Australia dan Boeing Uji Coba Pesawat Tempur Nirawak
Boeing dan Angkatan Udara Australia menguji coba Loyal Wingman, pesawat tempur nirawak yang didesain dan dikembangkan dalam 50 tahun terakhir.
Oleh
Mahdi Muhammad
·3 menit baca
CANBERRA, SELASA — Loyal Wingman, pesawat pertama militer yang dirancang dan diproduksi di Australia dalam 50 tahun terakhir, untuk pertama kali menjalani rangkaian uji coba, Sabtu (27/2/2021). Pesawat tempur modern nirawak, hasil rancang bangun Boeing ini, direncanakan digunakan sebagai purwarupa atau prototipe Skyborg Angkatan Udara Amerika Serikat.
Pemerintah Australia dalam pernyataannya, Selasa (2/3/2021), mengatakan, mereka akan menyuntikkan dana tambahan untuk mengembangkan purwarupa Loyal Wingman. Total dana yang dianggarkan untuk pengembangan purwarupa itu senilai 115 juta dollar Australia atau setara Rp 1,3 triliun.
Suntikan dana segar itu akan digunakan untuk membeli tambahan tiga Loyal Wingman agar Royal Australian Air Force (RAAF) bisa mengembangkan taktik kerja sama dengan pesawat berawak. Sebelumnya, Pemerintah Australia mengucurkan dana sekitar 40 juta dollar Australia untuk investasi awal.
”Tujuan kerja sama kami dengan Boeing adalah untuk memahami bagaimana kami dapat membuat pesawat ini bekerja sama dengan pesawat yang ada untuk menjadi pengganda kekuatan di masa depan,” kata Wakil Marsekal Udara RAAF dan Kepala Kemampuan Angkatan Udara Cath Roberts.
Australia, sekutu setia AS, adalah rumah terbesar bagi Boeing di luar Amerika Serikat. Australia juga memiliki wilayah udara yang luas dengan lalu lintas yang relatif rendah untuk pengujian penerbangan.
Loyal Wingman memiliki panjang 38 kaki atau sekitar 11,6 meter dan mampu terbang sekitar 2.000 nautical mile atau sekitar 3.704 kilometer dalam sekali terbang. Walau tampak ramping, pesawat ini bisa mengangkut senjata ringan dan perisai untuk membantu melindung jet tempur berawak yang lebih mahal.
Selama uji terbang di Australia, Loyal Wingman dicoba dengan kecepatan dan ketinggian yang variatif. Hal ini untuk menguji fungsi dan mendemonstrasikan kinerja desain bentuk pesawat.
Purwarupa Loyal Wingman pertama kali digunakan untuk landasan pengembangan Airpower Teaming System Boeing, sebuah sistem pertahanan udara yang tengah dikembangkan oleh perusahaan yang bermarkas di AS itu.
Loyal Wingman, seperti namanya, akan menjadi pesawat pendamping yang akan menjaga pesawat utama dari serangan pesawat musuh di udara.
Menurut Boeing, sebanyak 16 Loyal Wingman bisa digunakan sekaligus dalam sebuah misi menggunakan sistem pertahanan ini.
Kontraktor industri pertahanan kini berpacu untuk mengembangkan teknologi otonom dalam sistem persenjataan atau peralatan tempur mereka, mencari cara yang lebih murah dan aman untuk memaksimalkan sumber daya.
Pemerintah Inggris pada Januari menandatangani kontrak senilai 30 juta poundsterling atau sekitar Rp 598 miliar dengan Spirit AeroSystems di Belfast, Irlandia, untuk mengembangkan jenis pesawat nirawak serupa.
Mereka menargetkan bisa melakukan uji coba purwarupa pesawat nirawak yang tengah dikembangkannya dalam waktu tiga tahun mendatang.
Sementara Pemerintah Amerika Serikat, Desember lalu, telah menandatangani kontrak kerja sama dengan Boeing, General Atomics Aeronautical Systems, dan Kratos Defense and Security Solutions untuk menghasilkan prototipe udara tak berawak yang dapat bekerja sama dengan jet berawak.
”Sistem tim kekuatan udara adalah dasar untuk tawaran Skyborg kami,” kata Direktur Program Tim Kekuatan Udara Boeing Shane Arnott kepada wartawan. ”Jelas pasar AS adalah pasar yang besar. Itu adalah fokus bagi kami, mencapai semacam kontrak atau program rekor di Amerika Serikat.”
Arnott mengatakan, tiga pesawat Loyal Wingman akan digunakan untuk penerbangan kerja sama pada tahun ini dan pesanan Pemerintah Australia itu akan membuat jumlah yang tersedia menjadi enam. (REUTERS)