Peran Perempuan Yahudi di Balik Kesuksesan Operasi Mossad
Sekelompok perempuan itu, yang merupakan agen elite Mossad, mendapat misi untuk menjalankan lobi tingkat tinggi secara rahasia.
Oleh
Musthafa Abd Rahman, dari Kairo, Mesir
·3 menit baca
Publik Israel dibuat kagum oleh program investigasi Channel 12, stasiun televisi Israel, pekan ini, dengan tema ”Menengok Peran Kaum Perempuan Dalam Operasi Mossad”.
Hasil investigasi menunjukkan betapa besar peran perempuan Yahudi sepanjang sejarah kesuksesan operasi senyap dinas intelijen luar Israel atau Mossad di banyak negara.
Ternyata ada peran perempuan Yahudi di balik kesuksesan operasi Mossad, misalnya dalam mewujudkan Kesepakatan Ibrahim atau Abraham Accord. Kesepakatan damai Israel dengan sejumlah negara Arab (Uni Emirat Arab, Bahrain, Sudan, dan Maroko) itu dimediasi Presiden ke-45 AS, Donald Trump, pada akhir 2020.
Bagi Israel dan AS, Abraham Accord adalah prestasi diplomasi terbesar dalam hubungannya dengan dunia Arab setelah Kesepakatan Oslo antara Israel dan Palestina pada 1993 dan kesepakatan damai Israel-Mesir di Camp David pada 1979.
Menurut hasil investigasi Channel 12, ada operasi senyap sekelompok perempuan Yahudi. Mereka melakukan komunikasi rahasia cukup intensif dengan sejumlah pemimpin negara Arab Teluk (UEA dan Bahrain) beberapa bulan sebelum tercapainya kesepakatan damai itu.
Sekelompok perempuan itu, yang merupakan agen elite Mossad, mendapat misi untuk menjalankan lobi tingkat tinggi secara rahasia. Mereka membujuk para pemimpin negara Arab Teluk agar bersedia menerima tawaran Israel untuk membuka hubungan diplomatik resmi dengan iming-iming imbalan yang menggiurkan.
Pertemuan rahasia kadang digelar antara agen Mossad yang berasal dari kaum perempuan dan para pejabat tinggi negara Arab Teluk di Eropa. Mereka berupaya dengan cara yang meyakinkan tentang berbagai keuntungan membuka hubungan diplomatik dengan Israel.
Berkat andil besar perempuan agen Mossad itu, UEA bersedia membuka hubungan resmi dengan Israel pada Agustus 2020, Bahrain pada September 2020, Sudan pada Oktober 2020, dan terakhir hubungan resmi Israel-Maroko pada Desember 2020.
Direktur Mossad Yossi Cohen menggelar acara pada Desember 2020 untuk memberi penghargaan khusus kepada delapan perempuan dari jajaran agen elite Mossad atas jasa-jasa mereka ikut mewujudkan Abraham Accord. Channel 12 tidak mengungkapkan identitas delapan perempuan tersebut.
Disebutkan, sudah ada kesepakatan antara Mossad dan Channel 12 untuk tidak menyampaikan identitas mereka dengan alasan keamanan. Seperti diketahui, masih banyak negara di Timur Tengah, termasuk Iran dan Palestina, yang mengecam keras Abraham Accord.
Dalam catatan sejarah operasi Mossad, perempuan memegang peran besar dalam menyukseskan operasi Mossad, salah satu dinas intelijen terbaik di muka bumi ini.
Investigasi Channel 12 itu mengungkapkan, salah seorang perempuan tangguh dari Mossad dengan nama sandi ”Yael” telah sukses besar melakukan operasi bersandi ”Musim Semi Pemuda” di kota Beirut, Lebanon, pada kurun 1970-an.
Dalam operasi itu, Mossad berhasil membunuh salah seorang pemimpin Palestina, Hassan Salamah, di kota Beirut pada 1979. Dia adalah salah seorang pendiri satuan elite 17 yang merupakan andalan militer Palestina saat itu.
Salah seorang perempuan agen elite Mossad juga tercatat berjasa dalam Perang Arab-Israel tahun 1973. Dia berhasil menyamar dan menembus hingga ke Gurun Sinai, lalu mencapai posisi pasukan Mesir sehingga dapat memetakan posisi tank-tank pasukan Mesir. Agen itu lalu memberi informasi rahasia kepada kantor pusat Mossad dan kementerian pertahanan Israel.