Pernyataan tertulis kesepakatan gencatan senjata itu menyebutkan bahwa India dan Pakistan memiliki keinginan yang sama untuk mewujudkan perdamaian di perbatasan.
Oleh
Luki Aulia
·3 menit baca
NEW DELHI, KAMIS — Setelah baku tembak sengit selama beberapa bulan terakhir di sepanjang wilayah perbatasan sengketa di Kashmir, militer India dan Pakistan akhirnya sepakat untuk gencatan senjata lagi. Hanya dalam dua bulan terakhir saja, terjadi 253 kali baku tembak dengan roket dan senjata lainnya hingga menyebabkan delapan warga sipil terluka.
Kedua negara tetangga yang sama-sama berkekuatan nuklir itu sebenarnya pernah menyepakati gencatan senjata di Kashmir pada 2003. Namun, beberapa tahun terakhir dilanggar. ”Gencatan senjata akan dimulai 25 Februari 2021,” kata pernyataan bersama India-Pakistan, Kamis (25/2/2021).
Pernyataan tertulis itu juga menyebutkan bahwa kedua belah pihak memiliki keinginan yang sama untuk mewujudkan perdamaian di perbatasan. Kedua pihak juga sepakat untuk menyelesaikan masalah yang dikhawatirkan akan mengganggu perdamaian dan kembali memicu kekerasan.
Sejak 2014, pelanggaran terhadap kesepakatan gencatan senjata meningkat hingga menyebabkan sedikitnya 300 warga sipil tewas. Sejak awal tahun 2020, menurut militer India, Pakistan sudah membuat 591 pelanggaran. Kashmir sudah lama menjadi wilayah sengketa antara India dan Pakistan sejak keduanya merdeka dari Inggris tahun 1947 dan sama-sama mengklaim wilayah itu.
Situasi menjadi tegang setelah India mencabut otonomi Negara Bagian Jammu dan Kashmir pada Agustus 2019 dan membagi wilayah itu menjadi dua wilayah yang dikendalikan pemerintah federal. Perdana Menteri India Narendra Modi berjanji, keputusan itu akan membawa perdamaian dan kesejahteraan bagi rakyat India di Kashmir. Namun, Pakistan menganggap langkah itu justru melanggar hak rakyat Kashmir.
Hubungan kedua negara itu semakin tegang tahun 2019 ketika Pakistan menembak jatuh pesawat tempur India di Kashmir dan menangkap pilotnya. Pakistan menganggap langkah mereka saat itu sebagai balas dendam karena pesawat tempur India dituding menyerang kelompok-kelompok bersenjata di dalam wilayah Pakistan.
Sementara India beralasan, serangan itu memang menyasar kelompok-kelompok bersenjata di Pakistan yang bertanggung jawab atas bom bunuh diri yang menewaskan 40 tentara India di dalam wilayah Kashmir yang dikuasai India.
Namun, Pakistan bersikeras menyatakan bahwa tidak ada satu pun kamp kelompok bersenjata di wilayah itu dan pesawat tempur India menjatuhkan bom di kawasan hutan. Sejak itu, perdamaian di antara keduanya mandek.
Meski sudah ada gencatan senjata, militer India akan tetap mengerahkan penjagaan di sepanjang perbatasan untuk mengantisipasi perlawanan di bukit Kashmir. India menuduh Pakistan melatih dan mempersenjatai kelompok perlawanan anti-India. Pakistan membantah tuduhan itu dan mengaku hanya menawarkan dukungan moral dan diplomatik bagi rakyat Kashmir yang menentang pemerintahan India.
Kelompok-kelompok perlawanan di Kashmir sudah menentang kekuasaan India sejak 1989. Sekitar 70.000 orang tewas dalam pertikaian itu. ”Dialog menjadi satu-satunya cara jika kedua negara mau menghentikan kekerasan dan pertumpahan darah di sepanjang perbatasan Jammu dan Kashmir,” kata politikus Kashmir, Mehbooba Mufti. (REUTERS/AFP/AP)