Israel Cari Bukti Iran Ada di Balik Serangan di New Delhi
Mossad, bekerja sama dengan aparat keamanan India, telah menginterogasi sejumlah warga Iran di New Delhi.
Oleh
Musthafa Abd Rahman dari Kairo, Mesir
·3 menit baca
KAIRO, KOMPAS — Israel hingga Senin (1/2/2021) terus mencari bukti keterlibatan Iran di balik ledakan bom di dekat kantor Kedutaan Besar Israel, Jumat (29/1/2021), di New Delhi, India.
Tim Dinas Intelijen Luar Negeri Israel (Mossad) bersama aparat keamanan dan dinas intelijen India, seperti dilansir harian Asharq al-Awsat, kemarin, terus menggeledah hotel-hotel di kota New Delhi untuk mencari jika ada tamu warga Iran.
Mossad juga bekerja sama dengan petugas imigrasi India di semua bandara, perbatasan darat, dan pelabuhan laut. Mereka mengecek warga Iran yang masuk ke India dalam beberapa hari atau pekan sebelum terjadi ledakan itu.
Bersama aparat keamanan India, Mossad menginterogasi sejumlah warga Iran di New Delhi. Menyusul ledakan di New Delhi, Israel mengumumkan, semua kantor kedutaan besar dan konsulat Israel di dunia dalam keadaan siaga penuh.
Israel sangat khawatir, ledakan di New Delhi itu sebagai peringatan tentang serangkaian serangan balasan Iran terhadap kepentingan Israel di dunia. Iran diduga membalas kematian Komandan Divisi Al Quds di Garda Revolusi Iran, Qassem Soleimani, pada Januari 2020 dan pembunuhan ilmuwan nuklir Iran, Mohsen Fakhrizadeh, pada November 2020.
Duta Besar Israel untuk India Ron Malka mengungkapkan, kantor Kedubes Israel di New Delhi sudah mengumumkan bahwa ledakan pada Jumat lalu itu tidak mengejutkan karena sudah ada ancaman sebelumnya dari orang tidak dikenal. Ledakan merusak tiga mobil yang diparkir di halaman Kedubes Israel tersebut.
Pada Februari 2012 juga terjadi serangan atas kendaraan diplomatik Israel di New Delhi sehingga empat orang terluka. Sejauh ini tim penyidik Mossad menyimpulkan, serangan terbaru itu dilakukan secara amatiran dan sangat konservatif.
Mossad belum mencapai tingkat penemuan tentang keterlibatan Garda Revolusi Iran atau Hezbollah dalam ledakan itu. Sebuah organisasi lokal tak dikenal bernama Jeish Hindi telah mengklaim bertanggung jawab atas ledakan dekat kantor Kedubes Israel itu. Namun, Israel harus mengambil langkah antisipasi tentang kemungkinan Iran dan loyalisnya terlibat.
Israel selama ini menganggap Iran dan loyalisnya memiliki pengalaman melakukan serangan atas kepentingan Israel di luar negeri. Hasil penyidikan atas ledakan kantor Kedubes Israel di Argentina pada 1992 dan 1994, terbukti Hezbollah terlibat.
Mossad mengklaim berhasil menggagalkan serangan Iran dan loyalisnya ke kantor Kedubes Israel di Thailand, Azerbaijan, Uzbekistan, dan Georgia. Juga berhasil menangkap antek-antek Iran yang berencana meledakkan kantor-kantor kedubes Amerika Serikat di negara-negara tersebut.
Menurut harian Israel Hayom, Minggu (31/1/2021), Israel memiliki kepentingan jika Iran terlibat dalam ledakan di New Delhi. Jika Israel memiliki bukti Iran terlibat, bukti itu akan dibawa oleh Direktur Mossad Yossi Cohen saat akan menemui Presiden AS Joe Biden pada pertengahan Februari ini.
Bukti tersebut akan dijadikan dalih oleh Israel untuk membujuk Presiden Biden agar bersikap keras dalam perundingan isu nuklir Iran mendatang, dan Presiden AS itu lebih menerima aspirasi Israel tentang wacana ancaman Iran tersebut.
Stasiun televisi Israel saluran 13 pada Minggu lalu memberitakan, direktur Mossad akan menyampaikan sejumlah tuntutan Israel dalam pertemuan dengan Presiden Biden nanti.
Di antara tuntutan itu, evaluasi total atas kesepakatan nuklir tahun 2015 dan memasukkan agenda baru dalam perundingan mendatang, seperti isu rudal balistik Iran dan intervensi Iran di negara-negara tetangganya.