Dr Ngozi, Perempuan Pertama di Pucuk WTO, Ingin Rombak Perdagangan Global
Sempat diganjal Presiden AS Donald Trump, Ngozi Okonjo-Iweala terpilih sebagai Dirjen Organisasi Perdagangan Dunia. Ia merasa dirinya sosok tepat untuk mereformasi sistem perdagangan global yang dibutuhkan WTO saat ini.
Oleh
BENNY D KOESTANTO
·4 menit baca
GENEVA, SELASA — Mantan Menteri Keuangan Nigeria Ngozi Okonjo-Iweala menjadi perempuan pertama dan sekaligus warga Afrika pertama yang terpilih sebagai Direktur Jenderal Organisasi Perdagangan Dunia atau WTO, Senin (15/2/2021). Dr Ngozi, demikian ekonom lulusan Harvard University itu biasa dipanggil, menggaet dukungan bulat dari anggota-anggota WTO.
Ia bakal secara resmi menduduki jabatan itu mulai 1 Maret mendatang, mengisi kekosongan kursi pemimpin organisasi perdagangan dunia itu selama enam bulan terakhir.
Tugas sekaligus harapan yang disematkan pada Okonjo-Iweala tidaklah ringan. Dunia menunggu kiprahnya menengahi perundingan perdagangan internasional dalam menghadapi konflik Amerika Serikat (AS)-China yang berkepanjangan; menanggapi tekanan untuk mereformasi aturan perdagangan global; dan melawan proteksionisme yang diperparah oleh pandemi Covid-19.
Meski dihadapkan pada segudang masalah, Dr Ngozi, penulis buku bertajuk Reforming the Unreformable, tidak gentar. Ia berharap semangat judul bukunya yang berisi reformasi ekonomi Nigeria itu dapat menjadi landasan atas tekadnya mereformasi sistem perdagangan global.
”Yang dibutuhkan (WTO) adalah seseorang yang memiliki kemampuan untuk mendorong reformasi, yang tahu perdagangan dan yang tidak ingin melihat bisnis seperti biasa,” katanya. ”Dan itu adalah saya.”
Okonjo-Iweala mengatakan, prioritas utamanya setelah terpilih mencakup sejumlah hal. Pertama, memastikan WTO berbuat lebih banyak untuk mengatasi pandemi Covid-19. Kedua, ia menyebut disparitas dalam akses terhadap vaksin antara negara kaya dan miskin yang ”tidak masuk akal” dan maka harus diatasi. Ketiga, ia menilai perlunya mendesak anggota-anggota WTO untuk mencabut pembatasan ekspor barang medis.
Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus menyebut Okonjo-Iweala sebagai ”pemimpin WTO yang sempurna”. WTO saat ini memang tengah menghadapi kebuntuan atas masalah pembebasan hak kekayaan intelektual untuk obat-obatan Covid-19. Banyak negara kaya menentang pembebasan itu.
Pencalonan Okonjo-Iweala secara gamblang ditentang Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada akhir-akhir masa kepemimpinan Trump.
Aneka dinamika mengiringi pencalonan Okonjo-Iweala. Ia adalah salah satu dari tujuh calon lainnya, termasuk calon yang juga disebut-sebut kuat, yakni Menteri Perdagangan Korea Selatan Yoo Myung-hee. Pencalonan Okonjo-Iweala secara gamblang ditentang Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada akhir-akhir masa kepemimpinan Trump. Trump bahkan juga mengancam akan keluar dari WTO seiring terjadinya perang dagang dengan China.
Dukungan Biden
Terpilihnya Presiden Joe Biden mengalahkan Trump turut melapangkan jalan Okonjo-Iweala. Biden sekaligus membawa AS kembali pada jalur diplomasi dan negosiasi lewat organisasi, seperti WTO. Biden menyatakan dukungan secara jelas kepada Okonjo-Iweala. Hal itu kemudian turut membuat Myung-hee mundur dari pencalonan.
Okonjo-Iweala pun terpilih secara bulat. Segudang tugas-tugas telah menantinya hingga masa akhir jabatannya 31 Agustus 2025. Ia yakin, prioritasnya itu selaras dengan Washington. ”Saya pikir kepentingan dan prioritas kami selaras. Mereka ingin mengembalikan WTO ke tujuannya,” kata Okonjo-Iweala kepada kantor berita Reuters.
Delegasi AS mengatakan bahwa Washington berkomitmen untuk bekerja sama dengannya dan akan menjadi ”mitra konstruktif” WTO. Delegasi China menjanjikan ”dukungan penuh” untuknya. Adapun komisioner Perdagangan Uni Eropa, Valdis Dombrovskis, mengatakan bahwa dirinya berharap dapat bekerja sama dengan Okonjo-Iweala untuk mendorong ”reformasi lembaga yang sangat dibutuhkan itu”.
Okonjo-Iweala adalah seorang veteran Bank Dunia selama 25 tahun. Di organisasi terdahulunya itu, ia mengawasi portofolio senilai 81 miliar dollar AS. Okonjo-Iweala menganut kepercayaan pada kemampuan perdagangan untuk mengangkat warga keluar dari kemiskinan.
Belajar di Harvard
Dia belajar ekonomi pembangunan di Harvard setelah mengalami perang saudara di Nigeria saat remaja. Dia kembali ke negaranya pada 2003 sebagai menteri keuangan.
Para pendukung Okonjo-Iweala mengatakan, perempuan berusia 66 tahun itu memiliki keterampilan negosiasi saat membantu tercapainya kesepakatan untuk membatalkan miliaran dollar AS utang Nigeria dengan negara-negara kreditor Klub Paris tahun 2005.
”Dia membawa status, dia membawa pengalaman, jaringan, dan temperamen untuk mencoba menyelesaikan sesuatu, yang menurut saya sangat disambut baik,” kata Pascal Lamy, Dirjen WTO periode 2005-2013. ”Menurut saya, dia pilihan yang bagus. Kunci keberhasilannya adalah kemampuannya untuk beroperasi di tengah ’segitiga AS-UE-China’.”
Dibesarkan oleh para akademisi, ibu empat anak ini mendapatkan reputasi atas kerja keras dan kesederhanaannya di tengah kemegahan di kalangan pemerintahan Nigeria. ”Dia gigih dan cenderung keras kepala,” kata Kingsley Moghalu, mantan Wakil Gubernur Bank Sentral Nigeria. Moghalu bekerja dengan Okonjo-Iweala ketika dia menjadi menteri keuangan perempuan pertama di negara itu.
Presiden Nigeria Muhammadu Buhari menyambut baik terpilihnya Okonjo-Iweala. Buhari mengatakan, kabar terpilihnya Okonjo-Iwaela membawa lebih banyak kegembiraan dan kehormatan bagi negaranya.
Penunjukan Okonjo-Iweala juga disambut oleh orang-orang di jalan-jalan ibu kota Nigeria, Abuja. Seorang warga, Ibe Joy, mengatakan bahwa prestasi Okonjo-Iweala merupakan inspirasi bagi para perempuan muda. ”Kalau dia bisa, kita semua bisa,” kata Joy. (AFP/REUTERS)