Kios mandiri atau vending machine akan menjadi salah satu jawaban jitu saat warga beradaptasi dengan kondisi baru yang dipicu pandemi.
Oleh
Luki Aulia
·6 menit baca
Lupa membawa masker karena buru-buru keluar rumah? Jangan khawatir. Kini, semakin banyak mesin penjual otomatis (vending machine) atau kita sebut saja kios mandiri yang menjual masker medis di tempat-tempat umum. Lapar tapi lupa belanja membeli bahan makanan? Jangan bingung. Ada kios mandiri yang kini menjual daging sapi mentah atau berbumbu, ikan salmon, bahkan pasta lengkap dengan saus dan daging siap saji. Atau sedang malas masak? Tidak masalah. Ada juga kios mandiri yang bisa mengeluarkan makanan siap makan yang hangat atau segar seperti salad siap santap di tempat.
Tinggal memasukkan koin, lembaran uang, atau menggesek dengan kartu pembayaran, hampir semua kebutuhan tersaji dan siap tersedia. Kios mandiri sedang booming di Singapura terutama semasa pandemi Covid-19. Situs BBC, 20 Februari 2021, menceritakan kian banyak mesin yang tak hanya menjual minuman dingin atau camilan. Dagangannya kian beragam. Mulai dari roti, pizza, jeruk peras segar, karipap, sampai masakan kepiting cabai (seharga 60 dollar Singapura) yang semuanya segar dan hangat.
Mervin Tham, salah satu pendiri EasyMeat yang mengelola kios mandiri yang wagyu, mengatakan banyak orang membeli daging wagyu justru selepas tengah malam. "Mungkin banyak orang kelaparan malam-malam dan ini jadi pilihan praktis saja," ujarnya.
Pemilik atau pengelola mesin itu juga kian beragam seperti kafe, restoran, dan supermarket. Bahkan ada pula toko buku yang memasang kios mandiri yang menjual buku. Tham juga mengaku, awalnya ia coba-coba saja dan ternyata konsumen tertarik. Rupanya, budaya kios mandiri kian meluas dan tidak hanya di Jepang yang selama ini memang terkenal dengan mesin beragam dan aneh-aneh dagangannya.
Produk segar
Perusahaan penelitian pasar, Euromonitor, menyebutkan keuntungan mesin seperti itu di Singapura tumbuh sekitar 15 persen dari 91 juta dollar Singapura pada 2014 menjadi 104,5 juta dollar AS di tahun 2019. Direktur Pengelolaan Norwegian Salmon, Manish Kumar, yang memiliki 110 kios mandiri yang menyediakan daging salmon di Singapura mengaku berjualan di mesin itu memberi peluang usaha bagi produknya yang dikemas rapat lengkap dengan kecap asin dan garpu kayu.
"Ini jadi makin disukai karena tersedia 24 jam, tidak perlu ada kontak dengan orang lain, bisa jaga jarak fisik, dan aman dikonsumsi. Orang tak perlu ke supermarket. Cukup perlu 6 detik, selesai," kata Kumar.
Sejak pandemi, banyak orang membeli makanan dan kebutuhan apapun diantar ke rumah karena lebih aman dan nyaman. Namun, terkadang pembelian online butuh waktu agak lama dan ada jumlah minimal pembelian. Di sinilah kemudian mesin penjual otomatis atau kios mandiri itu menjadi solusi.
Tren kios mandiri ini juga melanda Inggris dan Amerika Serikat. Harian The Herald, 18 Februari 2021, menyebutkan banyak penjual yang memanfaatkan peluang di kala kebijakan pembatasan sosial akibat Covid-19 diberlakukan. Peternakan sapi di Inggris mulai menjual susu segar dan aneka ragam keju melalui kios mandiri demi menjangkau konsumen yang tidak bisa ke supermarket. Peternakan ayam petelur pun menjual telur segar langsung dari peternakan via kios mandiri.
Ide penjualan hasil peternakan atau pertanian langsung dari petani ke kios mandiri ini juga ada di Perancis dan permintaan melonjak sejak kebijakan pembatasan sosial, Maret lalu. Benoit Soufflet yang menanam sayur-sayuran di kota Lille mengaku lebih untung menjual melalui kios mandiri, dan penjualan naik 30-40 persen karena produknya langsung ke konsumen, tidak perlu lagi perantara atau biaya masuk supermarket.
"Hasilnya lebih menguntungkan daripada buka toko sendiri," kata Marie Froment yang memasang ATM sayuran di dekat pertaniannya di Desa Thun-Saint-Amand dekat perbatasan dengan Belgia.
Di kios mandiri-nya, Froment menjual produk susu, isayur-sayuran, jus apel, telur ayam, dan wafel. Stok produk juga harus diisi terus paling tidak dua kali sehari karena kalau terlihat kosong, orang tidak mau belanja lagi. "Sejak ada pandemi ini, orang lebih suka belanja lewat kios mandiri ini karena tidak perlu repot-repot ke toko," ujarnya.
Restoran Stellina Pizzeria di Arlington, Virginia, AS, juga menawarkan cara baru menjual masakan pasta lengkap dengan "kit pasta" dengan pasta segar dan saus buatan sendiri yang dikemas di botol-botol. Di layar kios mandiri akan ditunjukkan cara memasaknya. Di Australia, juga ada kios mandiri untuk kue mangkok beragam rasa yang diisi ulang seminggu dua kali. Para pendidik atau guru di Texas, AS, juga membuat kios mandiri untuk buku yang bisa dibeli cukup dengan memasukkan koin.
Aneh-aneh
Kios mandiri penjual masker, sarung tangan, dan cairan pembersih tangan juga ada dimana-mana. Begitu pula dengan alat tes Covid-19 khususnya di wilayah AS yang dijual seharga 149 dollar AS per satu alat tes PCR. Pengelola mesin itu bekerja sama dengan laboratorium dan alat tes yang sudah dipakai dikirim via FedEx. Hasil tesnya akan dikirimkan melalui sma atau email dalam waktu 48 jam.
Dari semua kios mandiri di seluruh dunia ini, yang paling unik dan serba ada hanya terdapat di Jepang. Ada kios mandiri yang menyediakan payung, kondom, baju atau kaos merk Uniqlo, dasi, kartu doa, karangan bunga, pisang, burger, es krim, kopi panas dalam kaleng, sup panas, es krim, sushi, mainan, handuk, bahkan celana dalam dan BH pun ada. Perkembangan kios mandiri di Jepang sampai sejauh ini yang paling cepat dan paling kreatif.
Pada tahun 1993, di Jepang saja ada 50 kios mandiri di tiap kilometer persegi. Jumlahnya melonjak menjadi 5,4 juta kios mandiri pada 1998. Mesin-mesin ini populer di Jepang karena dirasa cocok dengan kehidupan masyarakat Jepang yang modern, serba cepat, dan mulai malas harus unggah-ungguh serta berkomunikasi basa-basi dengan orang lain.
Sejarah
Penulis buku "Vending Machines: A Social History", Kerry Segrave, menyebutkan kios mandiri gerenasi pertama dibuat oleh Heron dari Alexandria di abad pertama kekuasaan Roma untuk memastikan pembagian air suci yang adil di kuil. Ada sejarah lain yang menyebutkan pada tahun 1867, Carl Ade, warga Jerman, mengklaim memiliki paten pertama atas kios mandiri. Namun, ada pula yang menyebutkan sebenarnya Yoshiichi Tawaraya-lah yang pertama kali membuat kios mandiri itu pada 1888.
Klaim-klaim siapa penemu kios mandiri masih ramai dan sulit untuk dilacak kebenarannya. Namun, fakta yang sama-sama diakui kebenarannya adalah kios mandiri modern yang dioperasikan dengan koin muncul pertama di London tahun 1880-an dan yang dijual kartu pos. Kios mandiri pertama di AS menjual permen karet di stasiun kereta New York City tahun 1888. Industri AS kala itu terbatas hanya untuk kios mandiri permen saja sampai tahun 1926. Setelah itu sejak tahun 1937 mulai merambah menjual rokok dan minuman ringan.
Sejak itu, perkembangan kios mandiri kian melesat dan tersebar di berbagai negara. Bukan hanya produk dagangannya yang kian bervariasi tetapi juga teknologi pemroses dan pembayaran. Di negara-negara tertentu mulai banyak beroperasi kios mandiri dengan produk yang memakai kode bar yang difoto dengan telepon genggam bahkan pemindai wajah sebagai cara pembayaran. Perkembangan teknologi bergerak cepat memenuhi kebutuhan warga dunia akan semua hal yang cepat, instan, dan sebisa mungkin minimal kontak dengan orang lain. Ke depan, siapa tahu nanti di Indonesia akan ada kios mandiri yang menjual nasi padang atau nasi goreng. Kita tunggu saja.