Biden Yakin Vaksinasi Segera Tembus 100 Juta Orang
Selepas target 100 juta penerima vaksin tercapai, Amerika Serikat akan memvaksinasi populasi dewasa yang tersisa dan juga akan membantu Kanada serta Meksiko.
Oleh
kris mada
·3 menit baca
WASHINGTON, JUMAT — Presiden Amerika Serikat Joe Biden meyakini 100 juta warga negara itu sudah menerima vaksin Covid-19 pada Kamis (18/3/2021) atau Jumat (19/3/2021) WIB. Washington akan mempercepat vaksinasi untuk sisa penduduk yang ditargetkan, lalu mulai mengekspor vaksin.
Biden mengatakan, target vaksinasi bisa dicapai. ”Saya bangga menyampaikan bahwa besok, 58 hari pada masa pemerintahan kita, kita akan mencapai tujuan,” ujarnya, Kamis, di Washington.
Pusat Pengendalian Penyakit Menular (CDC) AS akan mengonfirmasi jumlah vaksinasi pada Jumat ini. Data terakhir di CDC menunjukkan 96 juta orang telah disuntik vaksin Covid-19.
Selepas target 100 juta penerima vaksin tercapai, Biden direncanakan mengumumkan target baru. Target itu terutama untuk mencari cara memvaksinasi sisa populasi dewasa dalam 2,5 bulan mendatang.
Pada 8 Desember 2020 kala AS masih dipimpin Donald Trump, Washington mengumumkan target 100 juta vaksinasi. Kala Biden dilantik pada 20 Januari 2021, sebanyak 20 juta warga dewasa AS, termasuk Biden dan Trump, sudah menerima suntikan vaksin.
Cara mempercepat vaksinasi antara lain dengan mengerahkan 6.000 tentara, dokter hewan, dan mahasiswa kedokteran serta keperawatan untuk menyuntik vaksin.
Rata-rata 2,2 juta orang divaksinasi di AS setiap hari. Dengan peningkatan jumlah lokasi dan penyuntik serta pasokan dalam beberapa waktu ke depan, vaksinasi di AS akan lebih cepat.
Vaksinasi di AS masih mengandalkan vaksin buatan Moderna, Pfizer, dan Johnson&Johnson. Sementara, meski sudah punya cadangan jutaan dosis, produk AstraZeneca belum disahkan penggunaannya oleh otoritas AS.
Pinjaman
Sebagian vaksin AstraZeneca milik AS akan dikirimkan ke Meksiko dan Kanada. Sekretaris Pers Gedung Putih, Jen Psaki, menyebut bahwa pengiriman itu dalam mekanisme pinjaman. ”Prioritas utama kami tetap memvaksinasi penduduk AS,” ujarnya.
Meksiko akan menerima 2,5 juta dosis dan Kanada 1,5 juta dosis. Gedung Putih menyebut, total ada 7 juta dosis vaksin AstraZeneca siap dikirimkan. Seluruh dosis itu milik AS dari hasil pembelian di muka.
Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau dan Presiden Meksiko Andrés Manuel López Obrador telah menyampaikan permintaan kepada Biden agar bisa membeli vaksin buatan AS.
Sayangnya, pemerintahan Biden masih melarang ekspor vaksin Covid-19. Seluruh pabrik farmasi di AS harus memenuhi kebutuhan domestik sebelum mendapat izin ekspor.
Larangan tetap berlaku pada tetangga AS, Kanada, dan Meksiko, serta sekutu AS, seperti Uni Eropa. Kala Brussels, Belgia, menghadapi kekurangan vaksin sekalipun, Washington tetap menolak mengizinkan ekspor vaksin ke Uni Eropa.
Sejumlah sekutu AS telah memprotes larangan ekspor itu. Walakin, mereka tidak bisa berbuat apa-apa. Apalagi, tindakan serupa dilakukan pemerintahan lain. Italia juga melarang ekspor vaksin ke Australia.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan sejumlah lembaga lain terus mendesak negara-negara maju untuk menghentikan ”nasionalisme vaksin”. Sebab, masih banyak negara belum menerima satu dosis pun vaksin Covid-19.
Kendala vaksinasi sekarang bukan hanya biaya dan keamanan vaksin. Ada kendala produksi yang, antara lain, dipicu larangan ekspor oleh sejumlah negara tempat vaksin diproduksi.
Meski menjanjikan bantuan dana dalam jumlah besar, Uni Eropa dan AS belum mau berbagi vaksin dengan negara atau wilayah lain. (AFP/REUTERS)