Al-Shabaab Serang Hotel di Mogadishu, 8 Orang dan 1 Pensiunan Jenderal Tewas
Kelompok Al-Shabaab mengaku bertanggung jawab atas serangan itu. Serangan tersebut ditujukan pada para pejabat Somalia, anggota pasukan keamanan, dan para tokoh masyarakat setempat yang sering berkunjung ke hotel itu.
Oleh
BENNY D KOESTANTO
·3 menit baca
MOGADISHU, SENIN -- Sedikitnya lima warga tewas dalam serangan yang dilakukan sejumlah orang anggota kelompok Al-Shabaab selama berjam-jam di sebuah hotel di Mogadishu, Somalia, Minggu (31/1/2021). Kelompok yang berafiliasi dengan Al-Qaeda itu meledakkan bom mobil di pintu masuk Hotel Afrik sebelum menyerbu masuk ke kompleks hotel dan terlibat baku tembak dengan aparat keamanan.
Juru bicara Kepolisian Somalia, Sadik Dudishe, mengatakan dalam sebuah konferensi pers bahwa empat penyerang tewas. Adapun lima korban tewas lain adalah warga sipil yang tengah berada di lokasi kejadian. Sebanyak 10 orang dilaporkan terluka dalam peristiwa itu.
"Di antara yang tewas adalah lima warga sipil dan orang-orang bersenjata: tiga di antaranya ditembak dan satu lagi meledakkan dirinya sendiri,” kata Dudishe seraya mengungkapkan kemungkinan tambahan korban tewas dari mereka yang terluka. Sebagian korban mengalami luka-luka parah.
Kementerian Informasi Somalia mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa salah satu korban adalah pensiunan pejabat militer terkenal Somalia, yakni Jenderal Mohamed Nur Galal. Salah satu warga, Ali Ato, menggambarkan kacaunya situasi ketika serangan itu terjadi. Dia mengungkapkan, salah satu rekannya tewas dalam peristiwa itu.
"Saya tidak pernah menyaksikan kerusakan sebesar itu. Kami menemukan mayat rekan saya di depan kamar tempat dia menginap, tetapi saya tidak tahu apakah mereka menembaknya atau dia tewas akibat ledakan granat," kata Ato.
Kelompok Al-Shabaab mengaku bertanggung jawab atas serangan itu. Melalui sebuah pernyataan singkat, kelompok itu mengatakan: "Para pejuang menyerbu dalam operasi yang sedang berlangsung di dalam Hotel Afrik." Hotel ini sering dikunjungi para pejabat Somalia, anggota pasukan keamanan, dan para tokoh masyarakat setempat.
Al-Shabaab kerap melancarkan kekerasan bersenjata di negara-negara yang berada di semenanjung timur Afrika atau biasa disebut sebagai Tanduk Afrika.
Al-Shabaab telah melancarkan kekerasan bersenjata di negara-negara yang berada di semenanjung timur Afrika atau biasa disebut sebagai Tanduk Afrika. Kelompok itu secara garis besar terus berusaha untuk menggulingkan pemerintahan yang sah dalam aksi-aksi mereka. Mereka didukung para kombatan utama yang dikoordinasikan di Mogadishu.
Al Shabaab pernah diusir dari Mogadishu oleh pasukan pemerintah yang didukung oleh penjaga perdamaian Uni Afrika pada 2011. Namun, kelompok itu masih menguasai sebagian besar wilayah di luar kota. Mereka menjadikan tempat-tempat itu sebagai tempat aksi serangan dengan sasaran pemerintah dan sipil. Serangan mereka juga termasuk pernah dilakukan atas sejumlah fasilitas di negara tetangga Somalia, Kenya.
Somalia dijadwalkan mengadakan pemilihan parlemen dan presiden tidak langsung sebelum 8 Februari. Namun, proses itu telah digagalkan oleh ketidaksepakatan politik antara pemerintah pusat di Mogadishu dan negara bagian federal. Tidak ada kejelasan sejauh ini, apakah serangan kelompok itu terkait langsung dengan dinamika politik di Somalia terbaru.
Diserang militer Uganda
Pada pekan terakhir Januari lalu, militer Uganda melaporkan bahwa pasukan khusus Uganda yang tergabung dalam pasukan penjaga perdamaian di Somalia telah menewaskan 189 anggota kelompok Al-Shabaab itu. Pasukan khusus itu dilaporkan menyerang salah satu kamp kelompok itu di Somalia.
Pasukan Uganda adalah bagian dari misi penjaga perdamaian Uni Afrika di Somalia, yang bertujuan untuk mendukung pemerintah pusat dan menghentikan upaya Al-Shabaab untuk menggulingkannya.
Pasukan Pertahanan Rakyat Uganda (UPDF) mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pasukannya telah menyerbu tempat persembunyian Al-Shabaab di desa Sigaale, Adimole dan Kayitoy, sekitar 100 kilometer barat daya ibu kota Mogadishu. “Penggerebekan berhasil menghentikan aksi 189 anggota kelompok yang terkait dengan Al-Qaeda dan menghancurkan sejumlah perangkat keras militer dan barang-barang yang digunakan oleh para teroris itu," kata UPDF.
Tidak ada komentar langsung dari Al-Shabaab tentang serangan itu. Kelompok itu menguasai sebagian besar Somalia tengah-selatan hingga 2011. Meskipun kehilangan wilayah, kelompok itu masih menggelar berbagai serangan senjata dan serangan bom besar-besaran. (AFP/REUTERS)