Tren Kasus Covid-19 Naik Lagi, Eropa Kembali Terapkan Pembatasan Sosial Ketat
Gelombang infeksi Covid-19 yang didominasi varian baru virus SARS-CoV-2 kini melanda Eropa. Situasi dalam beberapa minggu ke depan bisa mengulang situasi sebelum Natal di mana kasus melonjak dan rumah sakit kewalahan.
Oleh
ADHITYA RAMADHAN
·3 menit baca
BERLIN, SENIN — Eropa kembali menghadapi lonjakan infeksi Covid-19, Minggu (21/3/2021). Para pemimpin Uni Eropa pun terpaksa membatalkan rencana menghadiri pertemuan puncak di tengah pandemi.
Uni Eropa menyebutkan bahwa pertemuan puncak yang dijadwalkan Kamis (25/3/2021)-Jumat (26/3/2021) di Brussels, Belgia, tidak akan dilakukan dengan tatap muka seperti rencana semula karena meningkatnya kasus Covid-19 di Eropa.
Menghadapi kenaikan kasus Covid-19 yang didorong oleh varian baru virus SARS-CoV-2, Jerman, misalnya, kembali mempertimbangkan untuk menerapkan pembatasan sosial hingga 18 April 2021. Rancangan rekomendasi dari kantor Kanselir Angela Merkel menyebutkan, perjalanan akan dibatasi, karantina dan hasil tes negatif Covid-19 menjadi syarat bagi mereka yang akan memasuki Jerman. Kebijakan ini akan berlaku hingga 18 April.
Rekomendasi itu akan dibawa ke dalam rapat dengan pemimpin regional dan nasional untuk menentukan kebijakan respons pandemi bulan depan. Pada pertemuan sebelumnya awal Maret ini, para pemimpin di Jerman sepakat untuk membuka secara bertahap pembatasan sosial, mengabaikan keberatan dari Merkel yang menyatakan varian baru SARS-CoV-2 telah membuat pandemi sulit dikendalikan.
Rancangan itu juga memperketat kewajiban tempat kerja. Tempat kerja yang tidak bisa menyediakan pilihan bekerja dari rumah bagi pegawainya harus memfasilitasi pegawainya untuk menjalani tes Covid-19 setiap minggu atau setiap dua minggu.
Robert Koch Institute untuk Penyakit Menular menyatakan, jumlah kasus positif per 100.000 penduduk dalam seminggu terakhir mencapai 103,9 atau di atas batas 100 kasus di mana ruang perawatan intensif akan penuh.
”Sangat mungkin saat Paskah nanti kita akan mengalami situasi yang serupa dengan saat sebelum Natal lalu, dengan kasus yang tinggi, banyak kasus parah dan meninggal, dan rumah sakit kewalahan,” kata Lars Schaade, Wakil Presiden Robert Koch Institute.
Jumlah kasus baru Covid-19 di Jerman telah meningkat 13.733 menjadi 2,6 juta kasus dan kasus meninggal bertambah 99 menjadi 74.664 kasus.
Kemungkinan pembatasan sosial tersebut akan semakin membuat marah ribuan pemrotes yang pada Sabtu (20/3/2021) berunjuk rasa di kota Kassel menentang kebijakan pembatasan yang berlaku saat ini.
Polisi menggunakan meriam air, pentungan, dan semprotan merica untuk membubarkan demonstrasi yang diperkirakan diikuti sekitar 20.000 orang.
Protes serupa sepanjang akhir pekan kemarin juga terjadi di Amsterdam, Vienna, Sofia, dan Swiss. Di kota Marseille, sekitar 6.500 orang turut serta dalam parade karnaval, mengabaikan kebijakan pembatasan yang mulai berlaku akhir pekan ini untuk mengerem kenaikan kasus positif Covid-19.
Polandia, beberapa wilayah di Perancis, ibu kota Ukraina, Kiev, merupakan daerah yang juga menerapkan pembatasan sosial sejak Sabtu kemarin.
Asia
Covid-19 global yang telah menewaskan lebih dari 2,7 juta penduduk dunia kembali menyebar dengan cepat baru-baru ini. Pada pekan lalu saja kasus baru naik 14 persen.
Tak cuma di Eropa, pembatasan sosial juga kembali diperketat di sejumlah wilayah di Asia. Gereja-gereja di ibu kota Filipina, Manila, akan ditutup, makan di restoran dilarang, dan perjalanan wisata ke luar Manila dibatasi.
Di wilayah utara India, pemerintah memperingatkan bahwa acara keagamaan umat Hindu yang mengundang banyak orang bisa menjadi tempat penyebaran Covid-19 yang cepat. Festival tahunan Kumbh Mela telah diperpendek dari semula tiga bulan menjadi 30 hari. Tetapi, tetap saja membuat pusing otoritas setempat.
Umat Hindu yang mayoritas tidak memakai masker berbondong-bondong hadir ke festival tersebut. Diperkirakan ada sekitar tiga juta peziarah yang hadir. (AFP/REUTERS)