Penindak Tegas Korupsi Itu Kembali Pimpin Partai Komunis Vietnam
Kebijakan keras Nguyen Phu Trong telah membuat puluhan pejabat tingkat tinggi, termasuk seorang anggota Politbiro, dijatuhi hukuman penjara.
Oleh
BENNY D KOESTANTO
·3 menit baca
HANOI, SENIN – Seperti diperkirakan sebelumnya, Partai Komunis Vietnam memilih kembali Nguyen Phu Trong sebagai sekretaris jenderal atau sekjen partai itu untuk ketiga kali dalam masa jabatan lima tahun. Jabatan sekjen, yang notabene menjadi pemimpin bangsa Vietnam, diberikan kepada Trong berkat ketegasannya dalam pemberantasan korupsi. Lonjakan kasus Covid-19 akan menjadi tantangan kepemimpinannya dalam jangka pendek dan menengah.
Trong meraih suara bulat dalam pemungutan suara pada Kongres Partai Nasional Ke-13 Partai Komunis Vietnam (CPV) di Hanoi, Minggu (31/1/2021), atau sehari lebih awal dari yang direncanakan. Kongres menurut rencana digelar hingga Selasa (2/2), tetapi dipersingkat untuk mengurangi ancaman Covid-19. Beberapa daerah di Vietnam melaporkan kasus baru Covid-19, sekaligus lonjakan kasus di negara itu dalam dua bulan terakhir.
Vietnam adalah negara komunis dengan basis satu partai. Barisan pemimpin partai itu hampir secara otomatis mengambil alih kepemimpinan pemerintah meskipun perdebatan dapat terjadi di dalam badan partai dan badan legislatif. Sebanyak 1.587 delegasi di kongres dipilih dalam proses yang dimulai dari akar rumput partai di semua daerah di Vietnam.
Komite Sentral beranggotakan 200 orang, yang baru terpilih, memilih Trong sebagai sekjen sekaligus Ketua Politbiro. Badan petinggi partai itu beranggotakan 18 orang.
Susunan peringkat kepengurusan dalam Politbiro dipilih para anggota delegasi kongres melalui pemungutan suara. Politbiro terdiri atas empat posisi tertinggi: sekjen CPV sebagai pemimpin Vietnam, presiden yang sebagian besar memenuhi kewajiban seremonial kenegaraan, perdana menteri, dan ketua Majelis Nasional Vietnam. Mereka biasa disebut sebagai empat pilar di Vietnam.
Pernah disebutkan bahwa Trong sejatinya tak akan menduduki jabatan puncak kepartaian itu lagi. Selain terkait aturan wajib pensiun jika didasarkan pada usia Trong yang telah berusia 76 tahun, kesehatan sang pemimpin itu juga terganggu. Namun, Trong akhirnya menerima pengecualian atas aturan kepartaian itu dan bersedia dipilih kembali.
Proses seleksi kepemimpinan CPV dijaga ketat oleh barisan kepartaian yang tertutup. Trong pernah disebut telah memilih sesama anggota Politbiro, Tran Quoc Vuong, untuk menggantikan posisinya. Namun, pilihan itu tidak mendapat cukup dukungan dari anggota Komite Sentral. Ada spekulasi bahwa dia akan mengundurkan diri sebelum menjalani masa jabatan penuh barunya jika Komite Sentral dapat mencapai konsensus tentang penggantinya.
Sejak menjabat pada 2011, Trong telah membangun basis kekuatan hingga mencapai puncak setelah bersaing dengan mantan PM Nguyen Tan Dung pada kongres tahun 2016. Tindakan kerasnya terhadap pelaku korupsi digambarkan para pengkritik pemerintah bermotif politik. Kebijakannya telah membuat puluhan pejabat tingkat tinggi, termasuk seorang anggota Politbiro, dijatuhi hukuman penjara.
Jaga keseimbangan
Tantangan yang dihadapi Vietnam mencakup, antara lain, perencanaan ekonomi jangka panjang dan tekanan dari China. Beijing menegaskan klaim atas wilayah lepas pantai di Laut China Selatan, wilayah yang juga menjadi salah satu fokus pengembangan sumber daya minyak dan gas Vietnam. Hanoi diperkirakan akan menjaga keseimbangan hubungan yang halus dengan Beijing dan Washington untuk memanfaatkan kekuatan AS sebagai penyeimbang ancaman dari China.
Trong dinilai masih menjadi sosok pemersatu di Vietnam. Ia berhasil meletakkan posisi Vietnam dalam jalur pertumbuhan ekonomi menuju masa keemasan Vietnam. Posisi sentral Trong masih diuji dalam membawa Vietnam sepenuhnya lepas dari pandemi Covid-19. Sebanyak 221 warga dilaporkan terkonfirmasi dalam temuan kasus sepekan terakhir. Kasus itu ditemukan di delapan kota dan provinsi, termasuk Ho Chi Minh dan Hanoi.
Kemarin, Kementerian Kesehatan Vietnam melaporkan temuan 14 kasus terbaru. Kini Vietnam melaporkan total terdapat 1.781 kasus dengan 35 kematian. Pihak berwenang di Hanoi mengumumkan, semua sekolah di kota ditutup. Vietnam sebelumnya telah menutup beberapa daerah permukiman dan sebuah pabrik di Hai Duong di Vietnam utara. (AP/REUTERS)