Tim penyelidik gabungan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) belum berhasil menemukan asal-usul Covid-19. Dibutuhkan kajian bertahun-tahun dan mendetail untuk dapat mendapatkan kesimpulan tentang asal-usul virus itu.
Oleh
B Josie Susilo Hardianto
·3 menit baca
AFP/HECTOR RETAMAL
Peter Ben Embarek (kanan) meninggalkan ruang seusai menggelar konferensi pers terkait hasil penyelidikan tim gabungan Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO di Wuhan, China pada Selasa (9/2/2021).
WUHAN, SELASA — Sumber pandemi Covid-19 masih misterius. Tim penyelidik gabungan dari Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO, dalam jumpa pers yang digelar pada Selasa (9/2/2021), di Wuhan, China, mengesampingkan dugaan kebocoran laboratorium Wuhan sebagai asal mula pandemi yang telah membunuh lebih dari 2,3 juta orang di seluruh dunia itu. Namun, para ahli memiliki dugaan, penyakit itu berasal dari kelelawar yang ditularkan kepada manusia melalui mamalia lain.
Menurut ketua tim penyelidik WHO, Peter Ben Embarek, jalur penularan itu masih terus diselidiki. Tidak ditemukannya koloni kelelawar di Wuhan meredupkan kemungkinan adanya penularan langsung kepada manusia. ”Jalur yang mungkin dari spesies hewan asli—apa pun—hingga ke pasar Huanan bisa memakan waktu yang sangat panjang dan berbelit-belit yang melibatkan juga pergerakan lintas batas,” kata Embarek.
Sejauh ini, Embarek mengatakan, penyelidikan untuk mengidentifikasi asal-usul virus korona menunjuk ke reservoir alami, yaitu kelelawar. Ia menduga, kemungkinan besar penularan awal berasal dari spesies perantara. Anggota tim penyelidik, Marion Koopmans, mengatakan, hewan, seperti kelinci, musang, dan tikus bambu, bisa menjadi perantara. Mereka, menurut Koopmans, mungkin menjadi ”titik masuk” untuk penyelidikan lebih lanjut.
AFP/HECTOR RETAMAL
Anggota tim penyelidik WHO, Marion Koopmans, berbicara dalam jumpa pers yang digelar di Wuhan, China, Selasa (9/2/2021).
Selain itu, para penyelidik juga mencari sampel dari warga China yang dapat menunjukkan bahwa virus penyebab Covid-19 telah beredar lebih awal dari yang selama ini diprakirakan.
”Dalam upaya memahami gambaran (wabah) Desember 2019, kami melakukan pencarian yang sangat detail dan mendalam untuk kasus-kasus lain yang mungkin terlewat, kasus-kasus sebelumnya,” kata Embarek. ”Kesimpulannya adalah kami tidak menemukan bukti wabah besar yang mungkin terkait dengan kasus Covid-19 sebelum Desember 2019 di Wuhan atau di tempat lain.”
Tim penyelidik juga masih terus mengkaji dugaan virus itu masuk melalui produk hewan yang dibekukan, termasuk hewan liar yang dibudidayakan. Terkait dugaan asal-usul virus penyebab Covid-19, China mewacanakan bahwa virus itu dapat ditularkan melalui makanan beku. Sebagaimana pernah diberitakan, otoritas China beberapa kali mengumumkan temuan mereka tentang jejak virus korona pada kemasan makanan impor.
”Ada potensi untuk terus mengikuti petunjuk ini dan melihat lebih jauh lagi rantai pasok dan hewan yang dipasok ke pasar,” ujar Embarek. ”Kami tahu virus dapat bertahan dalam kondisi atau di lingkungan yang dingin dan beku, tetapi kami tidak benar-benar memahami apakah virus dapat menular ke manusia atau pada kondisi apa itu bisa terjadi,” kata Embarek lagi.
AP PHOTO/NG HAN GUAN
Anggota keamanan memberi jalan kepada konvoi tim penyelidik dari WHO untuk memasuki pasar ikan Huanan yang terletak di Wuhan, China, pada Minggu (31/1/2021).
Kepala misi gabungan dari pihak China, Liang Wannian, mengatakan, penularan melalui hewan sejauh ini dinilai tetap menjadi rute yang paling mungkin. Meskipun demikian, inang reservoir, menurut dia, tetap harus diidentifikasi.
Tim penyelidik WHO itu tiba di Wuhan pada 14 Januari lalu dan menjalani masa karantina selama dua minggu. Dalam kunjungan lapangan, mereka mendatangi, antara lain, pasar basah Huanan, Institut Virologi Wuhan, dan bertemu dengan sejumlah ilmuwan China, termasuk Shi Zhengli, salah satu ahli virus terkemuka China yang menyelidiki virus korona pada kelelawar.
Pakar penyakit menular, Dominic Dwyer, mengatakan, perlu waktu lama untuk sepenuhnya memahami asal-usul Covid-19. (AP/AFP/Reuters)