Ketua ASEAN pada tahun ini dipegang Brunei Darussalam. Ini jelas tugas yang tidak ringan. Potensi konflik di kawasan selalu ada. Ditambah pandemi, tugas itu semakin berat.
Oleh
REDAKSI
·2 menit baca
Peralihan kepemimpinan di ASEAN terjadi tiap tahun. Yang berbeda adalah tantangan dan persoalan, dengan dinamikanya yang berubah cepat. Saat Brunei Darussalam mengambil alih tongkat estafet kepemimpinan ASEAN dari Vietnam, dunia tengah menghadapi pandemi Covid-19.
Potensi konflik akibat persaingan kekuatan besar juga terus mengintai, salah satu episentrumnya di Laut China Selatan, yang hampir separuh areanya dikelilingi negara ASEAN. Bahkan, empat dari 10 negara ASEAN—termasuk Brunei—terlibat sengketa di kawasan tersebut.
Sungguh wajar apabila banyak pihak berharap, sekaligus mengingatkan, agar Brunei selaku ketua ASEAN sepanjang tahun ini mampu mengoordinasikan langkah negara-negara anggota ASEAN menghadapi semua tantangan itu. Harapan itu, misalnya, terlontar dalam diskusi daring Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Selasa (26/1/2021), di Jakarta (Kompas, 27/1/2021). Brunei diharapkan, antara lain, menjalankan peran koordinasi dalam percepatan penanganan pandemi Covid-19, penguatan ASEAN sebagai kawasan bukan area konflik, dan penegakan hak asasi manusia.
Untuk menjalankan tugas keketuaan itu, Brunei menetapkan tema ”We Care, We Prepare, We Prosper”. Sultan Hassanal Bolkiah, Pemimpin Brunei, menjelaskan maksud tema itu: pertama, menjaga rakyat dan kesejahteraan satu sama lain; kedua, bersiap menghadapi peluang dan tantangan masa depan; serta, ketiga, sejahtera bersama sebagai kawasan yang bersatu. Tema tersebut menyiratkan semangat dan tujuan yang ingin diwujudkan Brunei selaku ketua ASEAN. Kita berharap tema itu bukan jargon kosong tanpa bukti.
Tantangan paling nyata dan mendesak untuk cepat ditangani bersama oleh ASEAN—sebagai satu perkumpulan, bukan langkah setiap negara—adalah penanganan pandemi Covid-19. Harus diakui, sekalipun ASEAN membentuk sejumlah instrumen kerja sama, seperti ASEAN Comprehensive Recovery Framework, ASEAN Travel Corridor Arrangement Framework, ASEAN Regional Reserve of Medical Supplies for Public Health Emergencies, serta ASEAN Covid-19 Response Fund, publik belum merasakan peran itu. Setiap negara berjuang sendiri-sendiri, termasuk dalam penyediaan vaksin Covid-19 sebagai bagian upaya pemulihan dari pandemi.
Tantangan lain Brunei selaku ketua ASEAN adalah memastikan kekuatan besar dunia, terutama Amerika Serikat dan China, tidak menjadikan Asia Tenggara sebagai arena konflik. Pergantian kepemimpinan AS ke tangan Presiden Joe Biden, seperti diingatkan banyak pengamat, tidak akan mengurangi tensi persaingan AS-China. Berarti, Brunei juga perlu memastikan anggota ASEAN selalu berpegang pada kesatuan, sentralitas, dan prinsip ASEAN. Pegangan ini telah teruji mampu menjaga perdamaian dan stabilitas di kawasan selama lebih dari 50 tahun terakhir.