Aktris Meksiko Tahan Malu, Terpaksa Antre Makanan Gratis di Spanyol
Ekonomi Spanyol menyusut 11 persen pada 2020. Ini adalah kontraksi terbesar sejak zaman Perang Saudara Spanyol di akhir 1930-an.
Oleh
BENNY D KOESTANTO
·4 menit baca
Setahun pandemi Covid-19 dan dimulainya program vaksinasi belum mampu melepaskan negara-negara di Eropa dari tekanan ekonomi secara keseluruhan. Warga kelas menengah ke bawah masih berjibaku dengan harapan berlanjutnya bantuan pemerintah dan lembaga-lembaga amal.
Bahkan, seorang aktris Meksiko pun terpaksa harus mengantre makanan gratis. Meski wajahnya tertutup masker pelindung wajah berwarna hitam, Rita Carrasco, tetap terlihat memakai lipstik berwarna merah cerah, Kamis (18/3/2021).
Senyumnya yang lembut terasa getir tercekat, mendapati dirinya harus bergabung dalam antrean untuk mendapatkan jatah makanan gratis. ”Sebuah momen yang sulit bagiku. Saya merasa malu,” kata perempuan asal Meksiko berusia 41 tahun itu.
Ia harus kehilangan pekerjaannya sebagai guru teater ketika Spanyol mulai memberlakukan penguncian wilayah pada Maret 2020. Sejak itu, dia tidak dapat lagi mencari pekerjaan. Semua tabungannya pun habis untuk menyambung hidup sekenanya.
Selama setahun terakhir, permintaan paket makanan telah melonjak di Spanyol. Hal itu terjadi terutama di antara mereka yang bekerja di sektor-sektor yang paling parah terkena dampak krisis ekonomi akibat pandemi.
Tahun lalu, sebuah badan amal Katolik, Caritas, misalnya, mengaku telah membantu setengah juta orang di Spanyol yang sebelumnya tidak pernah meminta paket makanan gratis.
Data Badan Statistik Nasional Spanyol yang dirilis akhir pekan lalu menunjukkan, ekonomi Spanyol menyusut 11 persen pada 2020. Ini adalah kontraksi terbesar sejak zaman Perang Saudara Spanyol di akhir 1930-an.
Angka suram itu adalah hasil dari aneka pembatasan yang diberlakukan tahun lalu oleh Spanyol untuk mengekang penyebaran virus korona tipe baru.
Spanyol memberlakukan penutupan wilayah secara nasional dengan ketat selama 94 hari tahun lalu. Kebijakan itu hampir membuat ekonominya terhenti antara Maret dan Juni.
Hasil ekonomi di negara itu pun anjlok sebesar 17,8 persen pada triwulan kedua. Upaya pemulihan selama paruh kedua tahun lalu dinilai tidak cukup untuk menutupi tekanan yang telah terjadi atas ekonomi negara itu.
Memberi dan sekaligus menerima mengubah perspektif Anda.
Carrasco mengaku sejak Desember tahun lalu datang ke dapur umum di Carabanchel, di selatan Madrid. Ia pergi ke situ setiap Jumat. Ia mendapatkan sekotak bahan makanan guna menyambung hidup. Dia juga ikut membantu mendistribusikan makanan sebagai sukarelawan.
”Memberi dan sekaligus menerima mengubah perspektif Anda,” katanya.
Mengenakan rompi kuning, sukarelawan membagikan buah, sereal, dan kacang-kacangan di gedung gereja kepada mereka yang berbaris di jalan sempit di depannya. Kawasan itu memiliki populasi imigran yang tinggi.
Banyak yang mengantre adalah perempuan Amerika Latin. Orang-orang dulu bisa makan makanan hangat di tempat, tetapi kebijakan pembatasan membuat mereka hanya bisa mendapatkan bahan makanan untuk dibawa pulang.
Tempat pembagian makanan itu adalah satu dari empat dapur umum yang dibuka musim semi lalu oleh badan amal Alvaro del Portillo. Sebelum pandemi, hanya ada satu orang yang melayani sekitar 900 orang. Setelah pandemi, jumlah warga yang rata-rata datang ke tempat itu melonjak menjadi sekitar 2.000 orang.
Susana Hortigosa, koordinator penyelenggara pembagian makanan itu, mengaku lambat laun jumlah pengantre terus berkurang. Itu diharapkan menjadi sinyal baik adanya pemulihan ekonomi di kawasan itu meski secara perlahan.
”Meskipun tingkat permintaan masih lebih tinggi daripada sebelum pandemi, tingkat permintaan itu sedikit menurun karena orang-orang sudah mulai mendapatkan bantuan langsung tunai atau telah menemukan pekerjaan lagi,” katanya.
Pemerintah koalisi sayap kiri, Pedro Sanchez, telah membuka blokir 40 miliar euro (48 miliar dollar AS) sejak awal krisis untuk mendanai stimulus cuti warga. Namun, karena banjir klaim, sering kali butuh waktu berbulan-bulan pembayaran klaim itu terwujud.
Hal itu ikut dirasakan Reina Chambi, seorang pengasuh lansia berusia 39 tahun di Madrid. Suaminya bekerja di sebuah hotel.
Ketika pandemi melanda, mereka berdua kehilangan pekerjaan. ”Suami saya berhenti bekerja sepenuhnya dan pemerintah membutuhkan waktu lama untuk membayar stimulus cuti jadi kami harus pergi ke gereja untuk meminta bantuan,” kata ibu dua anak itu.
Ia tampak menunggu di luar dapur umum di Distrik Vallecas. Chambi mengaku merindukan ”kehidupan stabil” yang dia nikmati setelah tiba dari Bolivia 15 tahun lalu. (AFP)