China Serukan Agar AS Cabut Pembatasan Hubungan Dagang Kedua Negara
Menlu China Wang Yi menyatakan, China tidak berniat menantang atau menggantikan AS dan siap berdampingan secara damai dengan Washington. Namun, ia juga mendesak AS "berhenti mencoreng" reputasi Partai Komunis China.
Oleh
ADHITYA RAMADHAN
·3 menit baca
BEIJING, SENIN — Menteri Luar Negeri China Wang Yi menyerukan kepada pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden agar mencabut pembatasan perdagangan dan kontak antarwarga sambil menghentikan apa yang dianggap Beijing sebagai campur tangan dalam soal Taiwan, Hong Kong, Xinjiang, dan Tibet.
Komentar Wang Yi dalam forum Kementerian Luar Negeri, Senin (22/2/2021), itu muncul saat Beijing menekan pemerintahan baru AS untuk membatalkan banyak tindakan konfrontatif yang diadopsi Presiden Donald Trump.
Pada 2017, Trump menaikkan tarif impor barang China dan memberlakukan larangan serta pembatasan pada perusahaan teknologi China dan pertukaran tenaga akademis. Saat itu Trump menilai perdagangan kedua negara tidak seimbang dan menuduh China mencuri teknologi AS.
Selain itu, Trump juga meningkatkan hubungan militer dan diplomatik dengan Taiwan yang diklaim China sebagai bagian dari wilayahnya. Ia juga menjatuhkan sanksi kepada para pejabat China dengan tuduhan melakukan pelanggaran terhadap minoritas Muslim di Xinjiang dan tindakan keras terhadap kebebasan berekspresi di Hong Kong.
”Kita tahu bahwa pemerintahan baru AS sedang mengkaji dan menilai kebijakan luar negerinya,” ujar Wang kepada para diplomat, cendekiawan, dan jurnalis di Lanting Forum.
”Kami berharap pengambil kebijakan AS akan mengikuti perkembangan zaman, melihat tren dunia, meninggalkan bias, melepaskan kecurigaan yang tak berdasar, dan memastikan hubungan China-AS yang sehat dan stabil.”
Wang menyatakan, China ”tidak berniat menantang atau menggantikan AS” serta siap hidup berdampingan secara damai dan melakukan pembangunan bersama. Ia juga mendesak AS untuk ”berhenti mencoreng” reputasi Partai Komunis China yang berkuasa di negerinya, ”berhenti berkomplot atau bahkan mendukung kata-kata dan tindakan keliru pasukan separatis Taiwan, berhenti merongrong kedaulatan serta keamanan China dalam urusan Hong Kong, Xinjiang, dan Tibet.”
AS juga harus mengaktifkan kembali dialog di semua level yang, menurut Wang, telah dihentikan di bawah pemerintahan Trump. Washington, lanjut Wang, juga harus meningkatkan kerja sama dalam masalah-masalah utama bilateral dan internasional. Wang mengatakan bahwa pandemi Covid-19, perubahan iklim, dan pemulihan ekonomi global adalah tiga masalah terbesar di mana kedua negara dapat bekerja sama.
Meskipun Biden telah menjanjikan keterlibatan kembali AS di panggung global dan nada diplomasi yang tidak sekeras era Trump, belum jelas juga apakah ia akan membuat perubahan mendasar dalam kebijakannya terhadap Beijing.
Dalam pidato pertamanya di hadapan audiens global, Biden mengatakan, AS dan mitra-mitranya harus ”bersiap sama-sama menghadapi kompetisi strategis jangka panjang dengan China.”
”Kompetisi dengan China akan sengit. Itu yang saya perkirakan, dan itulah yang saya nantikan karena saya percaya pada sistem global Eropa dan AS, bersama mitra-mitra kita di Indo-Pasifik, bekerja keras membangun selama lebih dari 70 tahun,” tutur Biden dalam pidato virtualnya dalam Konferensi Keamanan Munich. (AP/REUTERS)