Untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri di tengah terbatasnya stok vaksin di dunia, Vietnam dan Thailand memproduksi vaksin Covid-19 di negara mereka.
Oleh
BENNY D KOESTANTO
·4 menit baca
HANOI, RABU — Sejumlah negara di Asia Tenggara mengupayakan produksi vaksin Covid-19 atau setidaknya memproses bahan bakunya di dalam negeri masing-masing di tengah keterbatasan stok vaksin secara global. Vaksin produksi domestik Vietnam, Nanocovax, diharapkan tersedia pada triwulan keempat tahun ini dan digunakan pada awal tahun depan. Pemerintah Thailand juga menggandeng pengembang vaksin AstraZeneca untuk memproduksi vaksin itu di Thailand.
Dua negara ASEAN lainnya, Indonesia dan Malaysia, memproses bahan baku curah vaksin buatan Sinovac, China. Indonesia melalui Bio Farma memproses 50 juta dosis vaksin Sinovac setelah mendapatkan kepastian pengadaan konsentrat vaksin Covid-19 ready to fill (RTF), Agustus 2020. Malaysia melalui Pharmaniaga juga menandatangani kesepakatan proses pengisian dan penyelesaian vaksin dengan Sinovac sebelum memproduksinya secara lokal.
Adapun terkait produksi vaksin di negaranya, Kementerian Kesehatan Vietnam dalam pernyataan di Hanoi, Rabu (17/3/ 2021), menilai penanggulangan pandemi Covid-19 sangat bergantung pada pengembangan vaksin. Nanocovax adalah vaksin pertama Vietnam yang dikembangkan di dalam negeri.
Ada empat perusahaan Vietnam yang terlibat dalam penelitian dan produksi vaksin. Dua perusahaan lainnya, termasuk Nanocovax dan Covivac, bahkan sudah dalam proses uji klinis terhadap manusia.
Saat ini Vietnam masih mengandalkan vaksin AstraZeneca. Sejak meluncurkan program vaksinasi pada 8 Maret lalu, lebih dari 20.000 orang telah divaksin. Selasa lalu, seorang pejabat kementerian kesehatan setempat menegaskan, tidak ada rencana menghentikan penggunaan vaksin AstraZeneca di negara itu meski banyak negara Eropa telah menangguhkan penggunaan vaksin itu terkait adanya laporan pembekuan darah pada warga yang divaksin dengan vaksin itu.
Menteri Kesehatan Vietnam, Nguyen Thanh Long, mengungkapkan bahwa sebanyak 1,3 juta dosis vaksin AstraZeneca akan tiba di Vietnam, akhir Maret ini. Vaksin itu akan langsung didistribusikan ke seluruh negeri. Long menambahkan, Vietnam juga sedang dalam pembicaraan untuk membeli vaksin dari Pfizer-BioNTech, Moderna, Johnson & Johnson, dan produsen vaksin Sputnik V Rusia. Hanoi membuka peluang mengamankan pasokan 30 juta dosis vaksin Pfizer tahun ini.
Pemerintah Vietnam sebelumnya mengatakan, mereka akan memperoleh total 150 juta dosis vaksin, termasuk melalui pembelian langsung dan melalui fasilitas Covax. Vietnam mendapat pujian dunia atas rekornya menahan wabah Covid-19 untuk jangka waktu yang lama tahun lalu. Negara itu menerapkan pengetesan, pelacakan massal, dan karantina ketat.
Di tengah peningkatan jumlah kasus baru-baru ini, Vietnam melaporkan 2.560 infeksi Covid-19, sekitar 60 persen kasus di antaranya penularan lokal. Dari jumlah kasus aktif, Vietnam melaporkan 35 kematian akibat Covid-19.
AstraZeneca di Thailand
Selain Vietnam, Thailand juga akan memproduksi vaksin Covid-19 di dalam negeri. Setelah mengawali vaksinasi, diawali oleh Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha dan anggota kabinetnya, Thailand mulai Juni mendatang menjadi salah satu produsen regional bagi vaksin AstraZeneca.
Thailand telah mencadangkan 61 juta dosis pertama vaksin AstraZeneca bagi warga negara itu. Menteri Kesehatan Thailand Anutin Charnvirakul mengatakan bahwa banyak negara telah mengonfirmasi tidak ada masalah pembekuan darah dari suntikan vaksin AstraZeneca.
Thailand juga telah mengimpor 200.000 dosis vaksin CoronaVac dari Sinovac. Pejabat Kemenkes Thailand menyebut sebanyak 800.000 dosis vaksin CoronaVac selanjutnya akan tiba pada 20 Maret ini, diikuti satu juta dosis berikutnya dari vaksin yang sama, April nanti.
Langkah Australia
Sementara itu, Pemerintah Australia pada Rabu kemarin meminta Uni Eropa untuk melepaskan 1 juta dosis vaksin Covid-19 dan mengirimkannya ke Papua Niugini (PNG). Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengatakan, vaksin itu dikontrak untuk dikirim ke Australia, tetapi sangat dibutuhkan untuk menahan lonjakan kasus Covid-19 di Papua Niugini.
Beberapa bagian dari negara di kepulauan Pasifik itu terletak relatif berdekatan dengan wilayah Australia. ”Kami telah mengontrak (pembelian vaksin) mereka. Kami telah membayar mereka dan kami ingin melihat vaksin itu datang ke sini sehingga kami dapat mendukung tetangga terdekat kami, PNG, untuk memenuhi kebutuhan mendesak mereka di wilayah kami,” kata Morrison kepada wartawan di Canberra.
”Mereka adalah keluarga kami, mereka adalah teman kami. Mereka adalah tetangga kami. Mereka adalah mitra kami. Ini untuk kepentingan Australia, dan untuk kepentingan kawasan kami.”
Australia juga akan menyumbangkan 8.000 vaksin Covid-19 yang diproduksi secara lokal di Australia kepada Papua Niugini. Morrison menyatakan, hal itu merupakan bagian dari respons langsung Canberra atas pandemi Covid-19.
Permintaan Morrison terhadap UE itu kemungkinan akan meningkatkan ketegangan Canberra-Brussels. Hal ini terjadi karena langkah UE mendukung permintaan Italia untuk memblokade pengiriman 250.000 dosis vaksin AstraZeneca ke Australia bulan ini dengan alasan Eropa kekurangan vaksin. Hal itu adalah penolakan pertama permintaan pengiriman vaksin dari Eropa sejak UE membentuk mekanisme untuk memantau aliran vaksin Covid-19 pada akhir Januari lalu.
Melalui pernyataan, Australia juga menyebutkan, pihaknya telah mendekati AS, Jepang, dan India—negara-negara yang kerap disebut kelompok Quad—untuk mengupayakan bantuan tambahan bagi Papua Niugini. (AP/AFP/REUTERS)