Sekjen PBB Serukan Penghentian Kekerasan dan Diskriminasi Rasial
Sekjen PBB Antonio Guterres menyerukan penghentian diskriminasi rasial, termasuk kepada warga Asia-Amerika. Kekerasan verbal dan pembunuhan rasial merupakan masalah serius.
Oleh
Mahdi Muhammad
·3 menit baca
NEW YORK, SELASA — Peristiwa penembakan di sebuah panti pijat di Atlanta, Negara Bagian Georgia, Amerika Serikat, pekan lalu, memunculkan kembali bias rasial di negara yang menobatkan dirinya sebagai negara demokrasi terbesar di dunia itu.
Bias rasial yang muncul kembali terhadap warga minoritas, setelah tahun lalu Amerika Serikat (AS) juga diguncang oleh kematian George Floyd di Minneapolis, Minnesotta, sangat disayangkan oleh Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa Bangsa, Antonio Guterres.
Guterres menyerukan penghentian semua kekerasan, termasuk kekerasan terbaru terhadap warga Asia dan orang-orang keturunan Asia di Amerika.
”Dunia telah menyaksikan serangan mematikan yang mengerikan, pelecehan verbal dan fisik, intimidasi di sekolah, diskriminasi di tempat kerja, hasutan untuk kebencian di media dan di platform media sosial, dan bahasa yang menghasut oleh mereka yang memiliki posisi berkuasa,” kata Wakil Juru Bicara PBB, Farhan Haq, dalam pernyataannya, Senin (22/3/2021).
Menurut Haq, di beberapa negara, perempuan Asia secara khusus menjadi sasaran serangan, menambahkan kebencian terhadap perempuan ke dalam campuran kebencian yang beracun. ”Kami ingin semua kekerasan seperti itu dihentikan,” ujarnya.
Haq mengatakan, ribuan insiden, baik kekerasan verbal, fisik, dan bahkan pembunuhan, menjadi bukti sejarah adanya intoleransi, stereotip, pengambinghitaman, eksploitasi, dan pelecehan yang sudah berlangung selama berabad-abad.
Masih menurut Haq, Guterres menyatakan berduka dan mendukung sepenuhnya para korban dan keluarga yang ditinggalkan dalam kejadian itu. ”Dia berdiri dalam solidaritas dengan semua orang yang mengganggap rasisme dan serangan lain terhadap hak asasinya,” kata Haq.
Berdasarkan data Pusat Studi Kebencian dan Ekstremisme AS, insiden kejahatan rasial terhadap orang Asia-Amerika naik 149 persen di 16 kota utama di AS sepanjang tahun 2020, dibandingkan dengan tahun 2019.
Alex dan Maia Shibutani, atlet ice-skating AS berdarah Jepang mengingatkan agar warga, khususnya generasi muda, untuk lebih peka dan memahami persoalan ini dengan cara membuka diri untuk berdiskusi dan bahkan mengikuti berbagai kegiatan yang bertemakan toleransi dan antirasialisme.
”Harapan kami untuk generasi muda berikutnya negara ini adalah keluar dari pandemi, kita memimpin dengan kasih sayang dan pengertian,” kata Alex. Dia menambahkan, perubahan sosial adalah sebuah keniscayaan, sebuah hal yang penting dan perlu.
”Antara gerakan Black Lives Matter dan sekrang #StopAsianHate, mengharapkan dukungan dari semua komunitas,” katanya.
Insiden baru
Insiden rasial terbaru melibatkan warga Asia-Amerika terjadi di Kota Kansas. Satu-satunya anggota Badan Legislatif Kansas yang merupakan warga Asia-Amerika, Rui Xu, menyatakan, dirinya mendapat ancaman fisik dari seorang petugas keamanan bar di Kansas barat.
Melalui media sosial, Xu mengatakan, petugas keamanan itu menanyakan mengapa dirinya menggunakan masker dan apakah dia membawa penyakit Covid-19.
”Itu adalah peringatan yang cukup spesifik bagi kami, warga Asia-Amerika, dari tahun lalu. Sebagian besar retorika anti-Asia Amerika yang terjadi memiliki semacam pesan itu,” katanya.
Dalam postingan yang dibagikan lebih dari 200 kali, Xu mengatakan dia mengunjungi sports bar Russell setelah tampil sebagai tamu di acara televisi PBS yang berbasis di Bunker Hill, tidak jauh dari lokasi kejadian.
Dia berada di lokasi kejadian bersama dengan pembawa acara PBS berkulit putih dan juga mengenakan masker seperti dirinya. Tapi, petugas keamanan bar itu tidak menjadikannya sebagai sasaran.
Xu berkata bahwa para pelayan telah meminta maaf kepadanya setelah kejadian tersebut dan seorang pelanggan membelikannya minuman. Dia mengatakan orang-orang di bar memberitahunya bahwa pelindung itu berasal dari luar negara bagian.
”Semua orang di bar yang sebenarnya berasal dari Russell luar biasa dan baik hati dan saya bersenang-senang,” kata Xu, menambahkan bahwa dia tidak berpikir bahwa kejadian itu penting.
Dalam surat kepada Xu, Wali Kota Russell, Jim Cross, menyebut tindakan petugas keamanan itu penuh kebencian dan tidak bisa dimaafkan.
”Saya meminta semua orang Amerika bergabung dengan Kota Russell untuk mengutuk insiden menjijikkan ini dan banyak lagi yang seperti itu,” kata Cross. (AP/REUTERS)