Gerakan Peduli Isu Perubahan Iklim ala Pasukan K-Pop
Sejak K-pop jadi fenomena global dalam 20 tahun terakhir, para bintang K-pop melakukan beragam kegiatan sosial, seperti donasi anak yatim untuk menanam pohon. Fans mereka di seluruh dunia terdorong melakukan hal serupa.

Para remaja berjubel saat kelompok band K-pop, BTS, berkunjung ke Panggung ”Today” di Rockefeller Plaza, New York City, AS, 21 Februari 2020.
”Berikan aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya. Berikan aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia.”
Begitu kuat keyakinan Bung Karno akan kekuatan anak muda untuk membuat perubahan.
Dan memang betul. Tidak ada yang bisa menahan gejolak anak muda jika sudah bergerak bersama-sama. Seperti anak-anak muda fans kelompok-kelompok band Korea Selatan atau K-pop yang belakangan kian garang menyuarakan kepedulian pada isu lingkungan, termasuk perubahan iklim.
Baca juga: Kesetiaan Penggemar terhadap K-pop (Bagian 2)
Pasukan fans K-pop di seluruh dunia kini menjadi kekuatan tersendiri untuk kampanye perubahan iklim. Mereka membuat petisi untuk menyelamatkan hutan sampai menggalang dana untuk korban bencana alam.
Anak-anak muda yang menguasai teknologi memanfaatkan kekuatan media sosial untuk bergerak bersama. Salah satu contohnya, mereka memobilisasi dana untuk gerakan Black Lives Matter di Amerika Serikat tahun lalu dan mendukung unjuk rasa pro-demokrasi di Thailand.

Warga berjalan melewati poster-poster iklan komersial yang menampilkan para anggota kelompok K-pop, BTS, di Seoul, Korea Selatan, 6 Oktober 2020.
Kini, mereka semakin vokal untuk isu lingkungan dan perubahan iklim. ”Sebagian besar fans K-pop adalah anak-anak milenial dan dari generasi Z. Kami ingin berjuang untuk masa depan,” kata siswa Indonesia, Nurul Sarifah (21), yang membentuk gerakan Kpop4Planet pada pertengahan Januari lalu dan salah satu fans dari boyband Korsel, EXO.
Baca juga: K-pop dan Diplomasi Ekonomi Korea
Dengan memanfaatkan media sosial, gerakan ini ingin menjadi platform bagi fans K-pop di seluruh dunia untuk mendiskusikan dan mengangkat kesadaran warga dunia pada isu perubahan iklim yang memengaruhi masa depan bumi. ”Setiap hari kita bisa lihat dan mengalami dampak perubahan iklim seperti polusi, gelombang panas, banjir, kebakaran hutan. Kita bisa mengubah ini dengan berbuat sesuatu,” kata Nurul.
Gerakan ini hanya salah satu dari gerakan kampanye yang dilakukan fans K-pop untuk membuat perubahan bagi alam dan iklim. Sejak K-pop menjadi fenomena global dalam 20 tahun terakhir, para bintang K-pop sudah melakukan beragam kegiatan sosial, seperti donasi anak-anak yatim untuk menanam pohon. Upaya ini mendorong para fans seluruh dunia melakukan hal serupa.
Perubahan iklim menjadi isu yang semakin penting dan disorot sejak Desember lalu ketika kelompok Blackpink merilis video yang menggugah kesadaran publik tentang pertemuan tingkat tinggi iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa, COP26, yang akan digelar di Glasgow, November mendatang.

Penggemar grup musik menggunakan poster untuk berlindung dari sengatan matahari saat antre memasuki Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta Pusat, untuk menonton pertunjukan musik, Sabtu (22/9). Ribuan bahkan jutaan remaja menggandrungi grup-grup musik dari Korea.
Di dalam video itu, kelompok band perempuan Blackpink itu mengajak 60 juta fans-nya di Youtube untuk segera bertindak demi isu perubahan iklim dan meminta fans-nya, BLINK, untuk lebih banyak peduli dan mempelajari isu itu. Perundingan COP26 menjadi momentum gerakan Kesepakatan Paris 2015. Pemerintah sejumlah negara dikejar target rencana membatasi pemanasan global.
Menanam pohon
Fans kelompok band BTS, yang dikenal sebagai ARMY, juga sudah menanam puluhan ribu pohon selama beberapa tahun terakhir, mulai dari Korsel sampai Filipina. Mereka juga menggalang dana untuk korban banjir di Assam, India, tahun lalu.
”Fans K-pop bisa melakukan banyak hal luar biasa sampai lintas batas perbatasan dan lintas generasi,” kata Kim Na-yeon (15), aktivis Korsel dari kelompok Youth 4 Climate Action, yang tahun lalu pernah menggugat pemerintah Korsel karena terlalu lamban menangani perubahan iklim.
Baca juga: Terbius Diplomasi K-pop
Kesadaran akan isu perubahan iklim di Korsel dinilai rendah. Untuk mengangkat kesadaran itu, Kim lalu mengontak fans-fans K-pop di seluruh dunia untuk mengadvokasi aksi terkait isu iklim. ”Saya sudah menjadi fans K-pop sejak lama, saya tahu bagaimana orang berkumpul dan bergerak secara daring, jadi saya manfaatkan itu untuk kampanye ini,” kata Kim, fans boyband NCT Dream.

Konser bertajuk ”TVXQ Concert Circle #With” diadakan di Indonesia Convention Exhibition (ICE), Tangerang, Sabtu (31/8/2019). Ini pertama kalinya grup K-pop TVXQ mengadakan konser tunggal di Indonesia setelah 16 tahun.
Perbedaan latar belakang dan geografis para fans K-pop, mulai dari Amerika Utara sampai Asia, menjadi kekuatan untuk mengajak fans seluruh dunia untuk berdiskusi lebih mendalam dalam berbagai isu kontemporer.
”Fans K-pop umumnya berpikiran terbuka dan sudah sangat mendunia. Tidak mengherankan jika mereka juga berbagi pandangan soal isu politik lokal, sosial, dan lingkungan,” kata CedarBough Saeji, akademisi yang mempelajari budaya fans K-pop yang juga pakar budaya dan bahasa Asia Timur di Indiana University Bloomington, AS.
Baca juga: Dunia Pun Terseret Arus ”Hallyu”
Guru Besar Sosiologi di University of California, Berkeley, AS, John Lie, yang menulis buku tentang K-pop, menilai, fenomena ini terdorong karena fans K-pop hendak menunjukkan bahwa generasi muda seperti mereka juga memiliki kepedulian pada lingkungan sekitar mereka.
Di Indonesia, fans K-pop dengan cepat menggalang dana sekitar 100.000 dollar AS, Januari lalu, bagi korban banjir di Kalimantan Selatan dan gempa di Sulawesi yang menewaskan 80 orang dan lebih dari 30.000 orang mengungsi.

Dengan perubahan iklim yang dikhawatirkan akan memicu bencana lebih parah, termasuk di Indonesia, Arendeelle, fans K-pop yang membantu menginisiasi upaya penggalangan dana, ingin bisa berbuat lebih banyak. ”Kami peduli pada lingkungan. Kami terinspirasi idola-idola kami yang juga peduli pada lingkungan dan masyarakat,” kata Arendeelle, yang menjadi koordinator ELF Indonesia, klub fans kelompok K-pop Super Junior itu.
Baca juga: Grup Band Korsel ”Kuasai” Twit di Indonesia
Fans K-pop Indonesia tahun lalu juga membantu mendorong kampanye daring untuk menyoroti penggundulan hutan di Papua dengan berbagi tagar #SavePapuanForest di media sosial hingga menjadi topik paling dibahas di Twitter. Momentum seperti itu yang juga hendak diusung Nurul dan Kpop4Planet agar memancing diskusi dan perdebatan mengenai isu perubahan iklim dan dampaknya.
”Gerakan fans K-pop itu kuat sekali dan kalau idola-idola kita juga membantu mendorong isu ini, pasti akan makin besar dampaknya,” kata Nurul. (REUTERS)