Bahasa Indonesia Hangatkan Persaudaraan Indonesia-Turki
Saling berbagi budaya kerap kali menjadi cara ampuh untuk mendobrak sekat-sekat kaku antarnegara atau juga menghangatkan jalinan persaudaraan yang sudah terbangun lama.
Oleh
Luki Aulia
·3 menit baca
Saling berbagi budaya kerap kali menjadi cara ampuh untuk mendobrak sekat-sekat kaku antarnegara atau juga menghangatkan jalinan persaudaraan yang sudah terbangun lama. Seperti antara Indonesia dan Turki.
Jalinan persaudaraan kedua negara diharapkan akan semakin hangat dengan dibukanya kelas kursus bahasa Indonesia bagi masyarakat Turki, pekan lalu. Kerja sama antara Kedutaan Besar RI Turki di Ankara dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI untuk membuka kelas bahasa Indonesia tak disangka rupanya disambut antusias masyarakat Turki.
Jumlah peminatnya membeludak hingga 501 orang dari 18 provinsi di Turki. Ini rekor terbanyak peserta kelas bahasa Indonesia dalam satu angkatan dibandingkan dengan di negara-negara lain. Jumlah pendaftar pengajaran bahasa secara daring, dengan kurikulum Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA), mencapai 16 kelas dari target semula yang hanya tiga kelas.
Sekretaris III Pendidikan Sosial Budaya KBRI Ankara Hafid A Santosa mengatakan, latar belakang profesi para peserta beragam, mulai dari pemandu wisata, pasangan WNI di Turki, akademisi, diplomat, presiden direktur, general manager sejumlah perusahaan besar di Turki hingga penulis buku-buku sejarah di Turki.
Kepala Pusat Pengembangan dan Perlindungan Bahasa dan Sastra Kemendikbud Dora Amalia menjelaskan, pengajaran akan menggunakan kurikulum BIPA yang sudah teruji dan terus dikembangkan selama puluhan tahun di berbagai negara. ”Untuk sementara, pengajaran dilakukan secara jarak jauh karena alasan pandemi Covid-19. Namun, nanti setelah pandemi akan bisa mengirimkan guru-guru Bahasa Indonesia ke Turki,” ujarnya. Dora menambahkan, bahasa Indonesia sudah dipahami lebih dari setengah populasi kawasan Asia Tenggara.
Selain menggunakan kurikulum BIPA, pengajaran Bahasa Indonesia di Turki juga akan memanfaatkan materi-materi visual yang dikembangkan KBRI Ankara dengan Persatuan Pelajar Indonesia Turki yang dikenal dengan program Endonezya Evi (Rumah Indonesia). Kursus diadakan satu kali dalam seminggu dan dilakukan secara online melalui aplikasi Zoom. Sehari sebelum kursus, para guru akan mengirimkan tautan Zoom berisi materi ajar kepada para peserta.
Targetnya, dalam 5 bulan, pengajaran untuk setiap tingkatan akan selesai dan diakhiri dengan ujian serta pemberian sertifikat. Setelah selesai dalam satu tingkatan, peserta juga dapat mengikuti tingkatan selanjutnya. ”Saya ingin sekali belajar Bahasa Indonesia. Selain karena alasan potensi kerja sama ekonomi yang besar di Indonesia, juga karena Indonesia adalah salah satu bangsa yang paling dekat di hati orang Turki,” kata Presiden Direktur Perusahaan GD Global dari kota industri Izmir, Gozde Dizdar.
Duta Besar RI untuk Turki Lalu Muhammad Iqbal mengatakan tingginya partisipasi masyarakat Turki ini merefleksikan persaudaraan yang kuat antara kedua negara karena tidak mungkin orang mau belajar bahasa kalau tidak ada ikatan emosionalnya. Mempelajari bahasa Indonesia, kata Iqbal, bukan hanya langkah untuk memperkuat hubungan bilateral, melainkan juga langkah paling logis untuk masuk ke kawasan Asia Tenggara. Ini karena di Asia Tenggara ada 600 juta populasi yang lebih dari separuhnya pengguna bahasa Indonesia atau setidaknya memahami.
”Bahasa Indonesia tidak hanya digunakan di Indonesia, tetapi juga dipahami di Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam, Thailand selatan, dan Filipina selatan sehingga dengan belajar Bahasa Indonesia ada kesempatan untuk berkomunikasi dengan baik di negara lain di luar Indonesia,” ujarnya.
Sebagai bagian dari kelas ini, menurut rencana KBRI Ankara akan mengadakan acara sosial setiap setahun sekali yang akan mempertemukan para peserta dengan komunitas Indonesia di Turki. ”Bisa ketemu sambil mempraktikkan bahasa Indonesia,” kata Iqbal.
Dalam dua tahun terakhir, KBRI Ankara aktif melakukan berbagai upaya menarik perhatian masyarakat dan kalangan usaha di Turki terhadap Indonesia. Sebelumnya, KBRI Ankara juga membentuk klub tari Indonesia khusus bagi anak muda Turki, dua kali mengirimkan influencers Turki ke Indonesia dan hasilnya sudah dilihat lebih dari 6 juta view. (*)