Manfaat Vaksin AstraZeneca Lebih Besar dari Efek Sampingnya
Meski dinyatakan aman, pengkajian terhadap data vaksinasi Covid-19 menggunakan vaksin dari AstraZeneca oleh otoritas Uni Eropa tetap dilanjutkan.
Oleh
ADHITYA RAMADHAN
·3 menit baca
AMSTERDAM, RABU — Komite khusus Eropa masih melanjutkan evaluasi data vaksinasi Covid-19 AstraZeneca di kawasan itu terkait kejadian pembekuan darah. Namun, hingga sejauh ini, Badan Pengawas Obat Eropa menyatakan vaksin tersebut bukan penyebab kejadian pembekuan darah pascavaksinasi dan manfaat vaksin ini lebih besar dari risikonya.
Pengkajian data vaksinasi tersebut dilakukan oleh Komite Penilaian Risiko Farmakovigilans (PRAC) Badan Pengawas Obat Eropa (EMA). Kesimpulan akhir pengkajian menurut rencana akan disampaikan kepada publik seusai pertemuan pada Kamis (18/3/2021).
”Kami masih sangat yakin manfaat vaksin AstraZeneca dalam mencegah Covid-19 dan mencegah risiko komplikasinya lebih besar dari risiko efek sampingnya,” kata Direktur EMA Emer Cooke, Selasa (16/3/2021).
Meski begitu, Cooke juga menyampaikan bahwa komite khusus tersebut tetap mengkaji semua efek samping dari seluruh vaksin.
Perancis dan Italia menyambut baik keterangan awal EMA tersebut. Dalam pernyataan bersamanya, Presiden Perancis Emmanuel Macron dan Perdana Menteri Italia Mario Draghi menyebut kabar itu menggembirakan.
Perdana Menteri Perancis Jean Castex berjanji, dirinya akan menjalani vaksinasi dengan vaksin AstraZeneca ”segera” untuk memberikan kepercayaan kepada publik bahwa vaksin tersebut aman seperti disampaikan EMA.
Sejauh ini pula, sedikitnya 17 negara telah menunda pemberian vaksin Covid-19 AstraZeneca. Negara-negara itu masih menunggu hasil pengkajian data yang akan menjelaskan kejadian pembekuan darah seperti yang dilaporkan sebelumnya. Namun, beberapa negara juga tetap memberikan vaksi tersebut.
Sementara itu, di tengah kekhawatiran aspek keamanan vaksin Covid-19 AstraZeneca di banyak negara, Taiwan dan Australia membantu negara sekutu dan tetangganya untuk mendapatkan akses terhadap vaksin Covid-19.
Taiwan membantu satu-satunya negara di Amerika Selatan yang punya hubungan diplomatik dengannya, Paraguay, untuk membeli vaksin Covid-19. Hal itu dilakukan menyusul protes masyarakat di Paraguay yang menuntut pemerintahnya gar mengatasi krisis akibat pandemi Covid-19.
Paraguay adalah satu dari 15 negara yang memiliki hubungan diplomatik dengan Taiwan. Ribuan warga di ibu kota Asuncion menyampaikan protes kepada pemerintahan Presiden Mario Abdo karena kurangnya obat dan ruang perawatan intensif di tengah melonjaknya kasus Covid-19. Mereka juga menyerukan pemakzulan terhadap Abdo.
Dalam pernyataannya pada Selasa, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Taiwan Joanne Ou mengatakan, Taiwan mengulurkan tangan kepada Paraguay yang menghadapi krisis kesehatan masyarakat dan tidak bisa mengadakan cukup vaksin.
”Berdasarkan persahabatan antara Taiwan dan Paraguay, dalam kerangka hubungan kerja sama bilateral, kami membantu Paraguay untuk melakukan negosiasi dan mendapatkan vaksin melalui sumber-sumber yang berbeda,” kata Joanne.
Ia menambahkan, bantuan yang diberikan Taiwan kepada Paraguay ”tidak ada hubungannya” dengan vaksin Covid-19 AstraZeneca yang sudah dibeli Taiwan.
Awal Maret, 117.000 dosis vaksin AstraZeneca yang dibeli Taiwan telah tiba. Sampai sekarang vaksin itu belum dipakai. Desember 2020, Taiwan sepakat untuk membeli hampir 20 juta dosis vaksin, termasuk 10 juta dari AstraZeneca.
Adapun Australia meminta AstraZeneca dan Uni Eropa untuk memberikan akses terhadap 1 juta dosis vaksin Covid-19 kepada Papua Niugini yang kini menghadapi lonjakan kasus Covid-19.
Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengatakan, dirinya ingin mengalihkan vaksin yang sudah dipesan dan dibayar oleh Australia ke Papua Niugini ”sesegera mungkin.”
”Kami mengirimkan permohonan resmi kepada AstraZeneca dan otoritas Uni Eropa untuk memberikan akses 1 juta dosis yang sudah dipesan Australia bukan untuk Australia, melainkan untuk Papua Niugini, negara berkembang yang sangat membutuhkan vaksin ini,” katanya di Canberra.
”Kami sudah memesan. Kamis sudah membayarnya dan kami ingin vaksin itu dikirim sehingga bisa membantu tetangga terdekat kita, Papua Niugini, dalam memenuhi kebutuhan mendesak mereka di kawasan kita.” (AFP/REUTERS)