Kesepakatan itu diumumkan saat Menteri Sumber Daya Mineral dan Minyak Mesir Tare Molla mengunjungi Israel. Selama di Tel Aviv, Molla juga bertemu Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan Menteri Luar Negeri Gabi Ashkenazi.
Oleh
BENNY D KOESTANTO
·4 menit baca
JERUSALEM, MINGGU — Pemerintah Israel menyatakan Israel dan Mesir telah sepakat untuk membangun saluran pipa yang akan menghubungkan ladang gas alam lepas pantai Leviathan Israel ke terminal gas alam cair di Mesir utara. Pada waktu yang berdekatan, Mesir disebut juga menggandeng Palestina dalam pengembangan ladang gas di lepas pantai Gaza.
Menteri Energi Israel Yuval Steinitz mengadakan pertemuan dengan Menteri Sumber Daya Mineral dan Minyak Mesir Tarek El Molla, Minggu (21/2/2021), di saat kedua negara itu tengah mencari cara baru untuk memperluas pengembangan gas alam di Mediterania timur.
”Kedua menteri menyepakati pembangunan (sebuah) pipa gas lepas pantai dari ladang gas Leviathan ke fasilitas pencairan di Mesir, untuk meningkatkan ekspor gas ke Eropa melalui fasilitas pencairan di Mesir,” demikian kantor Kementerian Luar Negeri Israel dalam sebuah pernyataan.
Ladang Leviathan Israel telah memasok pasar domestik bagi Israel dan mengekspor gas ke Jordania dan Mesir. Pemegang sahamnya termasuk perusahaan Chevron dan Delek Drilling. Kemitraan Leviathan itu antara lain mencakup penjajakan opsi untuk memperluas proyek, termasuk fasilitas LNG terapung atau pipa bawah laut untuk dihubungkan dengan terminal LNG di Mesir yang telah menganggur atau beroperasi dengan kapasitas kurang dari potensi mereka. Steinitz mengatakan, kedua pemerintah bergerak maju dengan rencana pipa dan sedang mengerjakan kesepakatan formal.
Kesepakatan itu diumumkan saat Molla mengunjungi Israel. Selama di Tel Aviv, Molla juga bertemu Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan Menteri Luar Negeri Gabi Ashkenazi. ”Para menteri energi dan timnya bertemu guna memperbesar dan meningkatkan kerja sama di bidang energi,” kata Molla dalam video yang dirilis oleh kantor Steinitz.
Ladang Leviathan ditemukan pada 2010. Kawasan itu diperkirakan menyimpan 535 miliar meter kubik (18,9 triliun kaki kubik) gas alam, bersama dengan 34,1 juta barel kondensat. Manajemen Delek dan perusahaan Noble yang berpusat di Amerika Serikat adalah konsorsium yang memimpin pengembangan ladang Leviathan dan ladang Tamar yang lebih kecil. Keduanya mencapai kesepakatan sepuluh tahun senilai 15 miliar dollar AS pada tahun lalu dengan Dolphinus Mesir untuk memasok 64 miliar meter kubik. Israel mulai memompa gas dari Leviathan pada Desember 2019 dan mengekspor ke Mesir pada bulan berikutnya.
Ladang Leviathan ditemukan pada 2010. Kawasan itu diperkirakan menyimpan 535 miliar meter kubik (18,9 triliun kaki kubik) gas alam, bersama dengan 34,1 juta barel kondensat.
Molla di sisi lain juga telah menandatangani nota kesepahaman bagi Mesir lainnya. Mesir disebut bakal membantu mengembangkan sektor energi di Gaza Marine. Ada dua mitra proyek itu, yakni Dana Investasi Palestina yang merupakan dana kedaulatan Otoritas Palestina dan Perusahaan Kontraktor Konsolidasi. Gaza Marine terletak sekitar 30 kilometer (19 mil) di lepas pantai Palestina dan diperkirakan menyimpan lebih dari 1 triliun kaki kubik gas alam.
Steinitz mengatakan, dia ”senang dan bersemangat” menjadi tuan rumah bagi Molla, menteri Mesir pertama yang mengunjungi Israel sejak 2016. Molla adalah teman baiknya dan dia memiliki ”hubungan yang luar biasa” dengannya, katanya. ”Kami mendirikan Forum Gas Mediterania Timur, yang menyatukan negara-negara Arab dengan negara Israel, dan saya berterima kasih kepada Menteri El Molla karena telah memimpin forum tersebut,” kata Steinitz. ”Ini adalah kunjungan bersejarah dan saya merasa beruntung menjadi tuan rumah bagi menteri dan stafnya di Israel.”
Mengutip Jerusalem Post, Steinitz menyatakan, kesepakatan soal ladang minyak ini menandai kerja sama ekonomi paling signifikan di antara kedua negara itu sejak perjanjian damai ditandatangani di antara mereka hampir 42 tahun lalu. Mereka juga membahas cara-cara untuk meningkatkan kemandirian energi Palestina, termasuk mengembangkan lapangan laut Gaza, pembangunan pembangkit listrik di Jenin, dan memasok gas alam ke Palestina.
”Bersama Menteri Steinitz, kami memulai bersama beberapa tahun yang lalu perluasan kerja sama di bidang energi, yang diperkuat dengan pendirian Forum Gas Mediterania Timur,” kata Molla.
Netanyahu menyatakan, Israel dan Mesir telah menjadi ”pusat energi”. Hal itu dinyatakannya beberapa saat sebelum pertemuannya dengan Molla. ”Bersama-sama kita tidak hanya dapat memenuhi kebutuhan kita sendiri, tetapi kebutuhan banyak negara lain,” katanya. ”Jadi dalam semangat persahabatan dan kerja sama serta perdamaian dan kemakmuran inilah saya menyambut Anda di Israel.”
Netanyahu menyatakan Mesir adalah negara Arab pertama yang berdamai dengan Israel. Ia pun menyambut dengan gembira penambahan empat negara lainnya yang berdamai dengan Israel pada tahun lalu. ”Harapannya hal-hal itu menjadi sesuatu yang dapat meningkatkan kehidupan perekonomian semua orang dan kami pikir ini adalah peluang besar untuk kerja sama regional, baik bagi Mesir, Israel, maupun negara-negara lain,” katanya.
Menteri Luar Negeri Israel Gabi Ashkenazi menyatakan, Mesir adalah mitra strategis bagi Israel. Ia memuji kerja sama yang berkembang di bidang energi dan gas alam di antara kedua negara itu. ”Saya berharap kunjungan Anda akan membuka pintu untuk kunjungan dan kerja sama di bidang lain,” kata Ashkenazi kepada Molla.
Pengembangan sumber daya gas alam Israel dalam dekade terakhir telah menjadi anugerah bagi posisi diplomatik Israel, terutama di Mediterania Timur. Hal itu telah memperkuat hubungan Israel dengan Mesir, Yunani, Siprus, dan negara-negara lain di kawasan itu. (AFP/REUTERS)