Rusia Tahan Ratusan Politisi Oposisi Jelang Pemilu Parlemen
Polisi Rusia kondang secara rutin membubarkan protes-protes oposisi. Namun, penangkapan terhadap ratusan tokoh perwakilan di tingkat kota di Moskwa baru kali ini.
MOSKWA, MINGGU — Kepolisian Rusia, Sabtu (13/3/2021) waktu Moskwa, menangkap dan menahan sekitar 200 politisi oposisi dan perwakilan di tingkat kota pada sebuah konferensi yang digelar kelompok oposisi independen.
Langkah itu menandai semakin kerasnya sikap Pemerintah Presiden Rusia Vladimir Putin yang antikritik menjelang pemilihan parlemen Rusia.
Belakangan ini pemerintahan Presiden Putin memberangus kebebasan berpendapat atau kritik dari lawan-lawan politiknya. Kali ini aparat Putin menggerebek sebuah konferensi kelompok oposisi di tingkat kota yang digelar untuk membuka pencalonan diri sebagai pejabat kota.
Polisi Rusia kondang secara rutin membubarkan protes-protes oposisi. Namun, penangkapan massal, khususnya terhadap para perwakilan di tingkat kota pada sebuah konferensi di Moskwa, belum pernah terjadi sebelumnya.
Hal itu terjadi hanya setelah tokoh oposisi utama Putin, yakni Alexei Navalny, dipenjara selama dua setengah tahun pada bulan lalu dan lebih dari 10.000 pengunjuk rasa ditahan di seluruh negeri.
Baca juga: Pemimpin Oposisi Rusia Alexei Navalny Mulai Disidang
Para peserta konferensi itu datang dari lebih dari 50 wilayah di Rusia. Mereka sejatinya berkumpul untuk membahas pemilihan parlemen dan perwakilan di tingkat lokal pada September mendatang.
Forum diselenggarakan melalui proyek khusus yang didukung oleh kritikus Kremlin terkemuka lainnya, Mikhail Khodorkovsky.
Konferensi itu baru saja berlangsung selama 40 menit ketika polisi membubarkan kegiatan itu. Para peserta pun langsung ditangkap dan ditahan.
”Semua forum deputi kota Rusia telah ditahan di Moskwa!” kata Khodorkovsky melalui unggahannya di media sosial Twitter. Ia menyebut penahanan itu ”tidak konstitusional”.
Baca juga: Pemimpin Oposisi Rusia Ditangkap
Polisi Moskwa mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa sekitar 200 orang telah ditahan.
Menurut polisi, banyak dari peserta konferensi tidak memakai masker pelindung wajah sebagai bagian dari penegakan protokol kesehatan selama pandemi Covid-19. Beberapa dari peserta dinyatakan polisi adalah anggota organisasi yang tidak diinginkan aparat.
Sejumlah tokoh oposisi terkenal, termasuk Ilya Yashin, Vladimir Kara-Murza, Yulia Galyamina, Yevgeny Roizman, dan Andrei Pivovarov, serta sejumlah jurnalis ikut dalam barisan yang ditangkap dan ditahan.
”Akhir yang sangat simbolis untuk sebuah forum pendek: para deputi di mobil polisi, dan polisi bertopeng mencengkeram lengan orang-orang,” kata Yashin di medsos Facebook.
Pivovarov dari sebuah kantor polisi mengatakan, peserta forum telah ditahan karena pihak berwenang yakin konferensi itu diselenggarakan oleh kelompok bernama Rusia Terbuka. Itu adalah sebuah gerakan yang didirikan oleh Khodorkovsky dan ditetapkan sebagai ”organisasi yang tidak diinginkan”.
Akhir yang sangat simbolis untuk sebuah forum pendek: para deputi di mobil polisi dan polisi bertopeng mencengkeram lengan orang-orang.
Forum kota itu diorganisasi oleh Demokrat Bersatu, gerakan lain yang didukung oleh Khodorkovsky, kata Pivovarov. Ia menilai. pihak berwenang tampaknya mencari dalih untuk mengganggu acara-acara oposisi.
Pivovarov mengatakan, polisi mengaku kepadanya bahwa mereka telah di bawah tekanan untuk menekan kritik Kremlin. ”Polisi menertawakan apa yang mereka lakukan,” kata Pivovarov.
Sejumlah aktivis yang ditahan mengatakan, pada Sabtu malam mereka telah dibebaskan. Mereka diperintahkan untuk hadir di pengadilan pada tahap selanjutnya.
Kara-Murza adalah salah satu tokoh yang ikut dibebaskan pada Sabtu malam. Ia menambahkan bahwa penyelidikan telah dibuka untuk keberadaan organisasi yang tidak diinginkan dan orang-orang yang berada di dalamnya.
Gerakan Rusia Terbuka dilarang di Rusia pada 2017 sejalan dengan undang-undang kontroversial yang menargetkan kelompok asing yang dituduh mencampuri politik domestik negeri itu.
Baca juga: 3.000 Pendukung Tokoh Oposisi Rusia Navalny Ditangkap
Orang-orang atau pihak-pihak yang bekerja sama dengan entitas yang ”tidak diinginkan” itu dapat dikenai denda dan larangan masuk Rusia.
Khodorkovsky, yang memiliki raksasa minyak Yukos sebelum dia dihukum dalam dua kasus kontroversial dan menghabiskan satu dekade di balik jeruji besi, sekarang tinggal di luar negeri.
Tim musuh Kremlin yang dipenjara, Navalny menuduh pihak berwenang berusaha untuk lebih mengintimidasi para kritikus menjelang pemilihan umum September.
”Jelas mengapa forum itu dibubarkan; pihak berwenang takut akan persaingan apa pun selama pemilihan,” kata tim itu melalui aplikasi pesan Telegram.
Tim itu menyatakan bahwa partai yang berkuasa, Rusia Bersatu, semakin tidak populer. ”Memenangkan pemilihan yang curang menjadi semakin sulit,” imbuh tim itu.
Kritikus Kremlin menuduh Putin terus meningkatkan tekanan terhadap para kritikus selama dua dekade berkuasa Putin. Penguasa mengesampingkan oposisi dan memperketat kendali atas segala hal, mulai dari stasiun televisi utama hingga parlemen.
Baca juga: Ada Bukti Tokoh Oposisi Rusia Diracun, Eropa Minta Pertanggungjawaban Kremlin
Sejumlah pengamat politik menilai, penahanan massal para deputi lokal bisa menandai babak baru dalam tindakan keras pihak berwenang terhadap perbedaan pendapat.
”Politik di Rusia adalah kejahatan, sekarang sudah resmi,” cuit Kirill Martynov, editor politik di surat kabar independen terkemuka Rusia, Novaya Gazeta. Analis Abbas Gallyamov mengatakan, forum itu bisa luput dari perhatian jika bukan karena penegakan hukum Rusia.
”Tidak ada yang benar-benar tertarik dengan masalah pemerintahan lokal,” tulis Gallyamov. ”Sekarang ini semua semata karena politik.”
Penangkapan terbaru terhadap oposisi itu langsung memantik komentar dari Pemerintah Amerika Serikat. Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menyerukan diakhirinya ”penganiayaan terhadap suara-suara independen” di Rusia.
”Kami menyerukan diakhirinya penganiayaan terhadap suara-suara independen,” tulis Blinken di akun Twitter-nya. Dia mencatat alasan penahanan oleh otoritas Rusia terhadap para politisi oposisi itu meragukan sifatnya. (AP/AFP/BEN)