Google Sepakat Bayar Penerbit Perancis 76 Juta Dollar
Google sepakat membayar 121 perusahaan media dan pembuat konten berita di Perancis sebesar 76 juta dollar AS selama tiga tahun ke depan. Angka ini jauh di bawah tuntutan sejumlah media.
Oleh
Mahdi Muhammad
·5 menit baca
PARIS, MINGGU — Google sepakat membayar 76 juta dollar Amerika Serikat atau sekitar Rp 1,064 triliun selama tiga tahun kepada 121 perusahaan media yang tergabung dalam Alliance de la presse d’information (APIG) Perancis untuk mengakhiri sengketa hak cipta yang telah berlangsung satu tahun lebih. Namun, hal itu belum memuaskan semua perusahaan media dan menganggapnya tidak adil serta tidak transparan.
Perjanjian antara Alphabet Inc., perusahaan induk Google dan Alliance de la presse d’information generale (APIG), kelompok lobi yang mewakili sebagian besar penerbit Perancis, tidak mengungkapkan sama sekali persyaratan keuangan dalam dokumen yang diperoleh Reuters. Kantor berita Agence France-Presse (AFP) dan beberapa kantor berita lainnya yang bukan bagian dari APIG akan terus maju melakukan gugatan terhadap Google.
Kesepakatan itu menyusul penerapan aturan hak cipta di Perancis yang diberlakukan di bawah peraturan perundangan Uni Eropa yang diundangkan pada Oktober 2020. UU hak cipta baru ini yang menciptakan apa yang disebut sebagai hak bertetangga atau berdampingan, mewajibkan platform teknologi besar memberikan imbalan kepada perusahaan media ketika mereka menampilkan cuplikan atau penggunaan konten berita.
Dokumen hasil perundingan yang dilihat oleh Reuters, Sabtu (13/2), mencakup kerangka kerja di antara para pihak. Google, menurut dokumen itu, akan merogoh kantongnya sebesar 22 juta dollar AS atau sekitar Rp 308 miliar setiap tahunnya untuk membayar 121 perusahaan media nasional dan lokal di Perancis setelah menandatangani lisensi individual setiap perusahaan.
Dokumen kedua adalah perjanjian penyelesaian. Substansi dokumen itu adalah bahwa Google setuju untuk membayar 10 juta dolar AS kepada grup yang sama sebagai imbalan atas komitmen penerbit untuk tidak menuntut klaim hak cipta selama tiga tahun.
Para penerbit atau kantor berita, dalam dokumen yang sama, berkomitmen pada produk baru Google, yaitu Google News Showcase yang akan memungkinkan mereka untuk mengurasi konten dan memberikan akses terbatas pada berita-berita melalui sistem pembayaran tertentu atau paywall.
Kurang transparan
Tiga sumber yang mengetahui detail kesepakatan itu mengatakan, penerbit Perancis tidak punya banyak pilihan selain mengikuti kesepakatan itu karena tekanan dari para pemegang saham. Sumber yang sama mengatakan, beberapa penerbit kesal karena Google menolak memberikan akses ke data yang menunjukkan berapa banyak uang yang dihasilkannya dari berita.
”Perjanjian yang tidak jelas ini tidak menjamin perlakuan yang adil dari semua penerbit berita karena rumus perhitungan tidak dipublikasikan,” kata Serikat Penerbit Berita Online Independen Spiil. Menurut organisasi ini, Google memanfaatkan perbedaan di antara penerbit untuk kepentingannya sendiri.
Berdasarkan dokumen kesepakatan, jumlah dana yang akan diberikan kepada setiap media bervariasi. Harian Le Monde akan mendapatkan dana 1,3 juta dollar atau sekitar Rp 18,211 miliar selama tiga tahun dan untuk media lokal, La Voix de la Haute Marne, akan mendapat 13.741 dollar atau sekitar Rp 192,498 juta. Tidak ada rincian mengenai cara penghitungan kompensasi yang harus dibayarkan Google kepada setiap media.
Angka yang tertera di dalam dokumen cukup jauh selisihnya dengan tuntutan yang diajukan oleh setiap perusahaan. Menurut sumber, tiga perusahaan media terkemuka Perancis, yaitu Le Monde, Le Figaro, serta Liberaton dan kelompoknya masing-masing menegosiasikan angka sekitar 3 juta Euro atau sekitar Rp 50 miliar per tahun di luar angka yang tertera di dalam perjanjian sebagai biaya langganan melalui Google.
Kepala Grup Le Monde Louis Dreyfus dan bos Liberation Denis Olivennes menolak berkomentar. Perwakilan dari Le Figaro tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentar. Kepala APIG Pierre Louette tidak menanggapi pesan yang meminta komentar.
Google menolak mengomentari persyaratan kesepakatan tersebut.
Kantor berita AFP telah mempertahankan keluhannya kepada komite pengawas persaingan usaha Perancis terhadap Google. Bulan lalu, meski menyambut baik kesepakatan antara Google dan APIG, Kepala Eksekutif AFP Fabrice Fries tetap meminta agar jangkauan kesepakatan hak cipta itu juga mencakup kantor berita.
Memaksa Google untuk Membayar
Tekanan kepada Google untuk membayar konten berita telah meningkat secara global seiring dengan anjloknya pendapatan industri media dari iklan karena kemunculan platform digital. Berbeda dengan Perancis, perusahaan media atau penyedia konten di Spanyol dan Jerman gagal memaksa Google untuk membayar atas kutipan atau cuplikan berita atan konten lainnya setelah kalah dalam pertarungan hukum tahun 2019. Tagihan atas hak cipta yang diperjuangkan sejak tahun 2013, senilai 1 miliar Euro, belum berhasil.
Teks peraturan perundangan hak bertetangga yang diundangkan oleh UE ditujukan untuk menciptakan aliran pendapatan baru yang berkelanjutan bagi penerbit berita.
Di Amerika Serikat, industri berita mendukung undang-undang yang memungkinkan mereka bernegosiasi secara kolektif dengan platform besar tanpa melanggar undang-undang antitrust. Di Kongres, anggota parlemen baru-baru ini mengeluarkan laporan yang mengatakan perusahaan teknologi dominan telah merugikan industri berita karena mereka (platform digital) memberlakukan persyaratan sepihak pada penerbit: ambil atau tinggalkan.
Di Australia, anggota parlemen tengah menggodok peraturan perundangan yang mengharuskan Google dan Facebook membayar penerbit dan perusahaan penyiaran (broadcasting companes) untuk konten. Google mengancam akan menutup mesin pencarinya di Australia jika negara tersebut mengadopsi pendekatan itu, yang oleh perusahaan disebut ”tidak dapat dijalankan”.
Andrew MacLeod, Kepala Eksekutif Postmedia Kanada, mengatakan, pihaknya sedang menonton diskusi di bagian lain dunia. ”Kami mencari hasil untuk tumbuh dan merancang masa depan kami daripada mengandalkan selebaran.”
Pada bulan Januari, kantor berita Reuters, sebuah divisi dari Thomson Reuters Corp, mencapai kesepakatan dengan Google untuk menjadi penyedia berita global pertama untuk Google News Showcase. (Reuters)