Asal-muasal virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 masih menjadi misteri dunia. Kehadiran tim Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di China sebulan terakhir menyelidiki hal itu telah menghasilkan beberapa skenario.
Oleh
ADHITYA RAMADHAN
·4 menit baca
Virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 telah menginfeksi lebih dari 106 juta penduduk dunia, tetapi asal-muasalnya belum diketahui pasti. Berbagai spekulasi telah menempatkan China sebagai pihak yang bersalah atas pandemi ini.
Polemik asal-usul virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 sempat menjadi bola panas, terutama menjelang Pertemuan Tahunan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) 2020. Sejumlah negara Barat yang dipelopori oleh Amerika Serikat mendesak agar ada penyelidikan terhadap China. Beberapa bulan kemudian, perwakilan WHO benar-benar datang ke China untuk menyelidiki asal-muasal virus SARS-CoV-2.
Kini, 28 hari sudah tim WHO berada di China mencari petunjuk. Peter Ben Embarek, pakar penyakit hewan WHO, mengatakan, hasil penyelidikan ilmiah tim WHO untuk menjawab bagaimana virus SARS-CoV-2 bisa menyebar ke manusia berujung pada empat skenario.
Pertama, seseorang terpapar SARS-CoV-2 melalui kontak langsung dengan spesies yang menjadi inang virus itu, yakni kelelawar tapal kuda. Kemungkinan virus itu bersirkulasi terlebih dulu di manusia tersebut sebelum akhirnya melompat ke populasi yang padat di Wuhan.
Kedua, yang dianggap paling memungkinkan adalah penularan ke manusia terjadi melalui inang perantara yang belum diketahui. Pakar dari Komisi Kesehatan Nasional China, Liang Wannian, menyebut, trenggiling menjadi hewan yang paling berpotensi menjadi inang perantara. Tetapi, cerpelai bahkan kucing juga bisa menjadi reservoir patogen itu.
Kemungkinan ketiga, Covid-19 berasal dari skenario pertama atau kedua, kemudian ditularkan melalui rantai pasok produk beku. Para pakar dari China telah mengaitkan kluster Covid-19 dengan produk makanan beku impor. Kemungkinan ini juga bisa menyebabkan wabah di Wuhan.
Skenario keempat adalah SARS-CoV-2 bocor dari Institut Virologi Wuhan yang selama ini dikenal mempelajari virus korona. Ben Embarek mengesampingkan kemungkinan ini dan mengatakan bahwa skenario ini tidak akan diteliti lebih jauh. Insiden terjadi, ujarnya, tetapi dalam kasus ini ”sangat tidak mungkin”.
Lalu, pertanyaan lain yang coba dijawab oleh tim WHO adalah kapan sebenarnya wabah mulai terjadi. Para pakar menyebutkan bahwa kecil kemungkinan terjadinya wabah skala besar di Wuhan atau wilayah lain di China sebelum Desember 2019. Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan virus tersebut bersirkulasi di wilayah lain. Entah langsung dari kelelawar atau melalui hewan perantara, melompatnya virus korona baru ke manusia bisa saja terfasilitasi oleh perdagangan satwa liar.
Marion Koopmans, anggota tim WHO lainnya, menuturkan, satwa liar yang diperdagangkan di pasar Huanan, Wuhan, bisa ditelusuri hingga ke habitat di mana di situ terdapat virus yang berkerabat dengan SARS-CoV-2.
Daerah tersebut terdapat di Provinsi Yunnan di wilayah barat daya China. Namun, tim WHO juga mempertimbangkan bahwa penularan ke manusia pertama kali terjadi di wilayah perbatasan Laos atau Vietnam.
Lalu, sebenarnya apa peran pasar Huanan dalam munculnya wabah Covid-19? Walaupun pasar itu dikaitkan dengan kluster kasus pertama, transmisi awal dari hewan ke manusia tidak terjadi di sana. Menurut Liang, belum cukup bukti untuk menunjukkan bagaimana virus korona bisa berada di pasar Huanan. Tetapi, sudah jelas bahwa di saat yang sama virus sudah bersirkulasi di tempat lain di Wuhan.
Skenario yang paling mungkin adalah seseorang membawa virus SARS-CoV-2 itu ke pasar. Tetapi, Ben Embarek juga menduga bisa saja virus masuk ke pasar melalui ”produk”, termasuk produk daging satwa liar beku yang rentan terhadap virus.
China telah menyatakan keprihatinan bahwa penyelidikan apa pun terkait asal muasal virus SARS-CoV-2 akan ”dipolitisasi.” China hanya akan bekerja sama apabila kemudian tidak disalahkan atas terjadinya pandemi.
Dengan mengesampingkan kebocoran dari laboratorium di Wuhan dan menerima kemungkinan virus korona baru berasal dari luar China, tim WHO belum melewati garis batas yang ditetapkan Beijing. China juga akan berbesar hati karena tim WHO mempertimbangkan teori rantai dingin. Temuan itu jelas tidak akan memuaskan mereka yang yakin bahwa China bersalah dan berupaya menutupi kesalahannya.
Ben Embarek mengatakan, sekarang China perlu menemukan sesuatu yang mungkin bisa membuktikan bahwa virus korona telah bersirkulasi sebelum Desember 2019. Satu tempat yang tepat untuk memulai adalah bank darah.
Meski penyelidikan tim WHO pada akhirnya sampai pada empat teori, populasi kelelawar di sekitar Wuhan belum diteliti. Selain itu, perlu upaya untuk menjelajahi goa-goa di wilayah lain untuk menemukan virus lain yang secara genetika mendekati SARS-CoV-2.
Perdagangan satwa dan dagingnya di pasar Huanan juga perlu diawai lebih ketat. Peran penyebaran virus melalui rantai dingin produk daging beku pun perlu diteliti lebih jauh. (REUTERS)