Tim penyidik asal usul virus SARS-CoV-2 WHO akan memeriksa semua data dan fakta yang mereka temukan selama berada di Wuhan, China. Mencari dan mengumpulkan sampel dan melakukan analisis membutuhkan waktu yang lama.
Oleh
Mahdi Muhammad
·4 menit baca
WUHAN, JUMAT — Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO akan memeriksa semua data, fakta, dan membuka semua kemungkinan asal usul virus SARS-CoV-2, penyebab Covid-19, yang mereka temukan selama beberapa pekan berada di China. Beberapa lokasi pertama yang diduga menjadi tempat kemunculan virus ini serta para dokter yang menanganinya akan didatangi dan ditelisik lebih jauh.
Tidak ada pernyataan resmi yang disampaikan WHO atau tim penyidik di lapangan yang dipimpin Direktur Eksekutif Program Gawat Darurat WHO Michael Ryan ketika mereka memulai melakukan inspeksi lapangan ke beberapa lokasi di Wuhan, Jumat (29/1). Namun, melalui akun Twitternya, WHO mencuit, ”Semua hipotesis ada di atas meja saat tim mengikuti aturan sains dalam kerja mereka untuk memahami asal usul virus Covid-19.”
Dalam sebuah cuitan, Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, Kamis (28/1/2021), menyatakan bahwa dirinya telah melakukan diskusi yang jujur dengan Menteri Kesehatan China Ma Xiaowei. ”Saya meminta para ilmuwan internasional mendapatkan dukungan, akses dan data yang dibutuhkan, serta kesempatan untuk terlibat penuh dengan rekan-rekan China mereka,” katanya.
Konfirmasi asal-usul virus membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Bahkan, untuk bisa memahami asal muasal dan terjadinya penularan pertama bisa memakan waktu bertahun-tahun. Menentukan reservoir hewan yang diduga penyebab wabah biasanya membutuhkan penelitian yang mendalam, termasuk pengambilan sampel hewan, analisis genetik, dan studi epidemiologi.
Salah satu kemungkinannya adalah pemburu satwa liar mungkin menularkan virus kepada pedagang yang membawanya ke Wuhan. Pemerintah China telah mempromosikan teori, dengan sedikit bukti, bahwa wabah mungkin dimulai dengan impor makanan laut beku yang tercemar virus, sebuah gagasan yang ditolak mentah-mentah oleh para ilmuwan dan lembaga internasional.
WHO dalam cuitannya menyebutkan, tim akan meminta data mendasar secara terperinci dan berencana untuk berbicara dengan orang-orang yang pertama kali melakukan tindakan medis pasien Covid-19 dan sejumlah pasien pertama yang sembuh. Mereka juga akan mengunjungi Pasar Makanan Laut Huanan, titik nol pandemi; Institut Virologi Wuhan; dan laboratorium di fasilitas seperti Pusat Pengendalian Penyakit Wuhan.
Perjalanan penyelidikan itu dimulai saat tim WHO bertemu dengan pejabat China. Setelah itu tim WHO berkunjung ke Rumah Sakit Terpadu Pengobatan China dan Barat di Provinsi Hubei (Hubei Provincial Hospital of Integrated Chinese and Western Medicine), salah satu rumah pertama yang merawat pasien di awal kemunculan pandemi.
Zhang Jixian, direktur unit perawatan pasien kritis dan departemen pernapasan di rumah sakit itu, dikutip oleh media Pemerintah China sebagai orang pertama yang melaporkan kasus virus korona pada 27 Desember 2019.
Kala itu, hasil pemeriksaan CT scan pada pasangan lanjut usia menunjukkan adanya pneumonia yang berbeda dari biasanya. ”Pneumonia yang belum diketahui asal-usulnya”, demikian istilah yang digunakan saat itu.
Soal Zhang Jixian, yang dilaporkan media pemerintah sebagai orang pertama yang melaporkan adanya kasus virus tersebut, berbeda dengan pengetahuan umum bahwa yang pertama kali menemukan adanya Covid-19 dan menyebarkannya ke seluruh dunia adalah dr Li Wenliang. Namun, dr Li meninggal setelah dirawat di rumah sakit karena terinfeksi Covid-19.
Politisasi misi
Asal muasal virus Covid-19 yang kini menjadi sebuah pandemi dan telah mengakibatkan kerusakan parah dalam kehidupan umat manusia adalah isu sensitif bagi Pemerintah China. Kekhawatiran bahwa penyelidikan dan penyidikan asal muasal penyakit ini bisa dipolitisasi oleh negara-negara pesaing China membuat Beijing menolak memberikan akses kepada WHO pada Januari 2020.
Mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump menuding Beijing menyembunyikan informasi mengenai asal usul Covid-19 yang menyebabkan pandemi global. Trump juga menuding Institut Virologi Wuhan, yang merupakan fasilitas pengujian virus milik Pemerintah China, menjadi lokasi asal mula penyebaran virus korona tipe baru.
Sejumlah kepala negara mendukung keinginan Trump untuk meminta penjelasan Beijing tentang asal usul Covid-19, salah satunya adalah Australia. Tuntutan ini berujung pada perang dagang antara Australia dan China.
Beijing kembali memperingatkan Amerika Serikat terhadap ”campur tangan politik” selama tim penyelidikan bekerja, setelah Gedung Putih menuntut penyelidikan yang ”kuat dan jelas”.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian, menyatakan bahwa WHO dan para ahli China bekerja sama untuk melacak asal-usul virus. Namun, dia menekankan bahwa misi tersebut bukanlah penyelidikan. ”Itu adalah bagian dari penelitian global, bukan penyelidikan,” kata Zhao dalam konferensi pers reguler di Beijing.
”Penting untuk diingat bahwa keberhasilan misi dan penelusuran asal-usul ini 100 persen bergantung pada akses (tim) ke sumber yang relevan,” kata Thea Fischer, anggota tim WHO dari Denmark.
”Betapa pun kompetennya kami, seberapa pun keras kami bekerja, dan berapa banyak hal yang coba kami ungkap, hal-hal itu ini hanya bisa dimungkinkan dengan dukungan dari China.” (AFP/AP/REUTERS/BEN)