertutup kemungkinan bakal ada koalisi kubu Kanan poros Sa’ar dan Partai Biru-Putih pimpinan Gantz pascapemilu dini ini untuk membentuk pemerintahan koalisi.