Demokrat Peringatkan Senat AS: Trump Bisa Ulangi Aksinya jika Tak Dimakzulkan
Para anggota DPR dari Demokrat, yang jadi motor upaya pemakzulan eks Presiden Donald Trump, menyelesaikan pembacaan tuntutan. Mereka memperingatkan Senat soal ancaman bagi demokrasi AS jika Trump dibebaskan tak bersalah.
Oleh
BENNY D KOESTANTO
·5 menit baca
WASHINGTON, JUMAT — Sidang dakwaan pemakzulan kedua terhadap mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyelesaikan sesi penuntutan pada Kamis (11/2/2021) waktu setempat atau Jumat dini hari WIB. Kubu Trump dijadwalkan menyampaikan pembelaannya pada Jumat ini agar Trump lepas dari hukuman pemakzulan terkait kasus dugaan penghasutan yang memicu serangan brutal di Gedung Capitol AS dan sekaligus melarang Trump menjabat lagi di kursi kepresidenan pada pemilu-pemilu berikutnya.
Dalam lanjutan persidangan dengan agenda penuntutan, perwakilan dari Demokrat, Joe Neguse, meminta Trump dihukum atas sebuah tindakan yang dikategorikan sebagai kejahatan. ”Kami dengan rendah hati meminta Anda untuk menghukum Presiden Trump atas kejahatan yang telah dia lakukan,” kata Neguse.
Neguse adalah salah satu dari sembilan anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) AS yang menjadi motor upaya pemakzulan Trump. ”Karena jika tidak, jika kita berpura-pura ini tidak terjadi—atau lebih buruk, jika kita membiarkannya tidak terjawab—siapa yang mengatakan itu tidak akan terjadi lagi?” ujar Neguse.
Namun, kubu Demokrat kemungkinan besar bakal kesulitan mengamankan keputusan pemakzulan Trump, mengingat hanya ada lima anggota Republik yang mendukung langkah Demokrat. Dibutuhkan sedikitnya dukungan 17 anggota Republikan untuk menyatakan Trump bersalah dalam dakwaan tersebut.
Dalam sidang dakwaan pemakzulan, untuk keputusan pertama, yakni apakah Trump dinyatakan bersalah atau tidak, dibutuhkan dukungan dari sedikitnya 66 senator. Jika Trump dinyatakan bersalah, Senat harus membuat hingga dua keputusan tambahan, yakni mencopotnya dari jabatan dan melarangnya ikut pemilu. Untuk dua keputusan itu, hanya butuh dukungan sekurangnya 51 dari 100 senator.
”Jika dia (Trump) menjabat lagi dan (peristiwa) itu terjadi lagi, kita tidak bisa menyalahkan siapa-siapa kecuali diri kita sendiri,” kata Jamie Raskin, anggota DPR dari Demokrat yang juga motor upaya pemakzulan Trump, dalam sidang Senat. Rekannya, Ted Lieu, menambahkan, dirinya khawatir Trump akan mencalonkan diri lagi pada Pemilu 2024 dan kalah.
”Saya khawatir Donald Trump akan maju lagi dalam empat tahun ke depan. Saya khawatir dia akan maju dan lalu kalah lagi. Sebab, dia bisa melakukan (aksi penghasutan serbuan ke Capitol) itu lagi,” ujar Lieu.
Sesi penuntutan atas Trump telah berlangsung selama tiga hari. Seperti diwartakan, rekaman video penyerbuan pada 6 Januari 2021 oleh ratusan pendukung Trump juga diputar dalam sidang itu. Tampak massa masuk dengan mendobrak pintu, mengerumuni aparat kepolisian, dan mengganggu proses kongres yang akan menyertifikasi kemenangan Joe Biden sebagai Presiden AS. Massa menyerbu Capitol sambil meneriakkan dukungan kepada Trump.
Pengacara Trump akan memulai pembelaan mereka pada lanjutan sidang itu menjelang akhir pekan ini. Kubu Trump sejak awal beralasan, tidak ada alasan pemakzulan atas Trump. Sebab, mantan presiden itu tidak dapat bertanggung jawab secara pribadi atas penyerbuan Kongres.
Pengacara Trump juga berpendapat bahwa persidangan itu sendiri tidak konstitusional karena Trump sekarang tidak lagi menjabat meski Senat telah menolak argumen itu pada awal pekan ini.
Gunakan akal sehat
Jamie Raskin, anggota DPR dari kubu Demokrat yang juga motor upaya pemakzulan Trump, mengingatkan kepada 100 senator yang duduk sebagai juri bahwa mereka sudah disumpah untuk memberikan ”keadilan yang tidak memihak”. ”Latih akal sehat Anda tentang apa yang baru saja terjadi di negara kita,” kata Raskin.
Raskin mencatat bahwa Trump bergeming, tidak melakukan apa-apa selama dua jam, saat para pendukungnya mengamuk di Kongres. ”Mengapa Presiden Trump tidak memberi tahu para pendukungnya untuk menghentikan serangan di Capitol segera setelah dia mengetahuinya?” kata Raskin menggugat. ”Sebagai panglima tertinggi konstitusi kita, mengapa dia tidak melakukan apa pun untuk mengirimkan bantuan?”
Sebelumnya, Biden juga mengatakan bahwa bukti video yang ditampilkan selama sesi penuntutan di persidangan Senat itu sepatutnya dapat mengubah pikiran para juri yang masih berpikiran tidak perlunya hukuman atas Trump. Biden menambahkan, dirinya tidak menonton persidangan secara langsung, tetapi telah melihat liputan berita tentang rekaman video yang memilukan.
Sejauh ini Trump terlihat masih mampu mempertahankan suaranya di kubu Republik. Namun, dari sejumlah laporan terlihat adanya suara-suara sumbang kubu itu terhadap posisi Trump. Dibutuhkan minimal dukungan 17 suara anggota Senat dari Republik untuk mendukung suara penuh kubu Demokrat agar vonis bersalah dapat dijatuhkan pada Trump.
Berkaca pada peristiwa kekacauan di Gedung Capitol, penyerbuan oleh massa pendukung Trump pada 6 Januari lalu terjadi setelah Trump mengadakan pertemuan besar dengan para pendukungnya di dekat Gedung Putih. Ia bersikeras, seperti yang telah dia lakukan sejak kalah dari Biden dalam pemilu, 3 November, bahwa dirinya telah dicurangi dalam proses pemilihan itu sehingga ia kalah.
Setelah itu, para pendukung Trump bergerak dan berkerumun di depan Gedung Capitol saat para anggota parlemen bersidang untuk mengesahkan kemenangan Biden. Kerumunan itu lalu menerobos garis batas polisi, mendobrak masuk, dan mengamuk di Gedung Capitol. Kekacauan itu menewaskan lima orang. Termasuk korban tewas dalam peristiwa tersebut adalah seorang perempuan yang tertembak setelah dia menyerbu Capitol dan seorang polisi.
Rekaman video yang diputar di dalam sidang dakwaan pemakzulan kedua Trump juga menunjukkan bahwa massa memburu lawan-lawan politik Trump. Sejumlah tokoh politik dan pejabat senior AS, termasuk Wakil Presiden Mike Pence, harus melarikan diri ke tempat aman.
Pengacara Trump diperkirakan akan menekankan bahwa Trump tidak secara tegas memerintahkan para pendukungnya untuk melakukan tindakan kekerasan.
Pertaruhan demokrasi
Namun, Raskin menunjukkan bahwa Trump telah memicu kemarahan dan mendorong ekstremisme sejak pencoblosan dan bahkan sebelumnya. ”Pemberontakan oleh orang-orang pro-Trump tidak muncul begitu saja,” kata Raskin. ”Ini bukan pertama kalinya Donald Trump mengobarkan kemarahan dan menghasut massa.”
Raskin menambahkan, Senat harus menghukum Trump dan melarangnya mencalonkan diri lagi dalam pemilu tahun 2024. ”Apakah ada pemimpin politik di ruangan ini yang percaya bahwa jika dia diizinkan oleh Senat untuk kembali ke Ruang Oval, Donald Trump akan berhenti menghasut kekerasan untuk mendapatkan apa yang diinginkannya?” kata Raskin.
”Apakah Anda akan mempertaruhkan masa depan demokrasi Anda untuk itu?” ujar Raskin lagi di hadapan para anggota Senat.
Raskin juga menepis klaim pengacara Trump bahwa sang presiden itu tidak menghasut kerusuhan, tetapi hanya menggunakan hak kebebasan berbicara di bawah amendemen pertama konstitusi. Semua orang tanpa kecuali dapat saja memicu sebuah kerusuhan.
”Amendemen pertama tidak melindunginya,” kata Raskin. ”Tak seorang pun di Amerika akan dilindungi oleh amendemen pertama jika mereka melakukan semua hal yang dilakukan Donald Trump.” (AP/AFP/REUTERS)