Indonesia dan Oman Perkuat Kerja Sama di Bidang Teknologi
Indonesia dan Oman akan memperkuat kerja sama, khususnya di bidang teknologi. Hal ini ditandai dengan dibentuknya perusahaan patungan atau ”joint venture” dari kedua negara yang akan membuat aplikasi linguistik.
Oleh
SEKAR GANDHAWANGI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Indonesia dan Oman berencana memperkuat kemitraan strategis di bidang teknologi. Kedua negara dinilai punya pasar digital yang potensial. Sejumlah perusahaan dari Indonesia pun tercatat siap bermitra dengan negara Arab Teluk itu.
Duta Besar Indonesia untuk Kesultanan Oman Mohamad Irzan Djohan, Senin (1/2/2021), mendorong lebih banyak kerja sama strategis antara dua negara di 2021. Ia optimistis perusahaan dan investor akan tertarik bekerja sama dengan Indonesia. Ini karena masyarakat kedua negara dinilai memiliki karakteristik yang mirip.
”Selain keuntungan ekonomi yang diperoleh dari kemitraan strategis, saya yakin kita dapat bekerja sama dengan baik. Ini penting dalam menjalin kemitraan. Masyarakat kedua negara cita damai dan ramah, serta menaruh perhatian pada kemanusiaan dan teknologi masa depan,” kata Irzan dalam pertemuan daring.
Kerja sama di bidang teknologi dinilai Irzan strategis karena mengingat perkembangan digital kedua negara. Sebagian aktivitas masyarakat Indonesia dan Oman pun saat ini telah terkoneksi dengan sambungan internet. Di sisi lain, inovasi di Indonesia dan Oman masih sama-sama berkembang.
Saat ini, Indonesia berada di urutan ke-85 dari 131 negara pada Global Innovation Index (GII) 2020, sementara Oman di peringkat ke-84. Indonesia mengantongi skor 26,49 dan Oman 26,50. Skor tersebut dihitung berdasarkan puluhan indikator untuk menakar kemampuan inovasi suatu negara.
Sekretaris I Bidang Ekonomi Kedutaan Besar Indonesia di Muscat Ahmad Ma’rufi mengatakan, selama satu dekade terakhir, transformasi digital berandil dalam peningkatan interaksi manusia, transaksi, dan edukasi. Perusahaan-perusahaan teknologi pun bermunculan.
”Kami memanggil perusahaan dan investor di Oman untuk mengenal perusahaan teknologi Indonesia, begitu pula populasi besar (di Indonesia) yang menggunakan teknologi,” kata Ahmad.
Seperti diketahui, jumlah penduduk Indonesia kini 270,2 juta orang dan sebagian besar telah terkoneksi dengan internet. Menurut data HootSuite, hampir 64 persen penduduk Indonesia terkoneksi jaringan internet. Jumlah pengguna internet pada akhir Januari 2020 adalah 175,4 juta orang. Ada kenaikan 17 persen dibandingkan dengan data 2019.
Kementerian Komunikasi dan Informatika mencatat cakupan sinyal 4G di Indonesia rata-rata di atas 80 persen. Rincinya, cakupan di tingkat provinsi sebesar 97,06 persen, tingkat kabupaten kota 90,66 persen, kecamatan 82,98 persen, dan di desa 82,36 persen (Kompas, 21/9/2020).
Selain keuntungan ekonomi yang diperoleh dari kemitraan strategis, saya yakin kita dapat bekerja sama dengan baik. Ini penting dalam menjalin kemitraan. Masyarakat kedua negara cita damai dan ramah, serta menaruh perhatian pada kemanusiaan dan teknologi masa depan.
Kedutaan Besar Indonesia di Muscat, Oman, menyatakan telah memegang daftar perusahaan yang siap bermitra dengan Oman. Pertemuan atau matchmaking virtual antara perusahaan Indonesia dan Oman akan dilaksanakan.
Kemitraan Indonesia dan Oman tampak dari Salam Tech, yakni joint venture hasil kerja sama antara Awadah Group Indonesia dan Emerging Technology Company Oman (ETCO). Penandatanganan kerja sama kedua pihak dilakukan akhir Desember 2020. Keduanya akan membuat aplikasi linguistik berbasis kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dan augmented reality (AR).
Aplikasi tersebut kini masih dikembangkan dan menurut rencana diluncurkan secepatnya. Aplikasi tersebut masih menyasar pasar di Indonesia. Jika sambutan publik positif, aplikasi tersebut akan dikembangkan untuk pasar Asia Tenggara, kemudian ke pasar yang lebih luas lagi.
Perusahaan teknologi di Indonesia, WIR Group, ditunjuk untuk mengembangkan aplikasi tersebut. Aplikasi itu memungkinkan pengguna belajar bahasa Arab dengan teknologi AR. Executive Chairman dan Co-Founder WIR Group Daniel Surya berharap aplikasi itu jadi media belajar dan bertukar budaya antara Indonesia dan Oman.
Awadah menginvestasikan 2 juta dollar AS untuk kerja sama ini. Daniel menambahkan, aplikasi linguistik ini akan dikenalkan Awadah ke komunitas-komunitas belajar. Adapun Awadah berada di bawah Yenny Wahid.
”Kami akan mengembangkan teknologi aplikasi ini. Tidak hanya untuk pasar di Indonesia, tetapi juga harapannya ke pasar global,” ujar Daniel.