Video Penyerbuan Capitol Diputar di Sidang Dakwaan Pemakzulan Trump
Hasil voting 56-44 menunjukkan upaya pemakzulan presiden setelah tidak lagi berkuasa secara konstitusional dimungkinkan.
Oleh
Luki Aulia
·3 menit baca
WASHINGTON DC, RABU — Rekaman video penyerbuan ratusan pendukung Presiden Ke-45 Amerika Serikat Donald Trump ke Gedung Capitol, 6 Januari 2021, diputar saat sidang dakwaan pemakzulan kedua mantan Presiden Donald Trump, Selasa (8/2/2021).
Tampak massa masuk dengan mendobrak pintu, mengerumuni aparat kepolisian, dan mengganggu proses kongres menyertifikasi kemenangan Joe Biden sebagai Presiden AS sambil meneriakkan dukungan kepada Trump.
”Jika itu tidak dianggap sebagai pelanggaran yang bisa jadi alasan pemakzulan, saya tidak tahu lagi harus bagaimana. Jangan sampai masa depan AS seperti itu,” kata Jamie Raskin yang memimpin upaya pemakzulan terhadap Trump saat sidang, Selasa (9/2/2021) waktu Washington DC.
Senator James Inhofe dari Partai Republik mengatakan, upaya Demokrat memutarkan rekaman video itu cukup efektif, tetapi belum tentu bisa mendorong Republikan mau memakzulkan Trump.
Pengacara Trump, David Schoen, mengatakan, Senat tidak memiliki yurisdiksi untuk mengadili Trump saat sudah tidak lagi menjabat sebagai presiden. Bahkan, upaya pemakzulan itu dikhawatirkan akan bisa memecah-belah rakyat AS.
Senator Bill Cassidy, Republikan yang memilih memperbolehkan proses sidang pemakzulan dilanjutkan, mengatakan, sebenarnya Demokrat memiliki argumen konstitusional yang lebih kuat ketimbang argumen pengacara Trump. Trump merupakan presiden pertama AS yang dimakzulkan dua kali. Tim Trump mendasarkan argumennya pada urusan prosedural bahwa mantan presiden tidak bisa disidang dan menganggap sidang senat itu absurd.
Tim Trump juga berarguman, apa pun yang dikatakan Trump pada 6 Januari lalu itu dilindungi hak konstitusional. Trump memiliki hak untuk berbicara dan berpendapat. Trump juga pada waktu itu tidak memerintahkan para pendukungnya untuk menyerbu kongres.
Proses sidang ini sama-sama dirasa tidak nyaman oleh senator Demokrat dan Republikan yang pada waktu itu berada di kongres dan merasakan suasana mencekam waktu itu. Mereka terjebak di kongres lalu susah payah berusaha melarikan diri dari amukan massa.
Meski begitu, mayoritas Republikan tetap menentang pemakzulan Trump. Jika Trump dimakzulkan, senat akan melakukan voting untuk memutuskan apakah Trump masih bisa mengajukan diri menjadi presiden lagi atau tidak.
Pertahanan lemah
Sebelum sidang dimulai, Republikan berupaya menggagalkan Demokrat melalui syarat voting untuk menentukan kelanjutan sidang pemakzulan. Hasil voting 56-44 menunjukkan upaya pemakzulan presiden setelah tidak lagi berkuasa secara konstitusional dimungkinkan. Total menjadi enam Republikan yang bergabung dengan Demokrat. Schoen menilai Demokrat dipenuhi rasa benci kepada Trump.
Namun, sebagian Republikan tidak senang dengan perlawanan Trump. Banyak yang mengaku tidak tahu ke mana arahnya. Cassidy mengatakan, tim pengacara Trump tidak bekerja dengan baik. Senator Lisa Murkowki, Republikan, juga menilai tidak mampu membuat alasan pertahanan yang masuk akal.
Trump yang juga menonton proses sidang dari klab Mar-a-Lago di Palm Beach, Florida, juga kecewa dan marah terhadap tim pembelanya. Senator-senator Republikan mempertanyakan strategi tim Trump, bahkan meminta timnya diganti. ”Tidak ada argumen. Saya tidak tahu apa yang mereka lakukan,” kata Alan Dershowitz, pengacara yang mewakili Trump dalam sidang pemakzulan pertama.
Mantan penasihat perdagangan Trump, Peter Navarro, sudah meminta Trump mengganti tim pembelanya. ”Orang-orang itu harus diganti. Mereka tidak paham. Ini pengadilan politik,” ujarnya.
Sidang pemakzulan presiden sudah dilakukan tiga kali di AS, yakni terhadap Andrew Johnson, Bill Clinton, dan Trump. (REUTERS/AFP/AP)