Israel menuding Iran di balik serangan atas kapal milik Israel berbendera Bahamas, MV Helios Ray, Jumat (26/2/2021) lalu. Pengamat menyebut serangan Iran itu adalah bagian dari gerakan Iran mengganggu Abraham Accord.
Oleh
MUSTHAFA ABD RAHMAN, DARI KAIRO, MESIR
·3 menit baca
KAIRO, KOMPAS — Konflik militer Iran-Israel kini tidak hanya terbatas di wilayah Suriah, tetapi mulai merambah ke kawasan Teluk Persia. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu kepada Kan Radio, Senin (1/3/2021), menegaskan bahwa Iran berada di balik serangan atas kapal milik Israel berbendera Bahamas, MV Helios Ray, hari Jumat (26/2/2021) pekan lalu.
Sebelumnya pada hari Sabtu lalu, Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz juga mengatakan, hasil evaluasi awal menunjukkan Iran berada di balik serangan terhadap kapal MV Helios Ray. Pada Minggu malam, Israel segera menyerang sasaran Iran dan loyalisnya di sekitar kota Damaskus, Suriah, sebagai serangan balasan atas serangan terhadap kapal MV Helios Ray.
MV Helios Ray mengalami kerusakan berat akibat serangan tersebut. Kapal kargo itu telah dibawa ke pelabuhan di Dubai untuk pemeriksaan lebih lanjut dan sekaligus perbaikan atas kerusakan itu.
Iran secara tidak langsung mengakui berperan atas serangan kapal milik Israel itu. Koran Iran, Keyhan, edisi hari Minggu (28/2) yang dikenal beraliran konservatif dan dekat dengan Pemimpin Spiritual Iran, Ayatollah Ali Khamenie, memuji gerakan perlawanan yang menyerang kapal milik Israel itu.
Keyhan menyebut, operasi serangan tersebut telah dilakukan secara profesional terhadap sasaran legal sebagai balasan terhadap agresi Israel di kawasan. Koran itu menambahkan, agresi AS dan Israel di Suriah dan Irak akan mendapat balasan di Yaman dan Teluk Oman.
MV Helios Ray, yang diduga kuat sedang menuju pelabuhan Dubai, Uni Emirat Arab (UEA), adalah bagian dari gerakan perdagangan UEA-Israel pasca-tercapainya kesepakatan Ibrahim (Abraham Accord) antara UEA dan Israel pada Agustus 2020.
Pasca-Abraham Accord, selain dibuka rute penerbangan komersial langsung UEA-Israel, juga mulai dibuka hubungan dagang Israel-UEA melalui laut. UEA-Israel telah meresmikan jalur laut langsung antara pelabuhan Dubai di Teluk Persia dan pelabuhan Eilat, Israel, di Teluk Aqaba. Iran adalah salah satu negara yang dikenal mengecam keras Abraham Accord itu.
Sejumlah pengamat mengatakan, serangan Iran atas kapal MV Helios Ray itu adalah bagian dari gerakan Iran untuk mengganggu Abraham Accord. Menurut pengamat, serangan atas MV Helios Ray merupakan pesan Iran atas Israel dan UEA bahwa Abraham Accord tidak akan berjalan mulus di kawasan Teluk Persia.
Media Iran terakhir ini sering menyebut, kehadiran Israel secara masif di UEA bisa mengancam keamanan Iran. Iran dan UEA memiliki perbatasan laut langsung dan hanya dipisah dengan Selat sempit Hormuz.
Israel pada Minggu malam lalu telah menyerang sasaran Iran dan loyalisnya di sekitar kota Damaskus sebagai balasan atas serangan Iran terhadap kapal MV Helios Ray. Televisi Suriah mengklaim, sistem anti serangan udara Suriah telah berhasil menangkis serangan udara Israel dan merontokkan rudal-rudal Israel.
Beberapa kali ledakan keras terdengar di kota Damaskus dan sekitarnya, menyusul serangan udara Israel itu. Serangan udara Israel tersebut merupakan yang keenam kalinya atas Suriah selama tahun 2021 ini.
Menurut Lembaga Pemantau HAM Suriah (SOHR) yang berbasis di London, serangan udara Israel pada Minggu malam lalu terfokus atas Distrik Sayidah Zainab, arah selatan kota Damaskus yang dikenal basis Iran dan Hezbollah di Suriah.
Hubungan Iran di satu pihak serta Israel dan AS di pihak lain mengalami eskalasi ketegangan terakhir ini. AS pada Kamis (25/2) lalu menggempur sasaran loyalis Iran di Suriah bagian timur sebagai balasan atas serangan loyalis Iran terhadap pangkalan AS dekat kota Erbil, Kurdistan, Irak, pada 15 Februari lalu. Menurut SOHR, sedikitnya 22 loyalis Iran tewas akibar gempuran udara AS itu.
Iran dan AS sampai saat ini juga masih gagal mencapai titik temu tentang upaya memulai lagi perundingan soal isu nuklir Iran. Teheran menolak usulan Eropa agar membuka perundingan langsung dengan AS soal isu nuklir.
Iran ngotot agar AS mencabut sanksi atas Iran dan kembali menghidupkan kesepakatan nuklir tahun 2015 terlebih dahulu sebelum menggelar perundingan tentang isu-isu lain. Sebaliknya, AS meminta Iran bersedia dahulu membuka perundingan lagi soal isu nuklir.