“Bersarang di Rumah” dan Perubahan Perilaku Belanja
Pandemi Covid-19 memaksa kita beradaptasi dan membuat perilaku kita, termasuk dalam berbelanja, berubah. Ada perilaku yang kemungkinan tetap bertahan setelah pandemi berakhir, tapi ada juga perilaku yang akan berkurang.
Oleh
ADHITYA RAMADHAN
·3 menit baca
Pandemi Covid-19 berdampak luas tak hanya pada kesehatan, tetapi juga ekonomi penduduk. Bekerja dari rumah sebagai cara memutus rantai penularan Covid-19 juga ternyata memiliki konsekuensi pengeluaran rutin yang justru lebih tinggi dari sebelum pandemi.
Dengan banyaknya kelas pekerja berpenghasilan tinggi yang bekerja dari rumah penuh waktu, mereka menciptakan ”sarang di rumah” yang menuntut pengeluaran tinggi. Uang itu dibelanjakan untuk melengkapi peralatan kantor, alat-alat gimnasium, juga renovasi rumah.
Laporan dari McKinsey Global Institute juga menemukan, meski tren kasus Covid-19 menurun, belanja daring keperluan sehari-hari dan layanan kesehatan virtual diperkirakan tetap meningkat. Sementara biaya pendidikan jarak jauh dan hiburan digital menurun.
Laporan tersebut didasarkan atas survei konsumen di China, Perancis, Jerman, Inggris, dan Amerika Serikat. Serangkaian perilaku belanja yang dipicu pandemi dianalisis guna memprediksi perilaku mana yang bertahan lebih lama.
Kelompok yang perilakunya diprediksi oleh McKinsey, yang akan berdampak besar pada bagaimana ekonomi pascapandemi berfungsi, adalah perempuan paruh baya berpenghasilan tinggi. Mereka dalam setahun terakhir menjalani pekerjaan dan pengasuhan secara seimbang.
Kelompok lain yang diprediksi punya pengaruh besar juga adalah kelompok yang lebih muda dengan berpenghasilan tinggi. Mereka bisa menabung banyak, tetapi menahan belanja sampai situasi ekonomi benar-benar pulih dan lebih pasti.
”Kami tidak hanya mengamati apa yang konsumen inginkan, tapi apa yang perusahaan tawarkan dan apa yang akan dilakukan pemerintah di antara pilihan-pilihan itu,” kata Jaana Remes, salah satu mitra di McKinsey Global Institute.
Ada temuan menarik terkait layanan kesehatan virtual, belanja daring, hiburan digital, wisata, dan pendidikan jarak jauh. Kunjungan layanan kesehatan virtual selama pandemi naik 10 kali lipat di Jerman, 25 kali lipat di AS, dan 50 kali lipat di Perancis. Kondisi itu bisa berlanjut bergantung pada sejauh mana pembuat kebijakan dan asuransi bisa melakukan pelonggaran sementara dalam aturan layanan itu.
Para dokter telah melihat investasi dan permintaan untuk layanan kesehatan jarak jauh meningkat. Ini membuat infrastruktur bagi sektor tersebut bertahan pascapandemi. Dr Viraj Lakdawala, dokter layanan mendesak virtual di NYU Langone Health, mengatakan, kasus permintaan layanan virtual non-Covid-19 kepadanya melonjak 20 persen setahun ini dan kemungkinan besar tren ini berlanjut.
Sementara porsi belanja daring naik dua kali lipat di sejumlah negara setahun terakhir, yakni naik sekitar 10 persen di Inggris dan AS, misalnya. ”Kami yakin, kami telah melihat perubahan mendasar yang takkan berubah bagaimana konsumen berbelanja makanan,” kata Dominik Richter, CEO HelloFresh, perusahaan alat makan di Jerman.
Konsumen yang lebih tua yang sempat ragu berbelanja secara daring pada akhirnya terpaksa berbelanja daring karena kebutuhan. Mereka kemungkinan akan tetap berbelanja daring setelah pandemi berakhir.
Untuk hiburan digital, lebih dari 60 persen konsumen di lima negara mengatakan, mereka berniat untuk tetap berlangganan beberapa dari layanan hiburan digital. Ini mengindikasikan tren penurunan kunjungan ke bioskop bakal terjadi lebih lama.
Bonnie Comley, produser pemenang penghargaan Tony Award dan salah satu pendiri layanan siaran langsung daring teater BroadwayHD, mengatakan bahwa dirinya berharap layanan digitalnya tetap populer setelah pandemi berakhir.
Disebutkan pula, satu dari lima konsumen yang disurvei menyatakan bahwa berwisata adalah aktivitas yang paling dinanti untuk bisa dilakukan setelah pandemi. Menurut laporan ini, satu dari lima konsumen yang disurvei menyatakan bahwa berwisata adalah aktivitas yang paling dinanti untuk bisa dilakukan setelah pandemi.
McKinsey memperkirakan bisnis wisata akan turun 20 persen setelah pandemi, sementara maskapai penerbangan mengalami tekanan atas biaya rutin yang sebelumnya disubsidi oleh penumpang kelas bisnis.
Adapun pembelajaran daring menyediakan solusi sementara bagi 1,6 juta anak-anak yang sekolahnya terganggu oleh pandemi. Akan tetapi, pengalaman buruk dari siswa dan guru selama belajar daring dan kesenjangan pencapaian antara anak dari keluarga mampu dan keluarga miskin membuat belajar daring akan cenderung banyak ditinggalkan setelah pandemi. (REUTERS)