Para Menlu ASEAN Gelar Pertemuan Khusus untuk Dorong Dialog di Myanmar
ASEAN akan berupaya mendorong dialog antara Penasihat Negara Myanmar Aung San Suu Kyi dan junta militer dalam pertemuan para menlu ASEAN membahas krisis politik di Myanmar.
Oleh
BENNY D KOESTANTO
·4 menit baca
SINGAPORE MINISTRY OF FOREIGN AFFAIRS VIA AP
Pertemuan para menteri luar negeri ASEAN melalui konferensi video dengan Menlu AS Mike Pompeo membahas tentang Covid-19, 23 April 2020.
BANDAR SERI BEGAWAN, SELASA — Para menteri luar negeri negara-negara anggota Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara atau ASEAN akan menggelar pertemuan informal tingkat menlu ASEAN atau IAMM secara virtual, Selasa (2/3/2021). Dinamika terbaru politik dan keamanan di Myanmar pascakudeta militer terhadap pemerintahan sipil di negara itu, 1 Februari lalu, menjadi bagian dari bahasan utama pertemuan virtual di tengah pandemi Covid-19 itu.
Pertemuan itu dijadwalkan mulai berlangsung pada Selasa sore. Menteri Luar Negeri Singapura Vivian Balakrishnan mengungkapkan bahwa dirinya dan koleganya di ASEAN akan berterus terang kepada perwakilan militer Myanmar dalam pertemuan itu.
Para menlu ASEAN akan mengungkapkan keprihatinan sekaligus keterkejutan atas sikap militer Myanmar yang cenderung semakin keras dalam merespons demonstrasi warga sipil di Myanmar. Sedikitnya 24 warga sipil di Myanmar tewas dalam sejumlah demonstrasi akibat tindakan aparat sejak militer mengambil paksa pemerintahan sipil.
Dalam wawancara televisi, Senin (1/3/2021) malam, Balakrishnan mengatakan bahwa ASEAN akan mendorong dialog antara Penasihat Negara Myanmar Aung San Suu Kyi dan junta militer. Suu Kyi dan sejumlah tokoh politik senior Myanmar ditangkap dan ditahan dengan status tahanan rumah sejak kudeta dilakukan militer.
”Ada kepemimpinan politik dan ada kepemimpinan militer di sisi lain. Mereka perlu bicara dan kami perlu membantu menyatukan mereka,” kata Balakrishnan.
Para menlu ASEAN akan hadir seluruhnya dalam forum itu. Muncul informasi bahwa Myanmar akan tampil dengan pejabat yang ditunjuk menjadi menlu baru, pengganti U Wunna Maung Lwin. Pertemuan menlu ASEAN ini berlangsung dua hari setelah hari paling berdarah kerusuhan sejak militer menggulingkan pemerintahan terpilih Suu Kyi.
AFP
Polisi berjaga di sepanjang jalan di Yangon, Myanmar, Senin (1/3/2021), saat pengunjuk rasa mengambil bagian dalam demonstrasi menentang kudeta militer.
Menteri Luar Negeri Filipina Teodoro Locsin mengindikasikan di media sosial Twitter bahwa ASEAN akan tegas dengan Myanmar. Ia mengatakan, kebijakan tidak campur tangan dalam urusan internal anggota ASEAN ”bukan merupakan bentuk persetujuan secara menyeluruh ataupun diam-diam untuk adanya kesalahan yang dilakukan di Myanmar”.
Namun, upaya ASEAN untuk terlibat dan berkomunikasi dengan militer Myanmar tampaknya mendapat sorotan keras dari kelompok-kelompok gerakan antikudeta di Myanmar. Tentangan itu termasuk disampaikan komite anggota parlemen yang telah digulingkan militer. Komite tersebut bahkan telah menyatakan junta sebagai kelompok teroris.
Bicara dengan Suu Kyi
Sa Sa, utusan yang ditunjuk komite untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa, mengatakan bahwa ASEAN seharusnya tidak berurusan dengan ”rezim yang dipimpin militer yang tidak sah ini”. Alumni program pemuda ASEAN di Myanmar itu juga mengatakan, perkumpulan ASEAN harus berbicara dengan perwakilan internasional dari pemerintahan Suu Kyi, bukan dengan rezim.
”ASEAN harus memahami bahwa kudeta atau pemilu ulang yang dijanjikan oleh junta militer sama sekali tidak dapat diterima oleh rakyat Myanmar,” katanya dalam surat kepada ASEAN. Seruan-seruan senada muncul di medsos Twitter, sebagaimana terlihat di kolom komentar dalam akun-akun resmi menlu-menlu ASEAN.
AP PHOTO
Para biarawati Buddha membawa foto pemimpin Myanmar yang digulingkan, Aung San Suu Kyi, selama pawai jalanan di Mandalay, Myanmar, Jumat (26/2/2021).
Aung San Suu Kyi (75) muncul pada persidangan atas dirinya melalui konferensi video, Senin kemarin. Ia terlihat dalam keadaan sehat selama penampilannya di depan pengadilan, kata salah satu pengacaranya.
Dua dakwaan baru ditambahkan kepadanya, tetapi tidak disebutkan dakwaan-dakwaan itu. Sebelumnya ia didakwa memiliki peralatan telekomunikasi radio yang ilegal di Myanmar. Peraih Nobel Perdamaian itu tidak pernah terlihat di depan umum sejak pemerintahannya digulingkan dan dia ditahan bersama dengan para pemimpin partai lainnya.
Unjuk rasa berlanjut
Dari Yangon dilaporkan, demonstrasi menentang kudeta militer di beberapa kota di Myanmar kembali dilanjutkan pada Selasa. Polisi di Yangon menggunakan gas air mata untuk menghadapi pengunjuk rasa. Ratusan pengunjuk rasa berkumpul di daerah Hledan di Yangon, di mana sehari sebelumnya polisi telah berulang kali menembakkan gas air mata.
Banyak dari pengunjuk rasa mengenakan helm pekerja konstruksi, menyeret tiang bambu dan puing-puing untuk membentuk barikade guna menghalangi upaya aparat untuk maju dan menangkap mereka. Para peserta aksi itu meneriakkan slogan antikudeta dan menyanyikan lagu-lagu perlawanan.
Rakyat Myanmar bergeming menghadapi sikap militer yang semakin keras. Penguasa baru negara itu selama akhir pekan lalu telah meningkatkan penggunaan kekuatan yang mematikan dan penangkapan massal untuk meredam unjuk rasa.
AFP
Pengunjuk rasa berlarian ketika gas air mata ditembakkan saat demonstrasi menentang kudeta militer di Yangon, Myanmar. Senin (1/3/2021).
PBB mengatakan, pihaknya yakin sedikitnya 18 orang di beberapa kota tewas pada Minggu (28/2/2021) ketika pasukan keamanan melepaskan tembakan untuk membubarkan massa yang berdemonstrasi. Hari Selasa ini digelar pemakaman untuk beberapa korban.
Pihak berwenang juga menahan lebih dari 1.000 orang selama akhir pekan, menurut lembaga Asosiasi Bantuan Independen untuk Tahanan Politik. Mereka yang ditahan termasuk setidaknya tujuh jurnalis, di antaranya Thein Zaw dari The Associated Press. Sedikitnya sudah dua lusin jurnalis ditahan sejak kudeta militer digelar.
Gas air mata digunakan lagi pada Selasa. Para demonstran–terutama anak muda–-melarikan diri dengan panik. Meski demikian, mereka segera kembali ke barikade mereka beberapa saat setelah gas air mata diluncurkan.
Pengunjuk rasa juga mengangkat bendera dan spanduk, serta berkumpul untuk berbaris melalui jalan-jalan di Dawei, sebuah kota kecil di tenggara Myanmar. Demonstrasi besar-besaran menentang kudeta digelar di kota itu sejak awal kudeta. Dawei adalah tempat terjadinya aksi kekerasan aparat pada Minggu. Sedikitnya lima warga tewas diduga ditembak aparat. (AP/AFP/REUTERS)